Disinilah Relin berada sekarang, di halaman rumah Bu Elli yang merupakan salah satu teman arisan dari Maminya. Maminya belum keluar juga dari dalam sana membuat Relin jadi tak tahan untuk tidak mengomel sendiri dalam hati.
Dia sebenarnya sudah akan menyusul ke dalam rumah itu kalau saja sebuah klakson mobil tidak mengagetkannya secara tiba-tiba.
"Apaan, sih?" tanya Relin dalam hati saat orang di dalam mobil Merchedes hitam itu masih saja mengklaksonnya.
Merasa peka Relin pun sedikit bergeser untuk mempersilahkan mobil tersebut parkir di samping mobilnya.
"Dasar aneh!" gumam Relin. Etika kesopanan nomor satu, dibandingkan dengan mengklakson seharusnya orang itu membuka kaca jendelanya untuk meminta Relin bergeser.
Mengabaikan hal itu Relin pun kembali mengetikkan pesan di roomchat-nya bersama sang Mami. Sebenarnya apa sih yang wanita itu lakukan disana? Katanya sih sebentar lagi akan keluar tapi sudah lewat setengah jam Relin menunggu tetap saja tak ada tanda-tanda arisan bulanan itu akan berakhir.
Sungguh jika dia seumuran Mami nanti dia pasti tidak akan ingin mengikuti perkumpulan semacam itu. Lebih baik dia pergi shopping saja daripada harus menghabiskan waktu untuk berbincang bersama kaum sosialita kelas atas.
Namun tiba-tiba pandangannya teralih saat pintu mobil yang ada disampingnya terbuka memperlihatkan seorang pria modis dengan stelan kemeja hitam polos yang lengannya tampak di lipat sebatas siku keluar dari dalam sana. Mata Relin membulat seketika saat melihat pria itu kini mulai memasang kaca mata hitam yang bertengger di sakunya. Oh ya dan jangan lupakan dua kancing teratasnya yang dibiarkan terbuka menambah kesan sexy dan dewasa dari diri pria itu. Damn it! He's really hott with double t. Persis seperti model Calvin Klein atau model brand ambassador berkelas lainnya setara Gucci dan H&M. Highclass!
"Cowok kayak gini kalau di aminin bisa jadi laki gue gak sih?" tanya Relin dalam hati.
Kulitnya yang kecoklatan dengan otot bisep yang menonjol di balik kemejanya sukses membuat Relin jadi mupeng. Terlebih saat melihat betapa lebarnya bahu pria itu dengan dadanya yang bidang seakan cocok sekali untuk diajak berumah tangga. Gak kebayang gimana nyamannya Relin jika bisa bersandar di dada pria itu.
Sadar telah ditatap seintens itu oleh orang yang tak ia kenal lantas membuat pria itu balas menatap Relin.
"Ada yang salah?" tanyanya dengan suara berat yang terkesan sexy. Membuat Relin jadi gelagapan sendiri.
"Gak ada," balas Relin. Dia merutuk pelan saat menyadari suara yang ia hasilkan tadi sudah seperti tikus terjepit.
Kenapa sih dia selalu lemah dengan pria-pria tampan dan hott?
Kalau saja Relin tahu sejak awal jika menjemput sang Mami arisan sama saja dengan mendapat rejeki nomplok seperti ini. Sungguh dia sama sekali tak keberatan jika harus jadi supir Mami tiap arisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
So I Married A Famous Actor? [COMPLETED]
Romance"Mi, Relin capek cari kerja mulu. Mau nikah aja!" Relin tak menyangka kalau perkataannya pada sang Mami waktu itu membuat ia jadi terjebak dalam sebuah perjodohan bersama Kavi Abiputra-seorang aktor terkenal yang sedang naik daun lantaran perannya d...