"Mi, Relin capek cari kerja mulu. Mau nikah aja!"
Relin tak menyangka kalau perkataannya pada sang Mami waktu itu membuat ia jadi terjebak dalam sebuah perjodohan bersama Kavi Abiputra-seorang aktor terkenal yang sedang naik daun lantaran perannya d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Eh sorry gue telat," ucap Relin buru-buru mendudukkan pantatnya di bangku yang ada di salah satu cafe di daerah Jakarta Selatan. "Jalanan macet banget akhir pekan ini."
Rasti—salah satu teman SMA Relin tampak mengibaskan tangan, "Alah, alesan. Bilang aja lo lupa kalau kita punya janji hari ini, kan?"
Relin menghembuskan napas lelah. "Gue ketiduran," akunya membuat kedua temannya lantas menggelengkan kepala tak habis pikir.
"Rel, rel, kebiasaan SMA jangan dibawa-bawa terus dong," balas Rasti diiringi kekehan pelan. "Gimana kalau udah nikah entar? Yang ada lo malah langsung di tendang sama laki lo gara-gara hobi ngebo."
Relin mengangkat tangannya untuk memanggil Mas-mas waitress. Jalanan Jakarta yang macet bercampur panas membuat ia merasa sangat haus. Usai memesan satu buah smoothie rasa strawberry, dia pun kembali menatap ke arah dua sahabatnya itu.
"Gak akan," ujar Relin cuek. "Yang ada nih ya malah laki gue yang ngelonin gue sambil cium-cium."
Rahma hampir tersedak mendengar penuturan Relin barusan. "Cium-cium apaan, nih?"
Relin tersenyum miring sambil mengangkat bahu. Pikirannya sudah travelling ke adegan film romance 18+ yang baru ia tonton tadi malam. Bridgerton. Sumpah rasanya saat melihat Simon Basset yang super hot membuat Relin sontak berhalu membayangkan dirinya menjadi Daphne Bridgerton. For your information, Mas Simon alias Regé-Jean Page itu adalah tipe cowok idaman Relin. Tall, dark and hot. Perpaduan yang amat sempurna! Andai saja di Indonesia ada yang seperti itu pasti Relin akan minta dinikahi detik itu juga.
"Sumpah dah, senyum lo tuh pornoable. Dari SMA kagak berubah-rubah," timpal Rasti.
"Ish, apa sih? Emang kalian tahu gue mikirin, apa?" balasnya sambil membuka daftar menu.
Rahma mendelik. "Berteman sama lo hampir 6 tahun cukup bagi kami untuk ngerti apa isi kepala lo, Rel."
"Yaudah lah kita kan juga bukan anak-anak lagi." Relin berujar sebelum dengan santainya berkata. "Udah lebih dari cukup buat nonton konten hot 18 plus plus."
"Astaga! Sumpah nih anak gak ada tobat-tobatnya," komentar Rasti dengan pupil mata melebar. Membuat Relin sontak tertawa.
"Gak papa kali, Ras nonton begituan. Itung-itung belajar nyenengin suami."
"Kayaknya setiap kali kita ngumpul bahasannya gak ada yang normal, deh," kekeh Rahma melirik singkat ke arah Relin yang kini tampak anteng-antengnya menyedot smoothie-nya yang baru datang.
"Karena Relin selalu datang membawa bahasan 18 plusnya." Rasti tampak menggelengkan kepala takjub. "Yakin deh gue diantara kita bertiga lo yang lebih dulu married."