18] Patah Hati

49.9K 5.1K 236
                                    

Kavi menatap Relin yang kini mulai sibuk mondar-mandir dari dapur menuju meja makan untuk meletakkan piring dan juga beberapa peralatan makan yang lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kavi menatap Relin yang kini mulai sibuk mondar-mandir dari dapur menuju meja makan untuk meletakkan piring dan juga beberapa peralatan makan yang lainnya. Sesekali ia juga melihat wanita itu menundukkan kepala saat Farida—sang Oma mengomelinya atas keteledoran yang ia buat. Tidak hanya kali ini, tapi tadi saat hendak mengambil air dingin di dapur ia juga melihat Omanya lagi-lagi memarahi Relin lantaran tidak bisa membedakan mana kunyit dan mana lengkuas.

"Kamu ini gimana sih? Hati-hati dong bawa mangkoknya. Liat tuh tumpah, kan?" ujar Farida sembari menunjuk kuah gulai yang sedikit tumpah di atas meja karena Relin tak hati-hati membawanya.

"Maaf, Oma. Mangkoknya tadi masih panas. Jadi, Relin---"

"Ya kalau panas alas dulu pakai kain. Umur berapa sih kamu? Masa itu aja harus dikasih tahu!" kata Farida.

"Maaf Oma. Relin gak sengaja," ulangnya.

"Yaudah sana ambil kain di belakang. Keburu Mauryn pulang nanti!"

Relin menghela napas berat sebelum kembali menuju dapur.

Selepas kepergian Relin, Kavi pun mulai berjalan menghampiri Farida.

"Oma?" panggilnya.

"Eh, Kavi? Kenapa? Kamu mau makan sekarang?" tanya wanita itu.

"Oma jangan terlalu keras sama dia. Bagaimanapun juga dia bukan anggota keluarga kita," kata Kavi memberi tahu.

Mendengar hal itu wajah Farida langsung berubah muram. "Ya memang kenapa? Harusnya kalau dia memang mau jadi istri kamu, dia harus siap sama konsekuensinya. Oma yang akan nge-tes dia pantas apa enggak jadi isteri kamu!"

"Tapi, Oma. Bukan kayak gini juga caranya."

"Oma gak peduli. Oma heran sama Ibu kamu itu. Apa sih yang dia lihat dari wanita itu sampai sebegitu yakinnya akan menjadikan dia calon menantu di keluarga ini? Memasak aja gak becus."

Prang!

"Astaghfirullah apa itu?!" seru Farida saat mendengar ada suara pecah dari dapur. Tidak hanya mereka berdua, kini semua orang yang ada disana mulai berlari menuju dapur.

Dan alangkah terkejutnya mereka semua saat melihat pecahan gelas mulai berserakan di lantai dapur dengan Relin yang berdiri disana sambil memegang kain lap.

"Kenapa, Lin?" tanya Mira tampak khawatir.

Relin yang merasa semua orang mulai berdiri di pintu untuk melihatnya sontak meringis malu.

"Itu Tante tadi pas Relin mau ngambil kain gak sengaja nyenggol gelas."

Farida berdecak keras sambil geleng-geleng kepala. Membuat Relin yang melihatnya langsung berjongkok untuk membersihkan kekacauan yang ia buat itu.

"Kamu itu yo gak becus banget, sih. Pasti di rumah gak pernah disuruh kerja ya sama orang tua kamu. Terlalu dimanja."

Relin menundukkan kepala. Perkataan Farida barusan sontak membuatnya merasa kehilangan mood untuk melakukan apapun. Terlebih yang mendengarnya bukan hanya mereka berdua tapi semua orang yang ada di rumah ini.

So I Married A Famous Actor? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang