"Saya terima nikahnya Narentia Relin Puspawijaya binti Wijaya Aryasetyo dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Suara lantang Kavi terdengar bergema di ballroom saat menyambut uluran tangan dari Wijaya—Papi Relin yang hari ini bertindak sebagai wali nikah.
"Bagaimana para saksi? Sah?" ujar Bapak penghulu sambil melirik dua saksi yang berada di dekatnya.
"Sah!"
"Alhamdulillah."
Kavi menghela napas lega sebelum akhirnya menengadahkan tangan untuk berdoa. Untung saja dia melakukannya dengan benar tanpa ada kesalahan. Mengingat seminggu lalu ia terus saja mengulang-ulang Ijab Qabul tersebut agar tidak lupa menjelang hari H. Alhamdulillah atas izin Allah semuanya berjalan dengan lancar.
Hari ini ia dan Relin resmi menyandang status sebagai sepasang suami istri. Sungguh ini adalah hari yang benar-benar membahagiakan sekaligus mengharukan bagi Kavi. Jantungnya yang sedari tadi berdetak tak karuan kini mulai stabil seperti biasa. Ketegangannya mendadak hilang berganti dengan perasaan senang yang sangat sulit dijelaskan dengan kata-kata.
Perlahan senyumnya terulas ketika melihat Relin yang kini mulai berjalan mendekat padanya didampingi oleh Mama dan kakak iparnya. Wanita itu terlihat sangat cantik dalam balutan kebaya putih dan juga hiasan di kepalanya. Terlihat Relin yang tadinya menunduk sontak tersenyum saat mata mereka tanpa sengaja bertemu.
Setelah mengalami masa pingitan yang mana mereka tidak diizinkan bertemu untuk beberapa hari, akhirnya Kavi bisa kembali melihat Relin-wanita yang kini sudah sah menjadi istrinya. Dia menatap Relin tanpa bisa berkedip membuat semua orang yang ada di sana lantas memanfaatkan keadaan itu untuk menggodanya.
"Ya ampun Kavi kamu lihatin Relin sampai segitunya. Tahu kok kalau menantu Mama ini cantik, tapi liatnya jangan sampai segitunya dong," gurau Mira yang duduk tak jauh darinya.
"Pasti udah kangen berat kan karena beberapa hari gak ketemu," goda Puspa menimpali yang langsung dibalas kekehan oleh semua orang.
Godaan-godaan kembali datang silih berganti membuat pipi Relin lantas bersemu merah mendengarnya. Kini ia diposisikan untuk duduk bersebelahan dengan Kavi. Rasanya aneh, karena status pria itu kini sudah resmi menjadi suaminya.
"Relin juga kalau mau lihat Kavi lihat aja. Jangan malu-malu gitu. Kan kalian udah sah," timpal Vina— kakak ipar Kavi gantian menggoda.
Relin menipiskan bibir sambil melirik ke arah Kavi. Sejak masuk ke ballroom dia memang sudah dibuat terpesona dengan ketampanan suaminya itu. Efek pingitan membuat ia jadi sangat merindukan pria yang kini sudah sah menjadi suaminya. Rasanya Relin ingin sekali memeluk Kavi detik ini juga. Tapi mengingat di sini masih banyak orang, dia pun memutuskan untuk menahan diri.
Setelah selesai menandatangani dokumen pernikahan acara pun dilanjutkan dengan penyerahan mahar dan bertukar cincin.
Kavi lebih dulu meraih tangan Relin untuk memakaikan cincin tersebut di jari manis istrinya itu. Tak lupa mereka saling bertukar senyum sebelum Relin gantian meraih tangan Kavi dan memasangkan cincin tersebut di jari pria itu. Saking gugupnya, Relin malah sampai gemetar ketika untuk pertama kalinya ia mencium punggung tangan seorang pria yang kini telah resmi menjadi suaminya. Rasanya Relin masih tak percaya kalau hari ini ia sudah diperistri oleh orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
So I Married A Famous Actor? [COMPLETED]
Romance"Mi, Relin capek cari kerja mulu. Mau nikah aja!" Relin tak menyangka kalau perkataannya pada sang Mami waktu itu membuat ia jadi terjebak dalam sebuah perjodohan bersama Kavi Abiputra-seorang aktor terkenal yang sedang naik daun lantaran perannya d...