24] Jadi, Saya Ini Idaman?

57K 4.9K 67
                                    

Hari Minggu adalah hari membabu bagi Narentia Relin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Minggu adalah hari membabu bagi Narentia Relin. Usai membereskan kekacauan di dapur akibat tadi pagi sempat membuat oatmeal, ia pun beralih untuk membereskan meja riasnya yang super duper berantakan. Tangan Relin bergerak untuk menata semua skincare dan alat make up-nya dengan rapi. Tak lupa ia juga membuang semua tisu dan kapas bekas yang berserakan di atas mejanya ke tempat sampah kecil yang ada disisi tempat tidur. Setelah semuanya beres, wanita itu pun mulai menyapu dan mengepel lantai kamarnya hingga bersih.

Keringat mulai bercucuran di dahi Relin yang hari ini hanya mengenakan tanktop dan celana pendek saja. Rambutnya yang sudah ia jedai tinggi kini mulai lepek di beberapa sisi akibat terkena tetesan keringat. Bagaikan seorang gembel Relin mulai berlan menuju kulkas yang ada di dapur untuk mengambil air dingin.

Relin mendesah lega saat air itu mulai mengaliri kerongkongannya yang terasa kering. Disela tegukannya ia teringat dengan tawaran Kavi kemarin tentang menghadiri acara ulang tahun Zea. Memang sih hari ini dia memang sedang tidak ada jadwal apapun. Seperti minggu sebelumnya kegiatan Relin hanya diisi dengan berkutat di kamar sambil menonton netflix dan mencoba resep makanan aneh baru yang lewat di fyp tiktok-nya.

Dering ponsel yang terdengar dari ponselnya yang berada di kamar membuat Relin langsung terburu-buru kesana. Tak biasanya pagi-pagi begini Maminya menelpon. Ada apakah gerangan yang terjadi?

"Halo, Mi."

"Halo, Relin. Sekarang kamu dimana?"

Bukannya bertanya apa dia sudah makan atau belum, Maminya malah menanyakan pertanyaan retoris yang jelas dia sendiri pasti sudah tahu apa jawabannya. Memang di minggu pagi seperti ini Relin ada di mana jika tidak di apartemennya sendiri?

"Di apartemen lah, Mi. Emang Relin mau kemana lagi?" balas Relin sambil merapikan letak pigura fotonya.

"Yaudah, nanti Mami kasih alamat apartemen kamu ke Anggara ya biar dia bisa jemput."

Relin sontak mengerutkan dahi. "Bentar bentar," tahannya dengan kedua alis menyatu. "Anggara siapa, Mi? Anggara temennya Anggora," lanjut wanita itu asal.

Di ujung sana terdengar decakan sebal dari Puspa. "Anggara anaknya Tante Sarah itu lho. Bukannya kemarin Mami udah kirimin fotonya ke kamu. Foto pertama, yang Dokter."

Relin yang masih tak paham lantas kembali bertanya. "Ya terus? Ngapain Mami kasihin alamat aku ke dia? Buat apa, sih?"

"Ya biar dia bisa jemput kamu dong. Kemarin Jeng Sarah bilang Anggara setuju dijodohin sama kamu. Makanya dia mau kenal kamu lebih dekat. Kalian bisa ngobrol-ngobrol dulu berdua kali aja cocok kan. Siapa tahu?"

Relin gantian berdecak. "Gak bisa, Mi. Hari ini Relin mau pergi keluar."

"Mau pergi kemana kamu? Gak usah ngelak ya."

Relin berjalan menuju balkon kamarnya untuk melihat pemandangan. Dia tahu Maminya bukan tipikal orang tua yang bisa dibohongi dengan mudah.

"Hari ini Relin mau ke pesta ulang tahun seseorang."

So I Married A Famous Actor? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang