"Mi, Relin capek cari kerja mulu. Mau nikah aja!"
Relin tak menyangka kalau perkataannya pada sang Mami waktu itu membuat ia jadi terjebak dalam sebuah perjodohan bersama Kavi Abiputra-seorang aktor terkenal yang sedang naik daun lantaran perannya d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kavi memandangi cara Relin makan dengan tatapan menilai. Tidak seperti kebanyakan wanita pada umumnya, Relin terlihat cukup berantakan saat sedang makan. Terbukti dengan saus teriyaki yang kini tengah menempel di sekitar bibirnya saat ia sedang menyantap teriyaki beef bowl dengan nasi panas plus telur mata sapi di atasnya.
Relin yang baru sadar telah ditatap seperti itu lantas mengerjapkan mata. Saking enaknya makanan itu ia jadi lupa kalau sekarang ia sedang makan di depan seorang pria yang berpotensi menjadi masa depannya, Sial! Kalau begini bisa-bisa Kavi jadi ilfeel beneran pada Relin.
"Mas Kavi gak makan? Kok cuma pesen kopi, doang?" tanya Relin sambil mengambil serbet untuk di lapkan ke sekitar bibirnya yang penuh saus.
Kavi tampak tersentak pelan. "Saya masih kenyang," ucap pria itu. Dia memberi jeda sejenak sebelum kembali melanjutkan. "Kamu sendiri kayaknya lahap sekali makannya?"
Pupil mata Relin melebar. Damn it! Apakah itu sindiran kalau tadi ia makan sudah seperti orang kelaparan?
Relin nyengir canggung. "Iya Mas soalnya Relin emang belum makan sejak tadi pagi."
"Kok bisa?"
"Di rumah lagi gak ada orang," balasnya. "Mami Papi lagi pergi ke Jakpus nengokin cucu."
Kavi manggut-manggut. "Emang kamu gak bisa masak?" tanyanya dengan nada penuh selidik.
Relin meneguk ludah dalam. Sial! Apalah ini sebuah kode? Mana dia belum sempat belajar masak lagi sama Mami.
"Bisa kok, Mas."
"Bisa masak apa aja?" tanya Kavi lagi. Membuat Relin jadi deja vu dan teringat adegan satu minggu lalu saat ia sedang di interview langsung oleh seorang hrd di salah satu perusahaan asuransi.
"Banyak, Mas. Relin bisa masak air, masak mie rebus dengan telur setengah mateng, mie goreng pedas, semua makanan berbahan dasar telur, roti panggang, oatmeal dan bahkan baru-baru ini Relin udah bisa bikin popcorn," jelasnya panjang lebar. Jujur dan tak ada kebohongan.
Kavi mengerutkan dahi. Masakan yang Relin sebutkan tadi jelas adalah masakan standar yang semua orang pasti bisa lakukan.
"Tapi, Relin orangnya mau belajar kok, Mas," ucapnya menambahkan. "Untuk sekarang Relin emang cuma bisa masak makanan yang Relin suka. Tapi, kalau semisalnya ada makanan yang Mas suka dan pengen Relin bikinin pasti Relin bakal belajar gimana cara buatnya."
Kavi mengangkat satu alis tinggi. "Jadi, apa itu tandanya kamu menerima perjodohan ini?"
Relin terdiam sejenak. "Bukannya emang harus diterima, ya?"
"Kamu bisa menolak kalau kamu memang gak mau," ucap Kavi berharap sekali Relin akan menolaknya. "Dan saya jelas gak akan mempermasalahkannya. Lagipula kamu masih terlalu muda untuk menikah."
"Gak papa kok, Mas. Emang Relin sendiri yang mau nikah," kata wanita itu membuat Kavi lantas mengerinyitkan dahi. "Dan Relin jelas gak akan nolak perjodohan ini."