44] Om Ganteng

38.7K 3.8K 150
                                    

Relin memutuskan untuk tinggal lebih lama di rumah orangtuanya saat kakak dan kakak iparnya tiba-tiba datang dan memintanya untuk menjaga Abel sebentar selagi mereka pergi ke rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Relin memutuskan untuk tinggal lebih lama di rumah orangtuanya saat kakak dan kakak iparnya tiba-tiba datang dan memintanya untuk menjaga Abel sebentar selagi mereka pergi ke rumah sakit. Rencananya mereka berdua ingin membawa Kenzie check up ke dokter untuk mengetahui alasan kenapa sering muncul ruam dan bintik-bintik berwarna kemerahan pada kulit anaknya itu.

Abel menolak ikut dengan alasan tidak suka bau rumah sakit. Membuat Reinald dan Syahza jadi tak punya pilihan lain selain menitipkan kembali anak itu di rumah orangtuanya dengan catatan Abel harus tetap mengerjakan PR-nya dan tidak boleh nakal selama berada di sana.

Dan di sinilah Relin berada sekarang, duduk berhadapan dengan Abel sambil memantau anak itu mengerjakan PR-nya.

"Coba hitung lagi masa iya enam ditambah empat sembilan," gemas Relin sambil menghapus jawaban yang telah ditulis Abel di bukunya tersebut.

Sungguh! Kenapa sih setiap mengajari anak kecil ia bawaannya selalu emosi begini?

"Coba hitung yang bener. Aunty mau lihat gimana caranya kamu bisa sampai dapet hasil segitu," ujar Relin lagi membuat Abel lantas memanyunkan bibir sambil merentangkan sepuluh jarinya.

"Enam ditambah empat." Abel mulai membuka jarinya mengikuti soal yang telah disediakan. "Enam. Tujuh. Delapan. Sembilan. Sepuluh."

"Nah kan! Dimana datangnya sembilan?" tanya Relin tak habis pikir.

"Iya, iya, maaf tadi Abel salah hitung," jawab gadis kecil itu sebelum menuliskan jawaban yang benar. Membuat Relin lantas menggelengkan kepala.

"Gara-gara Aunty juga sih."

"Lah kok salah Aunty," ucap Relin heran. Bagus ya masih kecil sudah bisa playing victim.

"Habisnya Aunty ngajarin sambil marah-marah. Abel kan jadi gak fokus. Beda banget sama Om kemarin, Abel salah aja dia masih tetap senyum."

Relin yang mendengar hal itu lantas melebarkan mata. "Om kemarin?" Dia jelas tahu siapa sosok yang Abel maksud.

Abel mengangguk sambil terus menulis. "Iya, yang ganteng itu. Aunty mau lihat? Kemarin Abel sempet foto bareng lho."

Abel jarang memuji orang ganteng. Bahkan dengan Abinya sendiri ia harus dipaksa dulu baru mau untuk mengucapkannya. Jadi kalau sekarang ia mengatakannya dengan sukarela pasti itu adalah kenyatannya. Harus Relin akui standar ganteng menurut Abel bagus juga. Persis seperti dirinya. "Mau! Mana fotonya Aunty mau lihat!" serunya membuat Abel lantas berjalan menuju tas untuk mencari ponsel.

"Ini fotonya." Abel mulai menyerahkan ponselnya yang sedang memperlihatkan menu galeri pada Relin. Relin yang penasaran langsung men-scroll foto-foto itu. Dia sama sekali tak heran jika di pertemuan pertama mereka bisa sedekat itu. Mungkin alasannya adalah karena Kavi tipikal orang yang mudah akrab dengan anak kecil.

"Om-nya juga baik banget pas ngajarin Abel. Dia janji kapan-kapan mau traktir Abel makan es krim."

"Wah seru dong! Ajakin Aunty sekalian ya."

So I Married A Famous Actor? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang