Relin tidak tahu apa yang sebenarnya sedang Kavi bicarakan dengan Maminya saat ini. Namun dari apa yang ia lihat Maminya terlihat cukup antusias ketika mendengarkan pria itu bicara. Sepertinya Kavi berhasil menarik perhatian semua anggota keluarganya. Setelah tadi sempat terlihat cukup akur saat sedang mengobrol dengan Reinald—abangnya ketika memanggang daging untuk barbequan, kini Relin kembali dikejutkan dengan kedekatan Kavi dan Maminya yang kini tampak tengah duduk bersama di sofa depan televisi.
Tadinya dia ingin sekali membahas tentang kalung, namun saat melihat pria itu tampak sibuk berjalan kian kemari untuk mengakrabkan diri dengan anggota keluarganya membuat Relin memutuskan untuk bersabar. Harus ia akui hari ini Kavi terlihat begitu bersemangat untuk mendekatkan diri dengan semua orang. Sampai tidak ada waktu untuk duduk sebentar dengannya. Tapi walaupun begitu, Relin jelas sangat senang melihatnya. Dia sangat penasaran dengan apa yang Kavi bicarakan pada Maminya sampai wanita itu jadi menatapnya dengan tatapan berbinar.
Relin baru saja selesai mencuci peralatan makan dan alat-alat bekas barbequan tadi saat ia merasakan sebuah tangan mulai mendekapnya dari belakang.
"Kemana saja? Dari tadi Mas cariin kamu."
Relin sontak berbalik dan langsung dihadapkan dengan dada bidang Kavi. Dia bahkan harus mengangkat dagunya agar bisa melihat wajah pria itu. Ini selalu terjadi kalau mereka berada di posisi yang terlalu dekat.
"Bukannya dari tadi Mas yang sibuk patroli kesana kemari buat mengakrabkan diri."
Mendengar ucapan Relin barusan Kavi lantas terkekeh. "Mengakrabkan diri itu perlu supaya nanti pas jadi menantu gak canggung lagi," katanya sambil menjawil hidung Relin yang mendadak jadi ikutan tertawa.
"Gemes banget sih." Tanpa aba-aba Relin langsung maju selangkah untuk bisa memeluk Kavi. Dia heran bagaimana bisa pria itu masih bisa sewangi ini jika yang ia lakukan sejak tadi adalah mondar mandir kian kemari.
"Semenjak Mas bilang suka perempuan yang punya inisiatif duluan kamu apa-apa jadi pengen jadi yang pertama ya," ucap Kavi balas memeluk Relin. Tangannya tergerak untuk mengacak permukaan rambut wanita itu. "Tadinya cium pipi, terus sayang, sekarang malah meluk."
"Oh jadi Mas gak suka?" ucap Relin jutek walau ia sendiri masih enggan melepaskan pelukannya. Terlalu nyaman dan hangat.
"Suka dong!" serunya. "Asalkan untuk beberapa hal lain kamu harus mengizinkan Mas untuk jadi yang pertama melakukannya."
Relin yang terheran sontak melepaskan pelukannya. "Maksudnya?"
"Ini salah satunya," kata Kavi lalu mendaratkan sebuah kecupan di kening Relin.
"Maass, nanti diliatin orang!" serunya sambil mencubit lengan Kavi. Membuat pria itu hanya bisa tertawa sembari menikmati semburat jingga yang terlihat di kedua pipi Relin usai ia mengecup kening wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
So I Married A Famous Actor? [COMPLETED]
Romance"Mi, Relin capek cari kerja mulu. Mau nikah aja!" Relin tak menyangka kalau perkataannya pada sang Mami waktu itu membuat ia jadi terjebak dalam sebuah perjodohan bersama Kavi Abiputra-seorang aktor terkenal yang sedang naik daun lantaran perannya d...