Extra Chapter

84.1K 3.6K 112
                                    

• e x t r a  c h a p t e r •

Relin keluar dari kamar mandi sambil menahan nyeri di pangkal pahanya. Kalau kalian tanya apa mereka sudah melakukannya? Jawabannya adalah iya. Setelah saling mengucapkan kalimat i love you satu sama lain mereka berdua benar-benar melakukannya.

Kalau kalian kepo soal lingerie, benda itu kini sudah teronggok di tempat sampah. Kavi merobeknya dengan begitu brutal dan tak sabaran selagi ia memberikan jejak kepemilikan di leher dan dada Relin. Suaminya itu juga berpesan agar lain kali tidak perlu memakai pakaian aneh seperti itu. Ribet dan juga membuang waktu katanya karena nanti juga bakal dilepas. Hm, ngokhey.

Relin yang sudah selesai mandi dan berkeramas lantas mendekat ke arah tempat tidur. Dapat ia lihat suaminya itu masih tidur dengan selimut yang menutupi tubuh. Padahal mereka sudah sepakat kalau pagi ini akan mengunjungi rumah kedua orangtua mereka.

"Maas bangun!" panggil Relin sambil menarik selimut yang menutupi tubuh pria itu sehingga dada bidang dan otot tangannya jadi terlihat. Ya semalaman pria itu memang tidur tanpa baju. Katanya sih sudah kebiasaan begitu. "Katanya mau pergi ke rumah Mami."

Kavi tak bergeming, dia hanya bergerak sedikit untuk membenarkan posisi tidurnya. Sepertinya suaminya itu sangat lelah karena pergulatan mereka tadi malam.

Tak putus asa Relin pun berjalan menuju sisi lain tempat tidur. Menaiki kasur sambil menggoyangkan lengan suaminya itu. "Mas, ayo bangun!" pintanya sekali lagi sambil menatap lekat wajah sang suami.

Alis tebal, hidung mancung, jambang tipis dan juga bibir tebalnya yang berwarna merah. Sebuah ide cemerlang muncul begitu saja dalam benak Relin. Baiklah, kalau cara yang ia pakai tadi tidak bisa membuat Kavi bangun maka ia jamin cara yang ini pasti bisa membuat pria itu langsung membuka mata.

Perlahan Relin mulai mendekatkan wajahnya ke arah Kavi sebelum memberi beberapa kecupan di wajah pria itu. Mulai dari dahi, hidung, pipi, bibir dan juga dagu. Berulang kali.

Dan benar saja mendadak Kavi jadi membuka matanya dan mengerinyitkan dahi saat wajah Relin sudah ada di hadapannya dengan wangi shampoo yang menguar.

"Good morning, my husband." Relin melebarkan senyum sambil membelai rambut Kavi. "Gimana tidurnya? Kayaknya nyenyak banget sampai dibangunin dari tadi gak bangun-bangun."

Bukannya menjawab Kavi malah langsung membawa tubuh Relin ke dalam pelukannya. "Sudah mulai nakal ya?" tanyanya sambil memeluk Relin seperti sedang memeluk guling.

Relin berontak dalam pelukan Kavi. Pria itu memeluknya dengan begitu erat, membuatnya jadi kesulitan bernapas. "Mas, pengap!" serunya membuat Kavi lantas terkekeh dan melonggarkan pelukannya.

Dibawah kungkungannya Kavi menghujani Relin dengan beberapa kecupan, sama seperti yang tadi dilakukan wanita itu padanya.

"Maass, gak boleh cium-cium sebelum mandi!" Relin berusaha mengelak. Dia tidak mau acara ke rumah Mami gagal hanya gara-gara mereka kelepasan melakukan itu lagi.

Kavi terkekeh lalu kembali merebahkan tubuhnya di samping Relin. Dengan begitu posesif ia melingkarkan tangannya di perut rata milik sang istri sebelum akhirnya kembali memejamkan mata.

"Ih, Mas kok tidur lagi sih!" protes Relin. "Ayo bangun!" Relin menggoyangkan lengan Kavi berulangkali.

"Kiss morning?" pintanya membuat Relin lantas memutar mata.

Relin membuang nafas kasar. "Habis ini mandi ya?" ucapnya lalu dengan cepat mengecup bibir suaminya itu.

"Di sini juga?" Kavi sontak menunjuk pipi kanannya. Berusaha mencari kesempatan.

So I Married A Famous Actor? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang