39. Kedatangan

599 66 7
                                    

Range Rover hitam itu tampak melaju menjauhi kawasan bandara. Sesi perbincangan dari dua orang yang berada di mobil itu di mulai sejak mereka berada di dalam mobil.

"Why you don't say if you wanna go to Indonesia?"

"Surprised! aber mommy sagte du wärst krank, also wollte ich besuchen." (Tapi mommy bilang kamu sakit, jadi aku mau berkunjung)

"But you also miss me, right?" Raut wajah itu tampak sangat menyebalkan, membuat seseorang di sebelahnya tanpa ragu mencubit lengan nya dengan keras.

"Stop being annoying, Sam!" Rajuknya yang langsung membuang muka.

See? Memang dasarnya Samuel yang menyebalkan, jadi saat berhadapan dengan siapapun dia akan tetap menyebalkan.

"Ya Allah gemoy banget ini mahluk satu, jadi pengen karungin terus lempar ke laut." Tawanya pelan.

Mendengar kalimat yang asing di telinganya, gadis Jerman itu menoleh dengan wajah yang masih tertekuk. Namun ekspresi penasaran nya pun tidak dapat di sembunyikan.

"Gemoy?"

"Gemoy that means gemas. Kamu tau kan?" Samuel mengangkat sebelah alisnya.

Laura diam sejenak sebelum akhirnya mengangguk. Dia masih ingat dengan beberapa kata dari bahasa Indonesia yang pernah di ajarkan oleh Samuel sebelumnya.

"I see. Aku ingat. Jadi gemoy itu ... Gemas?" Tanya nya memastikan, dengan ucapannya yang belum begitu fasih.

Samuel mengangguk sebagai balasan, lalu kembali fokus menyetir. Ia sempat bernyanyi-nyanyi kecil, sebelum akhirnya tersadar akan sesuatu.

"Astaghfirullah, gue lupa!"

Lelaki itu semakin panik ketika tau bahwa sekarang sudah saatnya pulang sekolah. Dengan grasak-grusuk, di keluarkan nya ponsel dari saku jaketnya lalu mendial nomor seseorang.

"Lo dimana, sat?!"

Baru saja ingin mengatakan sesuatu, suara di seberang sana sudah menyerobot duluan.

"Duh, Al. Gue minta tolong lo buat anterin Nayra balik, ya? Jangan sampe dua curut yang nganterin. Sumpah, gue lupa. Ini mendadak banget soalnya. Pokoknya harus lo yang nganter, jangan yang lain."

"Lah emangnya lo kemana, hah?! Apaan sih anjir? Nggak jelas bangsat!"

"Udah, anterin aja pokoknya!"

"Heh! Lo---"

Tut.

Malas mendengar protes dari Aldi, Samuel memilih untuk mematikan sambungan teleponnya. Di tempat lain, mungkin saja saat ini Aldi jadi ingin menendang Samuel supaya menghilang bersama pluto saking menyebalkan nya.

"Wanna buy something around here?"

"Smoothies!" Laura menjawab cepat.

Jujur saja, sejak keluar dari bandara tadi rasanya Laura ingin membeli sesuatu, namun merasa tidak enak pada pada Samuel. Ketika ada kesempatan, Laura tidak boleh menyia-nyiakannya, kan?

Samuel tertawa menahan gemas karena gadis di sebelahnya ini. Sudah lama tidak bertemu, ternyata Laura semakin menggemaskan saja, duh.

"Oke, kalo gitu kita cari cafe deket sini aja."

Sebenarnya Laura tidak begitu paham artinya, tetapi mendengar kata 'cafe' membuatnya tak terlalu bingung. Mungkin saja Samuel akan membawanya ke sana, kan?

•°•°•°•°•

"Kak, aku haus."

"...."

SAM & NAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang