40. Kemarahan Nayra

1.1K 88 17
                                    


Jam istirahat pertama, kantin sedang padat-padatnya akan siswa-siswi yang berlomba-lomba untuk mendapatkan pesanan mereka. Seluruh tempat di kantin sudah penuh, membuat beberapa orang yang tidak mendapat bagian tempat duduk memilih untuk membawa makanannya ke kelas.

"Udah sih, lagian cuma mirip, kan? Jangan sampai karena itu lo malah lupa fakta yang sebenarnya."

"Iya gue tau, gue nggak lupa. Tapi kepikiran terus sampe sekarang."

Risa menyesap jus jambu nya sebentar sebelum ikut menimpali.

"Efek kangen kali. Kan sejak hari itu lo nggak pernah ngeliat Bara lagi. Makanya pas liat orang yang mirip sama dia di cafe kemaren lo jadi kepikiran terus. Lagi pula cuma mirip ini, bukan persis. Banyak kali orang lain yang mirip sama seseorang," ujarnya panjang.

"Duh pintar nya bayi gue."Dena mencubit kedua pipi yang paling muda dengan gemas, yang langsung di tepis oleh Risa.

Karena demi apapun, cubitan Dena sangat sakit meskipun itu cuma bercanda.

Nayra hanya mendengus, lalu menggeser piring batagornya ke depan. Nafsu makannya sudah hilang sekarang, padahal sisa makanannya masih banyak.

"Ngelamun aja neng, mikirin gue ya?"

Tiba-tiba dari sebelah kiri, seseorang mencubit pipinya pelan. Ketika menoleh, terpampang lah wajah Samuel dengan cengiran lebarnya.

"Apaan sih." Ia langsung menepis tangan Samuel.

Sementara Samuel cemberut. Ini sudah penolakan yang ke berapa kalinya sih? Tapi tidak apa, gas saja terus. Pantang mundur sebelum dapat.

"Galak banget. Lo marah sama gue?"

"Nggak."

"Masa?"

"Bacot." Nayra berdecak.

"Beneran marah sih itu. Pasti gara-gara lo tinggal kemaren tuh, Sam," Sahut Gavin.

Samuel mengangkat sebelah alisnya, "Lo beneran marah?"

Nayra malah mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan itu. Dia marah? Untuk apa?

"Nggak." Ia mengulang jawaban yang pertama.

Toh dia memang benar-benar tidak marah. Sedikit kesal sih memang.

"Oh, iya. Lo kemaren kemana main tinggalin temen gue?" Tanya Dena.

"Pick up someone special in his heart." Ini Arka yang menjawab.

Risa dan Dena mengernyit, sementara Nayra hanya diam, tidak memberikan respon apapun.

"Siapa?"

"Intinya sih cewek, cantik, gemesin." Aldi ikut menjawab.

"Lo---"

"Apa?" Samuel menatap Dena yang kini juga tengah menatapnya tajam.

"Beneran, Vin?"

Risa menatap Gavin, menuntut jawaban. Sementara yang di tanya cuma mengangguk santai. Lagi pula Gavin tidak bohong. Memang spesial, kan?

"Gue duluan."

Semua tatapan beralih pada Nayra yang kini sudah berdiri, dan langsung meninggalkan tempatnya. Ada apa dengan gadis itu?

"BEB! GUE NGGAK DI TUNGGUIN?"

Bahkan Nayra tidak menggubris teriakan Samuel. Kakinya terus melangkah ke kelas.

Sesampainya di kelas, bukannya ketenangan yang ia dapatkan, emosinya malah semakin naik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAM & NAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang