36. Masuk BK

970 86 4
                                    


"Untuk apa membela diri, kalau orang dalam lebih berkuasa?"

Suasana di dalam ruangan itu tampak tegang. Dengan tiga orang yang duduk berhadapan.

"Apa maksud kamu dengan orang dalam, Nayra?"

Yang di tanya hanya mendengus. Tangannya terlipat di depan dada, menatap seorang guru di hadapannya.

"Bukannya udah jelas? Memangnya ibu berani menghukum anak kepala sekolah? Kalau berani, coba deh. Mungkin aja abis ini Bu Marsha bakalan ngamuk sama ibu."

"Heh! Maksud lo apaan?"

Nayra tidak mempedulikan pertanyaan barusan dari orang berbeda. Matanya kini hanya fokus menatap guru BK di depannya yang diam tak menjawab.

"Kenapa diem? Enggak berani ya, bu? Makanya, hukum saya aja. Saya bukan tipe anak yang suka mengadu ke orang tua, kok. Jadi ibu enggak perlu khawatir, ayah saya tau masalah ini. Yaa walaupun saya enggak salah sih, tapi gapapa lah. Saya ikhlas."

Si guru masih diam, tidak membalas satupun dari perkataan Nayra. Membuat Nayra akhirnya jengah. Demi apapun, lebih baik ia diberi hukuman entah itu berdiri di tengah lapangan atau apalah, yang penting dirinya tidak lagi berada di ruangan sialan ini.

"Sebaiknya kalian berdua kembali ke kelas. Saya tidak akan memberikan hukuman apapun," putus sang guru akhirnya.

Dahi Nayra mengerut tak suka, ia merasa tidak puas dengan jawaban itu.

Well, setidaknya ia tahu itu palsu.

"Kenapa? Setidaknya ibu bisa kasih saya hukuman. Kan udah saya bilang, saya bukan tipe anak yang suka mengadu. Jadi jangan khawatir kalau misalnya besok tiba-tiba udah enggak terdaftar sebagai guru di sini."

Wajah bu guru---sebut saja Vera, memerah. Tampaknya ia sedikit tersinggung dengan ucapan Nayra barusan.

Persetan dengan sopan santun, karena Nayra benar-benar membenci orang-orang yang hanya menilai dari derajatnya.

Hanya karena ayahnya memiliki posisi penting disini, ia tidak jadi di hukum? Keadilan macam apa ini? Meskipun Nayra dapat meyakinkan kalau dirinya tidak sepenuhnya salah, tetapi---oh ayolah, sudah banyak siswa yang di berikan hukuman dalam kasus yang sama sepertinya---berurusan dengan Tari. Tapi kenapa saat gilirannya, ia malah di bebaskan dari hukuman?

Kalau Tari sih, Nayra sudah tidak heran. Mana mau guru itu memberikan hukuman pada anak kepala sekolah.

"Saya bilang kembali ke kelas, Nayra!"

Nayra mendengus. Lalu dengan gerakan kasar, ia berdiri dari duduknya. Sebelum benar-benar keluar dari ruangan itu, Nayra sempat berbicara sesuatu pada Tari.

"As always, lo akan terbebas dari hukuman karena pangkat orang tua lo. Lo tau? Lo tuh cuma anak manja yang bisanya ngadu ke orang tua---"

Nayra menjeda kalimatnya.

"---dan merebut hak orang lain.

Upss! Canda, bitch."

Nayra tertawa pelan, dan akhirnya benar-benar menghilang di balik pintu. Meninggalkan dua orang di dalam sana yang masing-masing merasa emosi dikarenakan satu orang.

SAM & NAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang