"ALAANN!! COME HERE!!""Apa sih, Kak? Teriak teriak ga jelas."
Seorang anak laki-laki datang menghampiri Samuel yang berteriak tadi, dengan wajah tanpa dosanya. Sedangkan Samuel sendiri sudah ingin menendangnya hingga ke Antartika sana.
Untung bocah, batin Samuel sabar.
"Kamu kasih makan apa Thomas tadi?"
Anak laki laki itu menggaruk belakang kepalanya, lalu nyengir, "Cuma kasih minum jamu sama pizza yang ada di kulkas tadi aja, kok." Jawabnya tanpa rasa bersalah.
Samuel memijat pelipisnya, pening. Pening dengan tingkah adik sepupunya ini. Pantas saja dari tadi Thomas meow meow terus, mana keras lagi suaranya. Samuel yang lagi asik ngehujat James langsung kaget dan segera mengecek Thomas. Sepertinya kucing jomblo itu sakit, karena di kasih jamu sama pizza oleh Alan.
Kucing kok makannya pizza, ck.
Samuel menghela nafas, miris dengan nasibnya nanti. Iya, nasib dirinya, bukan nasib si Thomas. Iyalah, secara Thomas itu adalah kucing kesayangan Mommy nya. Bahkan sepertinya Mommy nya itu lebih sayang pada Thomas, bukan dirinya. Kadang Samuel sampai mikir yang sebenarnya anak Mommy Daddy nya itu siapa sih? Dan entah sejak kapan pula Allisya mulai menyukai kucing.
Nah, kalau Allisya sampai tau kalau kucing kesayangannya sakit, bisa habis Samuel di bantai. Meskipun Mommy nya sekarang ada di Jerman sana, namun dia tidak pernah melewatkan kabar Thomas. Padahal kabar anaknya sendiri jarang di tanyakan. Ckckck.
Samuel bergidik membayangkan rentetan omelan panjang lebar yang akan di layangkan Mommy galaknya itu nanti, meskipun hanya lewat telepon. Bisa bisa langsung ke THT ia nanti.
"Gemes, deh. Jadi pengen sleding." Samuel menahan kepalan tangannya karena merasa greget dengan anak laki-laki berusia 6 tahun itu.
"Sleding itu apa, Kak?" Tanya Alan polos, membuat Samuel semakin ingin melemparnya ke kandang buaya.
Sabar, Sam. Inget, cowo sabar jadi makin ganteng. Batinnya.
"Sejenis makanan." Jawabnya sambil tersenyum masam.
Di hari Minggu seperti ini, harusnya Samuel bisa merasakan ketenangan tanpa gangguan apapun. Tapi semua itu langsung buyar ketika pagi pagi sekali Alan sudah datang kesini bersama Mamanya--Meisya--yang kini sudah pulang, sementara Alan masih disini. Katanya sih, Alan yang merengek minta main kesini.
Poor Samuel!
Samuel melirik jam tangannya, "Yaudah lah, entar sore dibawa ke dokter hewan aja. Jangan mati dulu ya, Thomas. Dosa gue masih banyak sama lo. Gue juga masih mau ngehujat lo, biar si James ada temen jomblo nya." Ia berjongkok, kemudian mengelus Thomas.
Melihat kakak sepupunya seperti itu, Alan ikutan jongkok dan mengelus Thomas, "Iya, cing. Jangan mati dulu ya? Alan masih mau kasih makan kamu pizza lagi. Kalo perlu besok Alan bawain popcorn sama ice cream deh. Oh iya, sekalian susu peninggi badan mau gak, cing? Biar kamu ga pendek terus. Nanti kalau kamu udah tinggi, pasti ga jomblo lagi."
For the sake of God! Ucapan Alan benar benar membuat Samuel semakin greget saja. Ingin sekali rasanya Samuel menceburkannya ke kolam renang belakang. Untung Samuel sabar.
Sekali lagi, cowo sabar jadi makin ganteng.
•°•°•°•°•
Seperti yang diucapkannya tadi pagi, sore harinya Samuel membawa Thomas ke dokternya hewan, untuk memeriksa keadaannya.
Namun, bukannya membawa pulang Thomas setelah pemeriksaan, Samuel malah meminta Thomas untuk dirawat inap saja. Dengan alasan takut kalau tiba-tiba Thomas sakit lagi. Padahal itu cuma akal-akalan dia saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
SAM & NAY
Teen FictionSequel of troublemaker Samuel, cowok ganteng dengan kepercayaan diri selangit, berhasil membuat Nayra si cewek jutek naik pitam setiap hari. Hidup Nayra yang semula tenang langsung berubah 180° karena Samuel si murid baru yang selalu mengganggunya...