2. The New School

3.1K 211 4
                                    


BMW 8 series itu memasuki pelataran sekolah yang saat ini tengah ramai dengan siswa siswi yang baru saja tiba. Setelah memarkirkan mobilnya, seorang laki-laki keluar dari mobil tersebut.

Mereka yang tadinya ramai berlalu lalang kini berhenti sejenak baik siswa maupun siswi, untuk melihat siapa laki-laki itu. Karena mereka merasa belum pernah melihatnya sebelumnya.

Bisikan-bisikan pun mulai terdengar ketika sosok tersebut benar-benar keluar dari mobilnya.

'Eh, itu murid baru ya? Ko ga pernah keliatan?'

'Maka nikmat tuhanmu manakah yang engkau dusta kan. Astaghfirullah, ganteng woi!'

'Itu cowo bule apa gimana?'

'Wah, pagi-pagi udah dapet asupan cogan nih.'

Sambil menenteng ranselnya, laki-laki itu berjalan santai seolah tak peduli dengan bisikan-bisikan yang tidak berfaedah menurutnya itu.

"WOI SAM!!"

Merasa namanya dipanggil, ia langsung menoleh kebelakang.

"What's up bro!"

Seseorang itu langsung mendekatinya dan merangkul ala cowok.

"Btw, Sam. Banyak bener yang bisikin lo." Laki-laki itu tertawa kecil.

"Oh jelas. Secara gitu, gue ganteng yakan. Jadi mah udah biasa." Jawabnya pede.

"Ya Allah, salah apa Aldi sampai bisa punya temen modelan kayak gini?"

Laki-laki bernama Aldi tersebut mengelus dadanya mendramatis. Ia memasang wajah melasnya, lalu menengadah ke atas.

Samuel mendengus, "Ga nyangka, kalau anaknya aunty Dira ternyata alay juga."

Aldi mendelik, "Terserah lo, Sam. Yang ganteng mah ngalah. Btw, lo udah tau bakal masuk ke kelas berapa?" Tanyanya kemudian.

Samuel berpikir sebentar. Kalau dia tidak salah ingat, Daddy nya pernah memberitahu ini sebelumnya.

"Seinget gue sih, kelas XI IPA 2. Tapi gue disuruh ke ruang kepsek dulu."

"Lha, berarti sekelas sama kita-kita dong?"

Kedua alis tebal itu bertaut mendengar ucapan Aldi barusan.

"Kita-kita?"

Aldi mengangguk, "Iya. Gue, Gavin, sama Arka."

"Yaelah, Arka Mulu perasaan." Samuel mendengus ketika mendengar nama Arka.

"Lo berdua tuh, ya. Sepupuan tapi kayak enemy. Ribut Mulu perasaan. Udah kek Tom and Jerry aja."

Aldi menepuk bahunya, "Yaudah. Gue ke kelas dulu. Udah mau bel. Lo tau kan ruang kepsek dimana?"

Samuel mengangguk. Setelah itu, Aldi segera memisahkan diri dari sana dan pergi menuju kelasnya karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

Setelah Aldi pergi, Samuel pun melanjutkan langkahnya menuju ruang kepsek yang sebelumnya sudah diberi tahu oleh Devan.

•°•°•°•°•

"Selamat pagi anak-anak. Sebelum kita memulai pelajaran, saya akan perkenalkan dulu teman baru kalian."

Kelas itu yang tadinya ramai, kini langsung hening ketika Bu Rika masuk kedalam kelas. Sebenarnya, bukan itu yang membuat mereka semua langsung diam. Tetapi seorang laki-laki yang mengikuti Bu Rika dibelakang.

"Silahkan perkenalkan diri kamu, nak." Ucap Bu Rika mempersilahkan.

"Saya Samuel Zachary Madava, panggil aja Sam atau Samuel." Samuel tersenyum ramah pada teman-teman barunya.

"Baiklah, kalau begitu kamu bisa duduk di---"

"Bu Bu! Sam duduk disebelah saya aja Bu!"

Seorang laki-laki yang duduk di urutan nomor 3 paling ujung, mengangkat tangannya.

"Ga bisa, Arka. Disebelah kamu sudah ada yang menempati." Ucap Bu Rika.

Arka berdecak, "Yaelah, gampang itu Bu. Eh Ucup, lo pindah sebelah Letta aja ya? Itung-itung pdkt gitu. Baek kan gue ngebantu temen? Iya dong, Arka!" Ucup mengangguk kecil.

Arka tersenyum bangga, kemudian meminta laki-laki berkacamata bulat itu untuk segera pindah.

Bu Rika menggeleng melihat tingkah Arka yang seperti itu, "Arka, tidak boleh seperti itu."

"Haduh Bu Rika, niat saya itu baik kok. Saya cuma mau bantu si Ucup buat pdkt sama Letta. Itu aja kok Bu. Kurang baik apalagi coba? Saya mah ga doyan temen makan temen. Saya makannya nasi. Lagian nih ya, sama mau duduk sebangku sama sepupu saya emangnya ga boleh?"

Bu Rika mengerutkan keningnya bingung, "Sepupu?"

Arka mengangguk, "Iya!"

Bu Rika menghela nafas. "Yaudah, kalau begitu---"

"Wah, BuRik baik banget deh. Cepetan Sam, lo duduk di sebelah gue."

"BuRik? Kamu panggil saya BuRik?" Raut wajah Bu Rika tampak berubah tidak menyenangkan.

Arka mengangguk polos, "Lha, kan nama ibu emang itu. Gimana sih?"

Bu Rika tampak protes, "Nama saya Rika, bukan burik!"

Arka mengangkat sebelah alisnya, "Ya kan nama ibu memang itu. Sejak kapan berubah jadi Jubaedah? Lagian saya bener, kan? Nama ibu Bu Rika. Tapi karena saya males manggilnya kepanjangan, yaudah saya singkat aja jadi BuRik." Sahut Arka dengan wajah polosnya.

Seisi kelas langsung tertawa mendengar jawaban Arka. Sementara Bu Rika tampak menggeram menahan kesal.

"Sudah sudah! Sam, kamu bisa duduk disebelah Arka. Kita akan memulai pelajaran."

Sambil menahan tawanya, Samuel mengangguk lalu berjalan ke tempat duduknya.

"You're crazy, bro!"

Arka yang mendengar bisikan Samuel tertawa kecil. Setelah itu, mereka mengeluarkan buku pelajaran nya, karena Bu Rika telah memulai pelajaran.

•°•°•°•°•

Mon maap pendek gais, hoho:v
Don't forget to vote and comment guys:)

SAM & NAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang