17. Ancaman Tari

1.3K 93 7
                                    


Nayra berdecak, berusaha tidak memperdulikan Samuel yang sejak tadi terus membacot disebelahnya. Mengeluarkan gombalan gombalan andalannya yang malah membuat Nayra merasa mual.

Sesendok demi sesendok siomay ia lahap, sembari menulikan pendengaran yang mulai panas karena Samuel. Ingin pergi, tapi Nayra masih lapar. Pun siomay nya masih banyak lagi. Kan sayang kalau ditinggal.

"Ehh! Lo ngapain, sih?!"

Nayra menatap penuh kekesalan kearah Samuel yang tersenyum tanpa dosa. Laki-laki itu baru saja merampas sendok siomay yang ingin ia lahap. Tetapi dengan kejamnya Samuel malah mengambil sendok itu yang kemudian menyuapkan ke mulutnya sendiri.

"Lo sih, ngacangin gue mulu dari tadi." Jawab Samuel tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Nayra mendengus, memilih untuk tidak membalas. Ia mengalihkan pandangan kembali pada piring siomay nya yang isinya masih ada setengah lagi. Lalu melahap nya lagi.

"Nay..." Nayra bergeming, tidak menjawab ataupun menoleh.

Samuel mengerucutkan bibirnya, ketika Nayra hanya mengabaikannya. Membuat teman-temannya ingin sekali menampolnya.

"Ngambek tuh, Sam." Sahut Dena yang melihat perubahan raut Nayra.

Samuel mengangkat sebelah alisnya, "Nayra bisa ngambek juga?" Ucapnya polos membuat Arka langsung menampolnya.

"Mampus dah, lo. Nayra kalo ngambek susah buat dibujuk."

Mata laki-laki itu melebar, segera menatap Risa, "Seriusan?"

Risa mengangguk.

"Nay... Jangan marah dong. Gue kan cuma bercanda tadi." Bujuk Samuel yang mulai menarik narik lengan Nayra.

"Yhaa, bini lo ngambek deh, hahaha!"

"Diem lo!" Samuel menatap Gavin tajam.

"Nayy! Maap elah, ga lagi deh gitu."

"Niyy! Miip ilih, gi ligi dih giti." Cibir Aldi membuat Samuel mendengus.

"Sam, sini deh gue kasi tau."

Samuel melirik sebentar ke arah Dena, lalu mendekat. Ia mengangkat sebelah alisnya ketika Dena membisikkan sesuatu ditelinga nya, lalu tersenyum lebar dan kembali mendekati Nayra.

"Nay! Entar gue ganti deh siomay lo, beli berapapun yang lo mau!"

"Ngga."

Samuel memasang wajah kesalnya ketika Nayra menolak. Ia kembali menoleh pada Dena yang kini mengedipkan matanya kearah nya, membuat Samuel kembali tersenyum.

"Yaudah, gue ubah deh. Lo beli makanan apapun yang lo mau, tapi jangan marah lagi sama gue. Gimana?"

"Deal!"

Samuel tersenyum lebar, hampir memekik. Iya, lebay memang laki-laki yang satu ini. Ia kemudian ber high five dengan Dena karena berhasil membujuk Nayra.

Semudah itu ternyata.

"Dih, bisa gitu?" Gavin melongo heran, dan Samuel hanya memeletkan lidahnya mengejek.

Sombong dulu bolehlah yaaa.

"Jadi makin sayang deh, hehe." Samuel tertawa kecil.

Nayra mendengus, "Ga usah mulai!"

Samuel meringis, "Iyaa, sayang." Ucapnya lalu merangkul pundak Nayra yang langsung mendapat sorakan dari teman-temannya.

"Ubah dulu lah tuh status, baru manggil sayang."

SAM & NAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang