20. Gengsi

1.2K 105 0
                                    


"Shit!"

Laki-laki itu mengumpat saat ia berhasil dikalahkan oleh gadis disebelahnya. Mereka berdua sedang bermain PS.

"Cemen lo, ah!" Gadis itu tertawa mengejek.

"Mantan ga ada akhlak lo, ah!" Arka mendengus, kemudian melempar stik PS nya begitu saja.

Dena masih tertawa, lalu meletakkan kembali stik PS itu dan naik keatas sofa, duduk disebelah Arka yang sepertinya sedang merajuk. Iya, Arka merajuk karena telah dikalahkan tiga kali oleh Dena. Bukan Arka nya yang noob, tapi Dena nya saja yang terlalu pro.

"Ututu, sayang ngambek. Sini sini tampol dulu."

Arka langsung melirik Dena sinis karena benar benar menampolnya. Sedangkan gadis itu kembali tertawa.

"Gampar nih?"

Tawa Dena kini berubah menjadi senyuman. Senyuman yang menurut Arka benar benar mengerikan, karena seperti mengandung sebuah ancaman.

"Gampar aja, kalo lo mau gue buang ke laut China Selatan."

Tuh kan.

"Aduh, mantan gue cantik banget sih. Omongannya ga usah nyeremin ya? Entar ayam pada kabur."

Dena bergidik ketika Arka tiba-tiba bersikap sok imut. Mana pake rangkul rangkul dia segala lagi. Dena jadi curiga kalau Arka baru saja kerasukan.

"Udah mantan, plis. Ga usah uwu uwu banget. Ajak balikan dulu kalau mau rangkul anak orang."

Kedatangan si perecok membuat Arka langsung mendengus sebal. Melirik sinis seseorang yang berbicara tadi. Sedangkan Dena tampak salah tingkah dan langsung menjauh dari Arka.

"Tenang kali, Den. Ga usah malu gitu." Gadis itu tertawa santai menatap Dena yang tampak salting karena kedatangannya.

"Ganggu aja lo, Eve."

Evelyn langsung melotot pada Arka sambil berkacak pinggang, "Durhaka Lo sama gue, Ka. Gue aduin Mama nih?" Evelyn sudah bersiap untuk berteriak ketika Arka langsung melemparnya dengan bantal sofa.

"Dasar bocor tuh mulut! Perlu di tempel tuh kayaknya." Cibirnya.

Evelyn tampak tidak perduli, dan hanya menjulurkan lidahnya mengejek pada Arka. Tatapannya kemudian beralih pada Dena.

"Jangan mau kalau diajak balikan sama Arka, Den. Gebetan dia udah banyak semenjak putus sama lo. Kontak WhatsApp nya aja udah kayak asrama putri. Bullshit kalo fakboy kayak Arka tuh ngomong masih sayang sama lo."

Arka menatap tak terima pada Evelyn yang malah mengatakan yang tidak tidak tentang dirinya pada Dena. Arka tuh bukan fakboy. Tapi memang gebetannya saja yang banyak, awkwokwok.

Tapi serius, Arka memang masih sayang sama Dena. Tapi mereka lebih nyaman dengan status teman. Makanya putus.

"Sesat kalau lo dengerin omongan dia, Den."

Tin tin!

Suara klakson mobil terdengar dari ruang tengah rumah besar tersebut. Ketiganya kompak menoleh kearah pintu utama yang ditutup. Baru saja Arka ingin beranjak, Evelyn sudah mendahuluinya.

"Udah, ah. Gue mau pergi dulu, bye!"

"Heh! Mau kemana, lo?"

Evelyn berhenti melangkah, berbalik kebelakang dan menoleh pada Arka.

"Kepo!"

"Sama siapa?"

"Temen. Kenapa sih?"

SAM & NAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang