Definisi satu kena semua merasakan!
Aina Faj'ri
"Aina Faj'ri," ucap seseorang.
"Bukannya gue udah bilang ya sama lo buat jauhin Pak Ilham? Kenapa sih lo masih deket-deket Pak Ilham kayak ulet."
Aina tenang, ia tak takut sama sekali dengan orang yang tengah membicarakannya ini.
"Lo tau nggak? Pak Ilham deketin lo itu cuma buat pelampiasan doang! Lihat nih." Clarissa menunjukkan ponselnya yang menampilkan sebuah foto Pak Ilham dengan seorang perempuan.
"Oh," balas Aina.
"Kok cuma oh sih! Lo gak penasaran dia siapa?!" bentak Clarissa marah.
"Siapa?"
"Dia itu tunangannya Pak Ilham, gue kenal kok. Dia sendiri yang bilang ke gue," jawabnya cepat.
"Lo gak cemburu gitu, Sa? Bukannya lo suka Pak Ilham?" tanya Aina.
"Cemburu sih, tapi kan ya gak mungkin Pak Ilham suka gue." bibir Clarissa maju beberapa centi.
Aina heran, terus apa gunanya si Cla menyuruh Aina untuk mundur? Cla membela perempuan tadi?
"Clarissa, Clarissa. Gue bingung sebenarnya mau lo tuh apa, gini dari awal bukannya lo nyuruh gue mundur karena lo suka Pak Ilham? Terus kenapa sekarang lo jadi nyuruh gue mundur gara-gara perempuan di foto tadi? Hubungannya apa Maemunah?"
"Ck! Gue gak mau lo sama sakitnya kayak yang gue rasain. Kita kan sesama cewek, gue cuma ngasih tau aja sih."
Ini alurnya gimana sih? Jadi dilabrak gak ini gue? Kok malah si Clarissa jadi baik.
"Terus? Tau dari mana cewek itu tunangannya Pak Ilham?"
Clarissa menarik nafasnya, "Kemaren gue lihat cewek itu jalan sama Pak Ilham. Terus ditangan ceweknya juga ada cincin tunangan, kalo ditangan Pak Ilham sih gak ada, tapi siapa tau dia simpen dirumah."
Aina mencari tempat duduk, pegal rasanya terus berdiri sejak tadi.
"Lo, terlalu cepet nyimpulin Maemunah, siapa tau cewek itu emang udah tunangan tapi bukan sama Pak Ilham! Lagian gue heran kenapa pikiran lo bisa nyampe sana duluan sih?! Herman deh!" jelas Aina sambil alisnya terangkat sebelah.
"Eh iya ya, aduh kok gue gak kepikiran sih!" Clarissa menepuk dahinya pelan saat tau kebodohannya sendiri.
"Nah kan goblok," desis Aina.
"Lo sebenernya ada hubungan apa sama Pak Ilham?" tanya Clarissa.
"Gak ada apa-apa."
"Masa sih? Bilang aja! Gue gak bilang siapa-siapa kok."
"Dah lah, gue mau ke kelas. Bye!"
Aina berjalan cepat meninggalkan Clarissa, takut perempuan itu semakin banyak tanya.
🦂🦂🦂
"GRATATATATA..."
"JELEK GAK PAPA ASAL ADA DUITNYA!"
"YANG PENTING APA??"
"HARTA DAN TAHTA!! Asekkk..."
Kelas Aina lagi-lagi mendapatkan jam kosong, namun tak ada yang berniat memanggil guru piket.
Anak jaman now ya gitu, lebih suka asik-asik dari pada mikir pelajaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
AINA FAJ'RI ✓
Novela JuvenilAina Faj'ri, seorang perempuan yang gemar sekali tertidur di kelas. Karena hobinya itu dia kerap kali dihukum oleh gurunya namun, itu tak membuatnya kapok. Hingga semua dimulai saat ia bertemu dengan seorang guru saat hendak membeli barang. Dari sit...