17 || Dorr

118 57 4
                                    

Lucu dong liat ekspresi nya Dani.

Aina Faj'ri

"Na, nanti pulang sekolah anterin gue beli hoodie couple ya buat gebetan."

"Lho, Na lo mau kemana?"

"Pindah."

"Kok gitu? Biasanya juga lo gak mau duduk sama yang lain."

"Na, kok lo diemin gue sih? Gue ada salah ya sama lo? Bilang kek, Na biar gue tau. Jangan kayak gini."

"Hm."

"Gue minta maaf deh sama lo, Na. Tapi pindah sama gue lagi yuk," ajak Dani.

"Padahal gue juga mau minta tolong sama lo buat milihin hoodie yang cocok buat Disya."

"Semenjak lo deket sama Disya lo jadi berubah, Dan!"

"Berubah gimana sih, Na? Gue gak ngerti."

"Lo- lebih mentingin dia dari pada gue yang notabenya sahabat lo! Oh atau jangan-jangan lo emang gak pernah nganggep gue sahabat?"

"Gue gak berubah, Na sumpah. Gue juga anggep lo sahabat, malah lo gue anggep sebagai adek gue, Na."

"Bullshit!"

"Lo gak suka gue deket sama Disya? Ok, gue bakalan jauhin dia, tapi jangan marah lagi ya, Na?"

"Na, pliss gue mohon jangan marah lagi. Lo satu-satunya sahabat gue, Na. Lo mau apa? Gue bakalan beliin buat lo, mau es krim? Boneka besar?"

"Lo pikir gue cewek murahan, Dan?!"

"Na- bukan gitu maksud gue. Gue cuma--" ucapan Dani terpotong akibat guru mapel dateng. Dani melirik Aina sebentar lalu kembali ke bangkunya, Dani tidak tenang. Kenapa Aina bisa sampai semarah itu kepadanya, seingat Dani, dia tidak melakukan kesalahan yang fatal.

Aina tidak suka dengan Disya? Apa gara-gara dia dekat dengan perempuan itu dan melupakan Aina sehingga Aina murka?

Ah, sebentar! Kapan dia melupakan Aina? Bahkan menurut dirinya, dia memprioritaskan Aina.

Ahhhh!

🦂🦂🦂

"Na, ke kantin yuk."

"Sorry, Dan gue sama Aldo. Duluan ya, yuk Do!"

Sejak kapan lo deket sama Aldo, Na? - batin Dani.

Dani memilih tidak ke kantin, dia tidak bernafsu lagi. Pikirannya kini melayang pada masa dia masih berbaikan dengan Aina.

Gue buat salah apa sama Aina?
Kenapa gue gak inget?!
Ya kali gue amnesia, orang gak ke bentur apa-apa nih kepala.

Lagi pula kenapa Aina jadi kayak bukan dia, biasanya mau dirinya dekat dengan siapapun Aina tidak melarang. Mungkin hanya mengatakan bahwa dia tidak boleh menyakiti kaumnya.

Ada apa sih!

Dani mengacak rambutnya pusing.

Besok dia ulang tahun, tapi Aina sedang tidak baik dengannya. Ulang tahun sebelumnya mereka selalu mengadakan acara seperti makan-makan bersama keluarganya dan Aina sebagai sahabatnya.

Tapi kayaknya ulang tahun besok gak akan semenyenangkan ulang tahun kemarin.

🦂🦂🦂

"Pulang bareng gue kuy, Na."

"Cih. Bukannya lo mau beliin cewek kesayangan lo hoodie? Ngapain ngajak gue pulang."

"Gue bakal jauhin Disya kalo itu mau lo, Na. Gue lebih milih persahabatan kita."

"Gak perlu, Dan. Lo berhak milih siapa aja buat jadi temen ataupun pacar. Gue gak berhak ngelarang lo. Sorry gue duluan." setelah mengatakan itu Aina pergi menuju gerbang sekolah. Ada pak Ilham di sana yang nungguin Aina.

Kenapa sih, Na jadi kayak gini. Gue gak tau salah gue, gue juga gak ngerasa gue punya salah. Kenapa lo jauhin gue gitu aja. Gue mohon kasih tau kesalahan gue, gue gak mau persahabatan kita hancur gitu aja, Na - batin Dani.

Kepalanya pening, dia terlalu memikirkan apa kesalahannya sehingga membuat Aina marah dan berakhir menjauhinya.

🦂🦂🦂

"Apa itu gak terlalu jahat?"

"Enggak. Biarin aja. Ayo pulang!"

"Katanya mau ke mall?"

"Oh, iya lupa! Ayo cepetan."

Motor itu melaju dengan kecepatan sedang, si laki-laki yang berada di depan tidak mau mencelakai perempuannya.

"Jadi mau beli apa aja?"

"Bentar aku ambil list nya di tas."

Daftar barang-barang yang harus dibeli:
1. Balon biasa + angka dan huruf
2. Kue tart coklat
3. Kertas hias
4. Lilin
5. Lampu hias
6. ....
7. ....
8. ....
Dll.

"Udah semua?"

"Udah. Kuy."

Mereka menuju tempat yang akan mereka rombak lebih keren.

Kalian pasti tau siapa mereka berdua, ye kan?

Iya iya mereka itu Ilham dan Aina.

Karena besok ulang tahun Dani, maka dari itu dia rencanain ini semua. Dia menjauh dari Dani cuma buat ngeprank cowok itu aja, gak ada maksud lebih.

Rencana ini juga udah di setujuin sama kedua orang tua Dani. Bahkan adik, Disya alias doinya Dani, sama Ilham juga ikut terlibat.

Soal gue ngambek yang lebih ke cemburu sama Disya itu cuma bohongan!

Disya juga setuju-setuju aja sama ide yang gue bikin.

"Lengkap, Na?"

"Lengkap, Dis. Dani ada hubungin lo gak?"

"Ada, dia ngajak gue ketemuan besok."

"Good! Lo udah kasih tau tempatnya kan?"

"Yoi semua beres."

Aina menautkan ibu jarinya dengan jari telunjuk membentuk lingkaran.

🦂🦂🦂

Skip hari-H,
Sabtu, 01 Agustus 2050.
Malam.

"Dis?"

"Ya, Dan? Kenapa ada masalah? Cerita aja."

"Gue-- gue mau kita cukup di sini ya? Gue tau kita emang belum pacaran, tapi gue rasa udah cukup. Gue minta maaf ya, Dis," ucap Dani menundukkan kepalanya. Sebenarnya dia tidak mau ini, dia benar-benar sudah menyukai perempuan di hadapannya ini.

"Ke-kenapa, Dan? Gue punya salah sama lo?"

"Lo gak salah apa-apa, Dis. Gue yang salah, gue-gue gak bisa kasih tau alasannya."

"Lo cuma mau mainin gue aja?! Kenapa lo deketin gue kalo akhirnya lo bakalan ninggalin gue, Dan!"

"Gue minta maaf, Dis. Ini semua di luar dugaan gue. Gue emang beneran sayang sama lo, tapi gue rasa gue gak bisa lanjutin semuanya."

"Lo!" Disya pergi terburu-buru dengan mengusap air mata palsunya dengan tangan. Air mata asli sih, cuma drama nya yang palsu.

"AAHHHHH! BAJINGAN LO DAN!" teriak Dani keras.

Saat Dani hendak melangkahkan kakinya keluar dari kafe, seketika lampu kafe padam. Tidak terlihat apapun di sana. Dani meraba meja dan kursi agar tidak terjatuh.

DOR!!!

To Be Continue!

AINA FAJ'RI ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang