Cium tangan guru waktu mau pulang gak salah kan?
Aina Faj'ri
"Permisi, Pak."
"Masuk. Duduk."
"Em, ini, Pak. Saya mau ngumpulin tugas saya."
"Taruh di meja."
Aina menaruh kertas di meja, lalu dia berdiri.
"Kalo begitu saya permisi ya, Pak."
"Ya."
"Permisi, Pak."
Aina keluar.
Gila! Waktu masuk ruangan pak Ilham, rasanya badan gue langsung panas adem, merinding, cui. Tapi habis keluar, langsung lega.
Dan gue gak tau kenapa.
Apakah ada hantunya?
Aina berjalan menuju gerbang, dia celingak-celinguk mencari ojek yang biasanya nangkring di deket sekolahan nya.
Kenapa gak pesen ojol aja? Sebenernya Aina takut naik ojek seperti itu. Takut nyasar. So, sampai sekarang Aina belum pernah ngerasain yang namanya naik ojol.
Aina menunggu ojek, duduk di tempat duduk yang disediakan untuk menunggu jemputan.
"Anjir, bentar lagi hp gue lowbat, gimana nih."
"Dani udah pulang belum ya?" Aina bermonolog.
Aina menelpon Dani.
"Halo, Na?"
"Eh, Dan lo udah pulang?"
"Udah. Baru aja nyampe rumah."
"Yahh."
"Kenapa, Na?"
"Gue masih di sekolahan nih, mau pulang tapi ojeknya gak ada."
"Telpon Ayah lo aja atau gak Bunda."
"Ihh, gak bakal di jemput, orang tadi pagi Ayah bilang mau pergi ke rumah Budhe sama Bunda."
"Pesen ojol aja, gih."
"Dan, lo kan tau gue gak berani!"
"Gue pesenin aja ya, gak bakal nyasar kok, Na. Dari pada lo jalan kaki, kan jauh banget."
"Gak mau! Gue gak seberani itu bego!"
"Ya terus mau gimana? Ya kali gue balik ke sana lagi, Na."
"Dannn," panggil Aina lembut, biar Dani kasihan sama dia.
"Na, gue baru aja nemplok kasur."
"Ayolah, Dannn..."
"Mending lo nebeng guru aja, kan jam segini masih ada yang di sana."
"Lo pikir urat malu gue udah putus hah?!"
"Halah! Tidur di kelas, di hukum mulu sama guru, di ketawain orang banyak aja lo nggak malu!"
"Beda cerita itu mah!"
"Ya terus?"
"Dan jemput gue ya plisss..."
"Gak, ah."
"Ayolah, Dan. Nanti gue traktir deh."
"Beneran gak?"
"Beneran, tapi jemput sekarang."
"OTW!"
Huh! Untung mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
AINA FAJ'RI ✓
Teen FictionAina Faj'ri, seorang perempuan yang gemar sekali tertidur di kelas. Karena hobinya itu dia kerap kali dihukum oleh gurunya namun, itu tak membuatnya kapok. Hingga semua dimulai saat ia bertemu dengan seorang guru saat hendak membeli barang. Dari sit...