Jalan bareng guru rasanya gimana? Apakah ada manis-manisnya?
Aina Faj'ri
"Aina?"
"Ya, Bunda?"
"Tadi Bunda denger dari tetangga, katanya ada tamu laki-laki. Siapa sayang?"
"O-oh itu, Bun guru Aina. Katanya mau mastiin, Aina beneran sakit atau bohongan."
"Kamu suruh duduk?"
"Iya, Bun."
"Tadi di buatin minum nggak gurunya?"
"Air putih."
"Di suruh masuk?"
"Enggak masuk, dia gak mau."
"Ya udah, Bunda mau masuk ya." setelah Liana berlalu, Aina menghempaskan pantatnya di sofa lalu menyipitkan matanya. Jadi bunda tanya-tanya itu cuma buat mastiin dirinya membiarkan pak Ilham masuk ke dalam rumah atau nggak? Terus ngapain muter-muter tanyanya.
"Aina, coba ke sini dong!"
Dengan kecepatan kilat, Aina berlari menghampiri sang bunda.
"Kenawhy, Bun?"
"Bantuin Bunda ya?"
"Em, perasaan Aina kok jadi gak enak ya, Bun?"
"Alah kamu ini, kalo di suruh pasti bilangnya gitu. Bunda minta tolong beliin bahan-bahan buat brownis ini di minimarket ya."
"Kan kita masih ada bahan brownis yang instan, Bun."
"Bunda mau coba yang ribet. Gih sana beli, uangnya di meja."
Huh! Bunda ini emang aneh, ada yang simpel malah nyari yang ribet. Kan brownis yang instan tinggal bahannya yang udah ada di campur-campur terus di oven.
Di minimarket,
Semua bahan yang ada di list sudah Aina ambil, kurang apa ya?Aha! Aina tau, dia berjalan menuju tempat entah termasuk jenis makanan atau minuman yang biasa digunakan orang untuk mengembalikan mood.
ES KRIM!
Aina mencomot beberapa es krim berasa buah, dirinya tidak terlalu suka dengan es krim yang mengandung susu. Bikin enek.
Ok, semua udah! Aina menuju kasir untuk membayar semua belanjaannya.
"Ada tambahan, Mbak?"
"Em, bentar Mas. Ini!" Aina menaruh 3 batang coklat di keranjang.
"Semuanya jadi dua ratus tiga puluh ribu lima ratus rupiah, Mbak."
"Ini, Mas."
"Ini Mbak kembaliannya. Terima kasih sudah berbelanja di sini."
"Iya."
Dalam hati Aina berkata, ganteng banget anjir itu mas-mas jadi pengen ngarungin deh gumus (gemes). Hihihi...
Aina berjalan, lalu menengok kanan kiri kemudian menyeberang.
Kok jalan kaki? Iyalah karena rumah Aina dengan minimarket tadi itu dekat. Hanya beberapa meter saja.
"Bundaaaaa..."
"Di dapur!"
"Ini belanjaannya." Aina mengambil semua es krim dan coklatnya lalu meletakkannya di kulkas agar tidak meleleh. Aina hanya memakan es krimnya satu.
"Mau ada acara, Bun?"
"Enggak ada, cuma iseng bikin aja."
Bagus juga ya isengnya emak-emak, bisa bikin kenyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AINA FAJ'RI ✓
Fiksi RemajaAina Faj'ri, seorang perempuan yang gemar sekali tertidur di kelas. Karena hobinya itu dia kerap kali dihukum oleh gurunya namun, itu tak membuatnya kapok. Hingga semua dimulai saat ia bertemu dengan seorang guru saat hendak membeli barang. Dari sit...