Berani berbuat, berani bertanggung jawab
Aina Faj'ri
"Permisi, Pak."
"Silahkan duduk, Aina."
"Terima kasih, Pak."
"Kamu tau alasan kenapa saya menyuruh kamu menghadap saya bukan?"
Aina mengangguk.
"Lalu?"
"Ya, Pak saya tau. Saya minta maaf atas kesalahan yang saya lakukan. Saya tidak akan mengulanginya lagi."
"Kalo nggak khilaf," gumam Aina sangat pelan tapi masih bisa di dengar oleh Ilham.
"Kalo nggak khilaf, em?"
"Eh, hehe maaf, Pak."
Ilham menggeleng atas kelakuan siswinya, tidak menyangka ada siswi yang seperti Aina.
"So, kamu mau hukuman apa, Aina Faj'ri?"
"Ya terserah Bapak aja, yang penting jangan yang saya nggak bisa."
"Apa yang kamu bisa?"
"Em, banyak sih, Pak."
"Contohnya?"
"Tidur. Saya tahan kalo di suruh tidur, Pak selama apapun."
"Tidur? Yang lain?"
"Em, saya nggak bisa kasih contoh yang lain, Pak."
Sekali lagi Ilham menggeleng.
"Bagaimana kalo kamu saya kasih tugas. Di kerjakan dan di kumpulkan besok pagi."
"Yah, Pak, yang lain dong. Kan tugas yang tadi belum di kerjain masa nambah sih, Pak. Bapak jahat deh."
"Lari keliling lapangan sepuluh kali?"
"Wahh, dari pada lari keringetan terus bau, mending saya ngerjain tugas dari Bapak aja deh."
"Hanya karena keringetan dan bau kamu nggak mau lari?"
"Iya itu salah satunya, Pak. Gini ya, Pak boro-boro sepuluh kali, lima kali aja saya nggak tau masih bisa berdiri atau nggak."
"Kamu lebay. Ini tugas kamu, kerjakan, dan kumpulan besok pagi. Tidak ada alasan apapun ya, Aina Faj'ri."
"Huh, baiklah, Pak. Terima kasih, saya permisi."
Ilham mengangguk.
Aina keluar dari ruangan Ilham dengan lesu, dia melirik singkat kertas berisikan tugas yang di berikan oleh gurunya itu.
"Banyak banget sih," gerutu Aina.
Saat masuk ke kelas, semua orang yang berada di kelas melirik Aina. Aina balik meliriknya, "Apaan sih pada ngeliatin gue." batin Aina.
"Woi, Na, gimana? Di hukum apaan sama Pak Ilham?"
"Nih!" Aina menunjukkan kertas penuh tugas kepada Dani.
KAMU SEDANG MEMBACA
AINA FAJ'RI ✓
Teen FictionAina Faj'ri, seorang perempuan yang gemar sekali tertidur di kelas. Karena hobinya itu dia kerap kali dihukum oleh gurunya namun, itu tak membuatnya kapok. Hingga semua dimulai saat ia bertemu dengan seorang guru saat hendak membeli barang. Dari sit...