33 || Berdirinya COVER!

41 16 8
                                    

Jangan lihat dari covernya, sampulnya bagus bisa aja dalamnya bobrok

Aina Faj'ri

"AINA!! TUNGGUIN GUE ANJIR!"

"Anda siapa ya?" sindir Aina.

"Sialan! Oh ya, gue ada sesuatu nih yang mau dibicarain. Ada waktu gak?"

"Kapan? Di mana?" tanya Aina.

"Nanti pas pulang sekolah aja, di rumah lo aja gimana? Sekalian mau minta makan hehe..." guyon Rissa.

"Oh kampret, ya udah deh dateng aja. Nanti gue kasih alamatnya," ucap Aina sebelum dia berlalu.

"OKEE!!"

Orang tadi adalah Clarissa, entah kenapa sekarang perempuan itu suka berinteraksi dengan dirinya. Apakah terkena susuk seorang Aina? Idih!

"Ngapain sih ke rumah gue?" gumamnya.

🦂🦂🦂

"Lo ngapa dah, Na? Suntuk amat gue lihat dari tadi," tanya Dani.

"Gak, ngantuk berat."

"Biasanya langsung tidur sampe kelas, gih tidur nanti gue bangunin kalo udah ada guru."

"Oke, thanks Dan!"

Aina menelungkupkan kepalanya di atas tangan yang sudah dia lipat di meja.

Eh gimana sih jelasinnya?:(

"NA BANGUN KATANYA MAU TIDUR?!!" teriak Dani.

"Mulai deh gilanya," tukas Aldo.

Aina memang belum tidur, tapi dia tidak mau menghiraukan Dani yang sedang kumat.

Perlahan tapi pasti, Aina sudah terlelap dalam mimpi indahnya hingga tak mendengar suara bel masuk berbunyi.

"Selamat pagi semuanya, bagaimana kabarnya?" sapa seorang guru.

"Alhamdulillah baik, Bu. Sebaik Ibu menjadi Ibu dari anak-anak saya," goda seseorang.

"Eaaaa! Bisa aja lo kardus gepeng!"

"Sudah-sudah. Mari kita awali kegiatan belajar mengajar kita dengan membaca doa sesuai keyakinan masing-masing, berdoa dipersilakan."

Semuanya berdoa dengan khidmat, berbeda dengan Aina yang masih tertidur pulas tanpa ada yang membangunkannya.

Beruntung posisi tempat duduknya ada di belakang, jadi tak terlihat. Terlebih lagi di depannya ada salah seorang temannya yang bertubuh gempal. Mampu menutupi seluruh badan Aina.

Inilah definisi memanfaatkan teman yang sesungguhnya!

"Selesai. Buka buku kalian, kita akan mempelajari tentang sebuah tradisi."

🦂🦂🦂

"Enak bener si Aina gue lihat," ucap Aldo merasa iri.

"Tau tuh, gue aja mau nopangin kepala aja susah bener. Lah si Aina bisa tidur pules gitu."

"Besok-besok si Hardi gue suruh duduk di depan gue lah bodo amat!"

AINA FAJ'RI ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang