Pak Ilham kalo manja, imut ya.
Aina Faj'ri
"Kamu menghindari saya?"
"Nggak kok."
"Kantin?"
"Cuma gak mau bikin anak sekolah curiga. Lagian ngomong keras banget."
"Saya--" ucapan Ilham terjeda. Dia tidak melanjutkan kalimatnya.
"Apa, Pak?"
"Gak papa."
"Bilang nggak!"
"Gak papa, Ai."
"Air? Bapak minta air?"
"Bukan!" jawab Ilham secepat kilat.
Dalam hati gue ketawa ngakak!
"Terus?"
Gak tau kenapa gue jadi kepo banget sama kelanjutan kalimat yang mau dia bilang.
"Ai itu nama kamu. Sengaja pengen manggil gitu."
Oooo...
"Terus?"
"Apanya yang terus?"
"Aku?"
Pak Ilham keliatan ngambil nafas, ya kan emang bernafas. Bukan itu, maksudnya mengambil nafas berat.
"Aku cemburu-- kamu deket sama Dani."
HA?!
Watepak! Cemburu? Sama Dani? Beneran? Gak bohong? Yakin? Serius? Sama Dani dia cemburu? Astaghfirullah.
"Dani cuma sahabat saya--"
"Aku!"
"Dani cuma sahabat, aku gak ada perasaan apa-apa ke dia. Lagian tadi kamu denger sendiri kan kalo dia lagi pdkt sama Diysa?"
Dia mengangguk.
"Aku paham."
"Gak mau pulang?"
"Ngusir, Ai?"
"Yakin cuma kamu yang manggil aku Ai. Yang lain manggilnya Na."
"Gak papa biar beda."
"Aku capek," lanjutnya. Dia nyandarin kepalanya ke bahu gue. Berat sih tapi gak papa deh kasian.
"Gak usah kerja kalo gak mau capek."
"Kalo aku nggak kerja, aku gak bakal bisa nikahin kamu."
"Nah itu tau!"
"Ai?"
"Ha?"
"Kepalaku pusing."
"Tau nih, pasti lagi ngode? Ya kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AINA FAJ'RI ✓
Teen FictionAina Faj'ri, seorang perempuan yang gemar sekali tertidur di kelas. Karena hobinya itu dia kerap kali dihukum oleh gurunya namun, itu tak membuatnya kapok. Hingga semua dimulai saat ia bertemu dengan seorang guru saat hendak membeli barang. Dari sit...