1 || Aina Berulah

623 128 83
                                    

Karena tidur itu adalah kenikmatan yang hakiki

Aina Faj'ri

"Na na bangun woi! Molor ae!"

"Bacot lo, ah."

"Astaghfirullah, Na, mulut lo gak bisa kalem dikit ya?"

"Hmm."

5 menit berlalu.

"Na, bangun! Busit udah otw, cuk."

"Lima menit."

"Halah bangun anjir!"

Dani menggoyang-goyangkan bahu Aina, walaupun sangat terpaksa Aina bangun. Matanya masih tertutup, membuat Dani, teman sebangkunya gemas lalu mencubit pipi Aina.

"Sakit anjir! Gue geplak pala lo mau hah?!"

"Kalem-kalem," ucap Dani dengan cengirannya.

"Selamat pagi anak-anak--"

"Kita bukan anak-anak lagi, Bu."

Dengan tidak sopan nya Aina menyela ucapan Bu Siti.

"Baiklah, selamat pagi untuk kalian semua. Bagaimana weekend nya?"

"Mantap, Bu."

"Biasa aja, Bu."

"Gak enak, Bu."

"Ah, baiklah, mari kita mulai kegiatan belajar mengajarnya. Keluarkan buku tulis, buku modul, dan alat tulis kalian."

"Baik, Bu."

Di bangku barisan belakang, Aina sedang sibuk mencari bolpoin miliknya yang sekarang entah kemana.

"Dan, pinjem bolpoinnya."

"Yaelahh, Na, bolpoin gue cuma satu nih," kata Dani memperlihatkan bolpoin miliknya.

"Kampret lah."

Aina berdiri berniat untuk ke depan menemui Bu Siti.

"Mau kemana, Na?"

"Kepo lo!"

"Ye, malah ngegas."

Aina berjalan ke depan.

"Bu, izin ke koperasi."

"Mau beli apa?"

"Bolpoin, Bu. Punya saya hilang."

"Pakai punya saya aja ya dari pada kamu ke koperasi, jauh."

"Gapapa kok, Bu saya strong."

"Ya sudah Ibu izinkan, tapi cepat ya. Tidak boleh mampir ke kantin."

"InsyaAllah kalo inget ya, Bu."

Kemudian Aina berlari keluar, memang letak koperasi cukup jauh dari kelasnya. Melewati ruang guru, kamar mandi, dan kantin.

Aina sudah melewati ruang guru dan juga kamar mandi, kini dia sedang berada di kantin. Berhenti sejenak, berpikir.

"Mampir beli gorengan sebentar gak papa kali ya? Hm, iya deh," gumamnya.

"Mbak, gorengan empat. Ini uangnya."

"Lho, bukannya ini jam pembelajaran ya?"

"Hehe iya, Mbak. Tapi saya laper banget nih."

"Dasar."

Aina berjalan kembali menuju koperasi, kurang beberapa langkah lagi ia akan sampai.

"Kamu ngapain di sini?"

AINA FAJ'RI ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang