Dunia serasa milik berdua
Aldo
"Bun, Aina gak masuk sekolah ya?" rengek Aina.
"Kenapa?" Liana menempelkan punggung tangannya ke dahi Aina, mengecek suhu tubuh anak perempuannya.
"Gak panas kok, kamu mau bolos?"
"Aina pusing, Bun."
"Bohong ya? Sana mandi!" suruh Liana mendorong Aina kembali ke kamarnya.
"Ih, Bunda! Aina beneran pusing tau! Gak panas bukan berarti gak pusing!" protesnya kesal, memang suhu badannya normal, tapi kepalanya benar-benar pusing.
Bahkan saat bangun dari kasur tadi dia harus berpegangan meja yang ada di samping kasur.
"Nanti sembuh, habis sarapan nanti minum obat!"
"Bunda..." Aina terus merengek bak anak kecil yang meminta permen kepada sang ibu.
"Jangan banyak alasan Aina! Hari ini kamu UAS kan?!"
"Bunda tau dari mana?!" Aina shock! Gagal sudah!!
"Kamu gak bisa bohongin Bunda, Nak Ilham udah kasih tau Bunda kalo hari ini kamu ada UAS. Kamu ini lho, UAS bukannya masuk malah mau bolos!"
Ah! Pak Ilham kampret!
"Ya kan Aina beneran pusing nanti kalo Aina tiba-tiba disekolah pi-"
"Pingsan? Ya udah gak papa, yang penting berangkat! Sana cepetan mandi!"
Dengan berat hati, Aina kembali ke kamarnya. Bundanya nggak tau aja kalo dia beneran pusing.
Pak Ilham juga, ngapain sih ngasih tau bunda? Kan nanti kalo ditagih nilainya, bisa mampus dia.
"Bangun pagi, ngerengek bolos, disuruh mandi, gak mandi... Na na na na na...," nyanyi Aina asal.
Dia menyampirkan handuknya ke pundak sebelah kanan, bukan langsung ke kamar mandi melainkan duduk di atas kasur. Membuka ponselnya, tak banyak pesan yang masuk, hanya beberapa saja.
"Gak penting semua!" ia bangkit lalu segera mandi.
"Pake bedak tipis, pake liptint biar gak pucat, semprot minyak biar semuanya klepek-klepek. Good!" gumamnya.
"Cowok suka yang natural, tapi cantik. Gue natural, gak pake make up kelihatan buruk, dipakein make up kayak tante-tante. Serba salah."
Pukul 07.00 WIB
Aina dengan santai pergi ke ruang makan.Kok santai banget sih? Padahal udah jam tujuh lho!
Santai lah!
Di sekolahannya itu, kalo ada ujian masuknya jam delapan, jadi bisa santai-santai dulu. Hehe...🦂🦂🦂
"Dibaca bener-bener, baru dijawab. Kalo udah selesai, dikoreksi dulu, baru di kumpulin."
"Iya, Yah. Aina masuk ya?"
"Iya, baca Basmalah dulu!"
"Siap, Yah!"
Aina mencium punggung tangan ayahnya, "Assalamualaikum," ucapnya.
"Waalaikumsalam," jawab Abraham.
07.45 WIB
Aina berjalan sendirian, "Tumben sepi," batinnya.
"Jangan asal jawab, yang teliti ngerjainnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AINA FAJ'RI ✓
Fiksi RemajaAina Faj'ri, seorang perempuan yang gemar sekali tertidur di kelas. Karena hobinya itu dia kerap kali dihukum oleh gurunya namun, itu tak membuatnya kapok. Hingga semua dimulai saat ia bertemu dengan seorang guru saat hendak membeli barang. Dari sit...