Part 17 : the "home alone's" bad guy

562 40 1
                                    

Ariana POV

Pikiranku masih benar-benar kacau setelah pulang dari pemakaman. Dan mendengar Neymar berdebat dengan adiknya di kursi depan membuat perasaanku semakin buruk. Padahal sebelumnya aku berniat untuk membuat Neymar-Rafaella tak berperang dan melakukan hal-hal gila lainnya, nyatanya keduanya tetaplah saling menyerang dengan kata-kata.

Namun setelah merasa terbiasa mendengar perang kata diantara keduanya, aku mulai merasa nyaman hanya dengan mendengarkan apa yang Rafaella tuduhkan kepada kakaknya, semuanya memang benar. Aku suka gadis ini, dia cerewet, tapi begitulah caranya memperingatkan Neymar. Tak terasa dengan perdebatan yang cukup alot, kami tiba di sebuah rumah besar yang pekarangannya juga sangat luas. Ditengah-tengahnya ada sebuah kebun kecil dengan beberapa tanaman bunga, sayangnya kebun itu terlihat tak terawat. Saat keluar dari mobil aku bisa melihat pohon-pohon besar di sekitar rumah itu. Suasananya yang hijau membuatku teringat akan rumah Neymar. Benar... pria itu membuat rumahnya terlihat seperti rumah ini.

" Ayo masuk." Rafaella menarik tanganku lembut, menuntunku masuk ke dalam rumah besar itu. Aku menoleh pada Neymar yang ada di belakangku, dia terlihat ragu dan masih mematung di tempat.

Rumah itu terlihat mewah di dalamnya, dengan furniture kayu yang mendominasi, tempat itu terlihat klasik namun tetap menarik. Di ruang utama aku melihat sebuah foto keluarga berukuran besar. Entahlah foto itu sudah berapa lama diambil, yang jelas Neymar masih terlihat polos tanpa tato pada sekujur tubuhnya. Dan gadis berambut merah Rafaella sangat manis dengan senyum pada bibirnya. Aku tak tahu apa yang membuat Neymar meninggalkan rumah ini, hanya saja jika ia bisa memperbaikinya dan aku bisa membantu, aku percaya keluarga ini akan kembali utuh.

" Ney... kamar ibu masih sama. Aku dan pacarmu akan memberimu waktu untuk bersamanya." Jelas apa yang Rafaella katakan merupakan sebuah perintah.

" Dan kau, siapa namamu ?." Rafaella melirik padaku.

" Aku Ariana."

" Baiklah Ariana, bantu aku menyiapkan makan siang ya." Pintanya dengan nada yang berbeda dari apa yang ia katakan pada Neymar.

Rafaella membawaku ke bagian dapur, dan disana aku melihat persis seperti dapur yang ada di rumah Neymar. Aku menyadari sesuatu, pria itu tidak sedang berusaha menghindari rumah ini. Dia membuat segala yang ada di rumah ini terlihat persis seperti apa yang ada di rumahnya. Dia hanya menghindari ayahnya.

Rafaella sudah mengeluarkan beberapa macam sayuran dari lemari pendingin, terlihat sekali dia begitu antusias untuk memasak. Sementara Neymar memang tidak mengikuti kami ke dapur.

" Sudah berapa lama Neymar tidak pulang ?." Aku mendekat pada Rafaella, mulai membantunya dengan sayuran-sayuran itu.

" Hampir dua tahun." Jawab Rafaella lemah.

" Mau cerita ?."

" Neymar tidak pernah bercerita pada pacarnya ?. Wow... dia benar-benar menyimpannya sendiri."

" Aku bukan pacarnya."

" Lalu kenapa dia bisa sangat menurut padamu ?. Belum pernah ada yang berhasil membawanya kembali kemari."                                            

" Aku juga tidak tahu."

" Terimakasih Ariana. Ini akan sangat berarti bagi keluarga kami."

" Dua tahun yang lalu, kakakku memergoki ayah yang berselingkuh dengan wanita rekan kerjanya."

" Dia begitu menyayangi ibu, menyimpan apa yang ia tahu sendirian dan menyembunyikannya dari kami."

" Ayah yang merasa bahwa Neymar takkan memberi tahu ibu, kemudian melakukannya lagi, kakakku tidak tahan juga pada akhirnya. Ia membongkar semuanya pada ibu."

" Apa yang Neymar khawatirkan terjadi, ibu tak bisa mendengar sesuatu yang mengejutkan. Sejak saat itulah ibu kami sakit Ariana. Karena hal itu pula lah ayah begitu menyesal."

" Namun Neymar tak bisa memaafkan ayah begitu saja. Dia terus menyalahkan ayah atas apa yang terjadi pada ibu kami. Dan dia pergi."

" Lalu dimana ayahmu sekarang ?."

" Dia sedang keluar kota, aku sengaja menjemput Neymar saat ayah tak di rumah. Aku yakin sekali bahwa ibu begitu menginginkan bertemu Neymar."

" Sekali lagi terimakasih Ariana."

" Senang bisa membantumu."

......

ArianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang