Part 24 : Steal my heart and bring it with yours

667 37 0
                                    

Hai... aku kembali. Ternyata aku emang harus ngeposting lanjutannya lagi nih. mau gimana dong, kepikiran terusssss *plakkk. mau cerita dikit nih, seperti yang udah aku warning sebelumnya; bakal ada kesenjangan waktu yang luar biasa antara jarak postingan chapter satu dan lainnya. gara-gara kuliah, tentuuuu... banyak yg musti dipikirin hingga ide-ide yang bermunculan sebelumnya harus lenyap begitu aja. kedua, masalah teknik yang dari awal Maret kemarin dan belum juga kelar sampe sekarang. Pokoknya pengen bgt Maret berlalu dengan sangat cepat, kalo bisa langsung ke akhir Mei lah, biar bisa lanjut nulis lagiiii... dengan damai.

Ariana POV

Aku tak yakin sekarang jam berapa persisnya, tapi beberapa waktu yang lalu saat aku memeriksa ponselku, disana menunjukkan pukul empat lebih tujuh menit pagi. Demi Tuhan aku tak bisa tidur saat ini sementara Neymar telah pulas dengan posisi aku dalam pelukannya. Sebenarnya aku sedikit merasa tidak nyaman dengan posisi seperti ini, aku menjadi kaku dan mulai merasakan beberapa bagian tubuhku seperti remuk. Tapi jika aku bergerak pasti aku akan membangunkan pria ini. Jadilah aku hanya terpaku dengan posisi yang seperti ini selama setengah jam lebih dari saat Neymar memulai tidurnya.

Dia adalah pria nerakaku, beberapa waktu yang lalu kugambarkan sebagai tokoh penjahat dalam film "home alone" gara-gara penampilannya yang tidak biasa. Dia adalah pria yang kasar saat tak tanggung-tanggung menanyakan tentang keperawanan padaku. Dia pria mesum yang hidupnya dikelilingi oleh para gadis, dia pria kuat dan tangguh yang tak mudah dikalahkan di arena. Lebih dari semua itu, dia adalah pria rapuh yang sedang berusaha memaafkan seseorang. Sekujur tubuhnya penuh dengan tato, satu yang begitu menarik perhatianku adalah tato pada lengan kirinya; "life is a joke", apakah itu yang menjadikan alasan mengapa ia selalu meremehkan segala masalah yang ada. Entahlah... aku hanya merasa dia seperti membuat tato-tato itu dengan sembarangan.

" Aku mencintaimu Ariana." Neymar mengguman dalam tidurnya, matanya jelas-jelas terpejam, namun aku juga dengan jelas mendengar ia bicara.

" Kau mengigau Ney ?." Tanyaku penasaran.

" Berhenti memandangiku baby."

" Shit, kau jelas tidak tidur. Sekarang lepaskan pelukanmu. Tubuhku seperti remuk." Sahutku kesal sambil menampar dadanya.

" Aku tidak mau."

" Oh Ayolah Ney... aku sudah merasa seperti tak lagi memiliki tulang." Aku menggeliat dalam pelukannya dan akhirnya pria itu melepaskanku. Ya Tuhannnn... beritahu aku jika ada hal yang lebih melegakan dari pada ini. Tubuhku berguling ke samping dan merasakan kembali tulang-tulangku yang perlahan mulai kembali.

" Kau tidak akan lolos begitu saja." Sialan... Neymar kembali meraih tubuhku dan membuat Ariana yang lemah kembali berada dalam pelukannya.

" Oh Ney... aku tidak tahu kau selicik ini."

" Kau milikku Ariana."

" Aku tahu, aku tidak akan melarikan diri."

"Tapi aku senang saat kita berdua seperti ini." Kata Neymar sambil tersenyum lalu menciumku. Setelahnya kami berdua terdiam, hanya ada suara detak jantung masing-masing. Aku memejamkan mataku, merasakan hangat tubuhnya mengilir sempurna pada permukaan kulitku.

" Tidurlah Ariana." Bisik Neymar.

" Kalau aku tertidur apa kau akan m*st*rb*s* ke kamar mandi ?" Godaku dengan tertawa.

" Dari mana kau tahu ?." Dari cara Neymar merespon, jelas pria itu kaget mendengar pertanyaanku.

" Aku punya Rafaella sebagai telinga, adikmu punya telinga yang lain di Barcelona."

" Katakan padaku siapa yang sedang dekat dengan Rafaella, Alves atau Rafinha ?."

" Um-um... aku tidak memberitahumu."

" Atau aku akan..."

" Apa ?."

" Am gonna f*ck you, your soul till you aint breath and loudly moaning my name."

" You speak English ?."

" Terima tawaranku atau aku lakukan sekarang ?." Neymar tak meresponku, dia malah membuat penawaran lainnya.

" Tidak tidak... kau tidak akan melakukannya. Aku akan berteriak sekuat tenaga hingga orang-orang di rumah ini mendengarnya. Bahwa anak lak-laki satu-satunya di rumah ini sedang berusaha memperkosa seorang gadis."

" Aku suka gadis yang berteriak."

" Sialan kau Ney."

.....

Neymar memutuskan untuk kembali ke Barcelona pagi ini, aku tahu cepat atau lambat ini akan terjadi. Tapi aku juga punya urusan yang harus kuselesaikan di sana, terlebih jika Gerardo telah menemukan sesuatu. Aku senang berada di tengah-tengah keluarga Neymar, Rafaella sangat membantuku dalam banyak hal, Anna juga memperlakukanku dengan sangat baik, Tuan da Silva−meski hanya sebentar, tapi dari apa yang kulihat dia berusaha keras untuk memperbaiki diri atas kesalahan yang pernah ia lakukan. Dan yang lebih penting dari semuanya adalah, aku telah sepenuhnya jatuh ke pelukan si pria neraka.

Aku memberikan pelukan singkat pada Anna dan da Silva sebelum kembali pulang, Neymar juga melakukan hal yang sama setelahku; tentu saja dengan paksaan saat ia harus memeluk ayahnya. Lebih dari itu semua, aku telah melihat kemungkinan yang lebih baik antara Neymar dengan keluarganya. Aku harap dia akan kembali ke tempat itu meskipun tanpa aku.

Rafella mengantar kami ke halte bis terdekat dan kami berpamitan disana. Kecupan singkat di pipi dan juga pelukan menandai perpisahan kami. Serius, aku sangat menyukai adik Neymar.

Tubuhku terguncang begitu bis mulai bergerak; Neymar juga sama, namun ia lebih memilih untuk menatap keluar jendela. Entah apa yang ada dipikirannya, ataukah itu tentang keberatannya meninggalkan tempat ini sekali lagi.

" Jadi Ney... apa kau akan kembali lagi ke tempat ini ?" Aku mulai membuka percakapan.

" Entahlah."

" Kau selalu punya alasan untuk kembali Ney."

" Memaafkan itu sama seperti mencintai, kau perlu waktu untuk melakukannya. Kau mengerti maksudku kan ?."

" Ya...dan aku harap waktunya tidak lama. Sama seperti saat aku memutuskan untuk mencintaimu."

" Bagaimana itu bisa terjadi Ariana ?."

" Aku tidak tahu bagaimana persisnya. Disaat aku melihatmu begitu kacau, melihatmu menangis, yang ada di kepalaku hanyalah kau Ney. Bukan hanya peduli, aku memang peduli, tapi lebih dari itu. Aku ingin berada didekatmu, mendengarkan keluhanmu, memelukmu, dan melakukan segala yang aku bisa untuk membuatmu lebih baik."

" Apa itu jatuh cinta Ney ?"

"..."

" Mungkin saja."

" Tidak apa-apa kan jika aku ingin tidur sekarang ?."

" Tentu saja Ariana." Jawab Neymar dengan tertawa. Pria itu kemudian menarik tubuhku ke dalam pelukannya. Aku menyukai aroma maskulinnya. Dan berada disana seperti mendapatkan tempat terindah dan teraman di dunia ini.

......

Next chapter akan di posting dalam batas waktu yang tidak bisa ditentukan. terimakasih udah baca, atau nge-vote. *deep bow

ArianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang