Denis POV
Sekali lagi aku harus terjebak dengan keadaan macam ini. Dan aku sangat membenci saat aku tak tahu harus melakukan apa. Nyaris dua bulan yang lalu, saat aku berniat untuk meyakinkan ibuku tentang seorang gadis café yang seketika mencuri hatiku,− membawanya pergi dan membiarkan aku bagai pejantan sekarat di tempatku.
Dia adik dari Anita, mahasiswi yang beberapa kali terlibat projek lapangan bersamaku. Awalnya aku hanya mengira dia adalah gadis café biasa, melayani orang-orang yang memesan kopi di tempatnya bekerja. Tapi pertemuanku pada hari itu tak bisa terlupa begitu saja. Roman dan Adama telah menjadi saksi hidup bagaimana aku bersikeras untuk menemukan gadis itu sekali lagi.
Aku ingat sekali bagaimana Ariana menghilang, bukan seperti angin yang biasa orang-orang dramatisir di novel-novel. Dia hanya menghilang begitu saja, setelah perkenalan antara aku-Anita-Ariana di teater, mendadak dia pergi. Seiring dengan itu pula aku mulai berasumsi bahwa dia menghilang karena Anita. Melihat dari bagaimana pertemuan-pertemuan kami sebelumnya, dia sama sekali tak pernah menyinggung tentang Anita. Atau bagaimana Anita bersikap padaku malam itu; sesaat setelah perkenalan kami. Dia seperti tak menghiraukan saudaranya, dari sanalah aku membuat kesimpulan bahwa Ariana menjauhiku karena kakaknya.
Aku mencoba untuk berbalik mengejar Anita, tapi gadis itu cukup cerdas dan seperti ikut-ikutan; dia juga mulai menjauh−tidak secara harfiah menjauh, kami masih membicarakan tentang teater dan hanya sebatas itu. Dia tahu bahwa aku mendekatinya hanya untuk menanyakan tentang Ariana. Lalu mendatangi café tempat Ariana bekerja, hanya ada satu pria yang bekerja di sana, dan tambahan seorang gadis seumuran Ariana yang kutebak merupakan pekerja baru di sana. Aku seperti kehilangan arah, bahkan Ariana pergi tanpa meninggalkan petunjuk, dia benar-benar menghilang. Tak ada sepatu kaca sekalipun. Aku tidak berharap dia menjadi seorang Cinderella dan aku adalah pangerannya, aku cukup realistis dengan kehidupan masa kini. Dan begitulah Denis hidup dalam pencarian, bukan untuk banyak gadis; satu gadis yang sampai sekarang masih menetap di benaknya.
Berbeda denganku, ibuku tak bisa menerima begitu saja apa yang aku lakukan. Dia menganggapku terlalu banyak bermain ketimbang kuliah. Beberapa kali ayahku mengirim seseorang ke asrama untuk menjemputku pulang, dan di percobaannya yang ke lima, ia berhasil. Sekarang hidupku seperti terkurung di sangkar emas−apa itu terlalu klasik untuk dijadikan istilah?.
Ibuku itu terlalu kolot, dia sepertinya tak tahu apa itu artinya kebebasan masa muda. Atau dia hanya melakukan ini karena balas dendam. Dia dulunya dijodohkan dengan ayahku dan menikah diusia muda. Dan dia mau melakukan hal yang sama padaku?. Asal dia tahu saja, aku bukan pria yang benar-benar kesepian karena tak memiliki pasangan, aku juga tak mau buru-buru menikah dan memiliki keluarga. Terlebih aku tahu bagaimana cara menikmati kehidupan sebagai mahasiswa.
Baiklah jika ibuku berdalih dengan sebuah pertunangan−setengah mengikat memang. Namun masih ada peluang untuk berlari. Tapi tetap saja, cara itu benar-benar murahan. Baru saja aku ingin membuktikan padanya bahwa aku bisa mendapatkan gadis dengan cara yang wajar tanpa harus diatur oleh siapapun, −sayangnya gadis itu, aku harus katakan ini sekali lagi. Menghilang.
Dan demi tuhan dan anak-anakku di masa depan, di saat aku tengah mengalami keputusasaan oleh Ariana, secara tidak langsung ibu membawaku pada sang Cinderella. Lihatlah sekarang gadis itu, sudah berapa lama aku tak melihatnya?. Dia semakin cantik saja, aku tahu tak banyak yang berubah dari seorang Ariana. Tapi entahlah aku merasa bahwa ia semakin... manis.
Gadis itu tengah melihat-lihat koleksi gaun di salah satu butik langganan ibuku. Jujur saja aku baru kali ini dipaksa ikut oleh ibu ke butik ini, entahlah apa sebelumnya Ariana sudah pernah berada di tempat ini. Yang jelas aku akan sangat menyesali jika aku tak ikut ibuku hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ariana
RomanceAriana adalah gadis pekerja keras yang bekerja di dua tempat sekaligus demi mewujudkan keinginannya untuk bersekolah di Universitas terkemuka dengan uang yang ia kumpulkan. siang hari bekerja di cafe dan bertemu seorang pemuda tampan bernama Denis y...