Part 23 : Cause if you want to get me, you gotta love me harder.

309 19 2
                                    

Peringatan dini, bahasa yang digunakan pada part ini sudah keluar dari jalur anak-anak , begitu juga adegan-adegan yang terdapat didalamnya. Jangan tiru di rumah, apalagi tanpa partner yang memadai. XD gangguan-gangguan lain bukan tanggung jawab author.

Ariana POV

Suasana di tempat makan menurutku begitu kaku dan membuatku tidak fokus. Benar... pikiranku hanya tertuju sepenuhnya pada Neymar, pria itu benar-benar menggunakan waktunya di rumah pohon. Dia kembali ke rumah saat jam sudah menunjukkan angka tujuh, sedikit takjub sebenarnya bahwa dia bisa menemukan jalan pulang. Aku saja merasa siang hari tempat itu begitu gelap dan menyeramkan, apa yang ia rasakan berjalan di malam hari.

Berulang kali Anna dan Rafaella berusaha menghidupkan suasana di meja makan dengan membuat bermacam lelucon, Neymar sama sekali tidak tergerak sedikit pun. Dia duduk mematung di sampingku, bahkan pergerakan makannya pun begitu monoton. Pria ini benar-benar memiliki masalah yang serius dengan ayahnya. Tuan Da Silva; aku mulai membiasakan diri untuk menyebut ayahnya seperti itu. Karena pada dasarnya mana Neymar sendiri adalah Neymar da Silva Jr. yang artinya nama ayahnya juga demikian. Pria itu juga terlihat tidak tenang di tempatnya, namun ia tetap berusaha membuat semuanya terlihat normal. Tapi sejauh inilah apa yang bisa disaksikan, hanya sampai disini saja aku bisa membawa Neymar. Dia telah kembali ke rumah ini, dia bertemu dengan ayahnya, dan sekarang dia bersedia duduk satu meja dengan keluarganya.

Aku menyentuh paha Neymar dengan lembut, memintanya untuk bersikap wajar di sana. Dia menatapku kaget, aku hanya membalasnya dengan senyuman sedih.

" Kalau kau sudah selesai makan, kau bisa pergi." Kataku setengah berbisik.

" Kalau begitu aku sudah selesai." Pria itu langsung beranjak dari tempatnya tanpa menoleh pada yang lain. Oh sialan... bukan itu maksudku.

" Ney..." Panggil Rafaella, yang jelas gadis itu takkan mendapatkan balasan apa-apa.

" Maafkan aku, aku tidak bermaksud membuatnya pergi." Kataku minta maaf pada semua orang.

" Tenanglah Ariana, itu bukan salahmu." Jawab Anna menenangkanku.

" Aku akan bicara dengannya."

.....

Sekarang pikiranku sama kacaunya dengan Neymar, entahlah... aku lupa pada masalahku sendiri, yang kupikirkan adalah bagaimana keadaannya sekarang. Aku benci pada situasi macam ini, disaat aku tak bisa melakukan apa-apa dan seperti terjebak.

" Ney... aku ingin bica... owhhh shit." Aku mengumpat−setengah mengutuk sebenarnya, lagi-lagi aku melihatnya. Buru-buru aku berbalik badan begitu melihat reaksi Neymar saat aku masuk ke kamarnya. Memang tadi seharusnya aku mengetuk dulu; aku memang tidak menyangka. Maksudku aku memutuskan untuk tak mengetuk pintu kamar terlebih dahulu karena aku yakin pria itu takkan mau membukanya, jadi saat itulah aku memutuskan untuk langsung masuk dan bicara padanya. Tapi Neymar tetaplah bajingan, dia m*st*rb*s* di atas ranjang. Perlu digaris bawahi, kata m*st*rb*s* perlu diberikan semacam sensor karena lidahku sendiri tak biasa mengucapkannya. But f*ck... apa yang membuatnya melakukan itu di saat semua orang berpikir bahwa dia sedang marah dan butuh waktu untuk menyendiri.

" Ariana... apa yang kau lakukan disini ?." Neymar buru-buru mendekat dan langsung menutup pintu kamar, namun aku belum berani membuka mataku. Tak terbayangkan bahwa sekarang ini pasti wajahku sudah berubah seperti udang.

" Shit... Ney, apa kau sudah mengenakan celanamu ?." Kataku merasa terganggu.

" Ya... kau bisa membuka matamu."

Aku menarik napas dengan berat sebelum memutuskan untuk membuka mataku. Menatapnya tak mengerti, setengah menghakimi sebenarnya.

" Apa ini yang kau lakukan ?, disaat semua orang merasa bersalah padamu. Orang-orang diluar sana sedang berusaha untuk membuat keadaan menjadi lebih baik. Beginikah caramu lari dari masalah ?, apa m*st*rb*s* sangat membantumu ?." Segala apa yang kupikirkan keluar begitu saja tanpa bisa kutahan lagi, maksudku aku sangat marah. Ada banyak emosi yang mengumpul dikepalaku beberapa hari terakhir, dan sekarang adalah cara yang tepat untuk mengeluarkannya.

ArianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang