Part 28 : Let me take that pain

186 14 0
                                    

Neymar POV

Ariana itu seperti heroin. Seumur hidupku, dia adalah gadis pertama yang membuatku menginginkannya melebihi apapun. Tidak sulit mengatakan bahwa aku tak bisa hidup tanpanya sekarang, dan kenyataannya memang demikian. Aku sangat berterimakasih pada siapapun itu; yang telah mengantarkan kembali Ariana kepadaku−selain kepada Tuhan tentunya.

Sekarang dia telah berada dalam pelukanku. Segala yang ada pada Ariana sepenuhnya sempurna untukku. Tubuhnya yang dengan bebas bisa kupeluk, bibirnya seperti zat adiktif yang selalu memintaku untuk mencumbunya, aromanya yang memabukkan. Aku sangat menginginkan Ariana sepenuhnya.

" Kau sungguh sempurna Ariana." Bisikku disela-sela ciuman kami.

" Tidak ada yang sempurna Ney." Jawabnya dengan terengah, aku nyaris tak dapat mendengarnya. Kedua tangannya terus menekan belakang kepalaku lebih dalam untuk memberinya kepuasan yang berlipat. Dengan senang hati gadisku, kau milikku malam ini.

Bibirku telah berpindah ke bagian lehernya, menggigit, menjilat dan membuat Ariana bergetar. Tubuhku terus menekan Ariana dan menghimpitnya ke dinding, tak peduli bahwa saat itu kami masih berada di ruang tamu rumahku.

" Ohhh... Neymar. Aku akan membunuhmu jika kau berhenti." Aku bersumpah bahwa sebentar lagi desahan Ariana akan membunuhku; tidak dalam makna yang sebenarnya, maksudku aku bisa saja meledak dalam beberapa menit kemudian. Aku tak sabar untuk berada didalamnya, tapi aku yakin gadisku tidak suka jika melakukannya buru-buru. Dia perlu diberikan sedikit kesenangan sebelum memulai kesenangan yang lebih sempurna.

" Katakan kau menginginkanku sayang."

" I want you Neymar."

" F*ck Ariana, aku menginginkanmu sekarang." Aku gila, memang. Lupakan jika aku ingin memberikan semacam hidangan pembuka untuk gadisku, sementara aku sendiri sudah menginginkan hidangan utamanya. Dan Ariana benar-benar tahu apa yang harus ia lakukan, kedua tangannya telah sibuk menelanjangiku di bawah sana, memberikan kebebasan untuk si kecil Neymar yang sudah menegang entah sejak kapan. Tak perlu menunggu waktu lama untuk melihat bagaimana gadisku bekerja dengan jari-jarinyanya; dia telah mengalami kemajuan sekarang. Well... jangan pernah sedikitpun memiliki pikiran bahwa Adrian atau siapapun mengajarinya selain aku. Aku tidak mau tahu tentang itu semua, aku seratus sepuluh bahkan seribu persen yakin Ariana adalah milikku seorang. Selesai dengan celanaku, dia menurunkan g-stringnya sendiri; oh damn, bahkan Ariana telah memakai g-string sekarang. Maksudku, aku tidak menyangka bahwa ia telah berubah sejauh itu−atau dia telah mempersiapkan sebelumnya.

" Apa kau akan baik-baik saja ?." Tanyaku sekali lagi, selain meyakinkan dirinya tentang apa yang akan terjadi beberapa saat lagi, aku juga meyakinkan diriku bahwa aku akan baik-baik saja. Maksudku, hey... seorang Neymar tidak akan bertahan lebih dari seminggu tanpa seks, tapi aku melakukannya; bahkan lebih dari seminggu. Aku pasti masih memiliki bakat itu.

" Do it now." Oh sialan, aku melakukannya dan mendapatkan sedikit kesulitan, sekilas otakku memang berpikir bahwa aku memang sudah tak ahli melakukannya, tapi tunggu dulu. Gadis yang kumasuki sekarang sungguh sempit, serius. Ariana sedikit meringis dan kedua tangannya meremas pinggiran bajuku.

" Ariana..."

" Jangan katakan apapun, aku ..." dia tak melanjutkan kata-katanya, gadis itu menggigit bibir bawahnya sementara aku masih berusaha menyatukan tubuh kami dengan sangat pelan. Apa aku menyakitinya ?, melihat wajah Ariana yang seperti itu membuatku sedikit khawatir. Selama aku bercinta dengan para gadis, tak satu pun dari mereka yang benar-benar seperti Ariana. Mereka lebih suka bermain kasar dan meminta untuk disakiti. Sedangkan bersama Ariana, aku seperti menggenggam gelas kaca, jika terlalu erat maka aku akan membuatnya hancur lalu berakhir dengan melukai diriku sendiri.

ArianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang