Ariana POV
Sepertinya sudah jelas bahwa aku dan Denis memiliki ketertarikan satu sama lain, hanya dengan jarak waktu kurang dari dua hari, aku dan Denis seperti magnet; tak butuh waktu lama untuk menyatu. Bukan menyatu dalam artian yang sebenarnya, aku hanya merasa bahwa bersama dengan Denis semuanya menjadi tak terlalu sulit untukku. Kebanyakan yang kutahu, orang-orang bertemu dalam kesempatan yang sama, kadang bertegur sapa, dan kadang juga tidak, dan semuanya akan berakhir begitu saja tanpa meninggalkan apa-apa.
Setidaknya apa yang telah kulewatkan bersamanya sepanjang siang tadi di café membuatku terhibur, tentu saja. Aku tidak mungkin bicara banyak dengan Nyonya Maria karena jenis pembicaraannya akan sedikit kolot, atau paling-paling akan berakhir pada tanaman, sedangkan Jay; huhh... pria itu takkan punya waktu luang untukku, disetiap kesempatan ia pasti akan menelpon pacarnya, ngobrol berjam-jam, dan terus-terusan berlangsung seperti itu.
Langkah kakiku terasa ringan saat aku pergi ke bar untuk bekerja, aku punya seseorang yang khawatir tentang diriku , itu mungkin berlebihan sementara dia dan aku masih belum terikat apa-apa. Dan akan sangat aneh jika kami berdua sudah menyandang status sebagai sepasang kekasih hanya dalam waktu empat puluh delapan jam. Ughh... maksudku aku seorang gadis, bukankah akan terlihat sangat murahan sekali.
" Bukkkk..." Aku kaget begitu menyadari seorang anak laki-laki menabrak tubuhku, dengan keras hingga mampu membuatku mundur beberapa langkah.
" Hey... apa yang terjadi padamu." Aku yang kesal tak melepaskan anak itu begitu saja, maksudku anak-anak saat ini sering sekali mengabaikan tentang permintaan maaf, dan aku tak suka jika hal itu terjadi di hadapanku.
" Kumohon, lepaskan aku." Anak itu memohon; nyaris mengiba. Namun aku masih menunggu permintaan maafnya.
" Hey... tunggu dulu, aku tahu siapa kau. Kau anak laki-laki yang sering bernyanyi di depan café-ku kan ?."
Bocah itu berhenti memberontak, ia menatapku lekat, mungkin berusaha mengingat-ingat siapa aku. Dia anak yang memiliki suara merdu, meski tak pernah bicara dengannya secara langsung, tapi aku senang mengamati anak ini saat ia sedang bernyanyi, melihat orang-orang yang terkagum-kagum akan suaranya dan memberinya uang. Sayangnya beberapa hari terakhir aku tak melihatnya menyanyi di toko seberang café tempatku bekerja, sempat terpikir olehku bahwa mungkin dia sudah mendapat panggilan dari seorang produser atau apapun itu namanya.
" Ahh... disini rupanya kau." Seorang pria lainnya datang dengan napas yang berat, jelas sekali bahwa pria itu tengah mengumpulkan tenaganya setelah mengejar anak ini. Aku tak begitu jelas melihat wajahnya dari tempat kami berada sekarang, cahaya lampu jalan yang jaraknya kurang lebih lima puluh meter nyatanya tak memberikan penerangan yang cukup, ditambah lagi pria itu mengenakan topi dan setelan seperti tokoh penjahat pada film Home Alone. Mungkin usianya antara dua puluh lima atau dua puluh enam tahun, dia pria yang sangat tinggi dengan rahang yang kokoh. Hanya gambaran itu yang bisa kukatakan tentangnya.
Reflek tanganku melepaskan cengkraman pada si anak laki-laki yang menabrakku tadi. Namun bukannya berlari, ia malah bersembunyi di belakangku. Genggamannya pada kedua lengan jaketku begitu kuat, dari sana aku tahu bahwa anak itu benar-benar ketakutan.
" Terimakasih sekali karena telah membantuku menangkapnya." Kata pria itu setengah menyeringai.
" Siapa kau ?. mau apa dengan anak ini ?." Sahutku sambil berusaha melindungi anak itu darinya.
" Kau tidak perlu tahu siapa aku, yang jelas aku punya urusan besar dengannya."
" Pria macam apa yang memiliki urusan dengan anak-anak ?, apa kau penjahat ?"
" Mungkin ya, dan yang patut kau tanyakan adalah, 'anak kecil mana yang berurusan dengan orang dewasa', sekarang serahkan anak itu padaku."
" Tidak akan." Aku meneriaki pria itu, berusaha menyembunyikan ketakutanku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ariana
RomanceAriana adalah gadis pekerja keras yang bekerja di dua tempat sekaligus demi mewujudkan keinginannya untuk bersekolah di Universitas terkemuka dengan uang yang ia kumpulkan. siang hari bekerja di cafe dan bertemu seorang pemuda tampan bernama Denis y...