Neymar POV
Ariana...
Kenapa gadis ini kembali lagi kemari, maksudku disaat harusnya aku tak bertemu dengannya lagi. Dia datang kemari sendirian, memohon kepadaku untuk sebuah perlindungan, dan dengan bodohnya aku mempercayai gadis itu. Siapa yang tahu ada niat lain dibalik itu semua. Dia adalah gadis yang bekerja di bar milik Pique; pria yang memiliki masalah pribadi denganku. Tapi jika melihat jauh ke dalam matanya, saat dia menatapku dan memohon. Tak sedikitpun aku melihat ada sesuatu yang tak beres darinya, aku hanya melihat entahlah... rasa ketakutan dan jiwanya yang mungkin sedang rapuh. Untuk itulah kenapa aku bersedia membantunya.
Aku menyetir mobilku dalam keadaan tidak tenang, sesekali mengamati Ariana yang duduk di sebelahku sambil menggigiti kuku tangannya. Sepertinya kami berdua sedang memiliki pikiran masing-masing dalam kepala. Aku tak tahu harus memulai pembicaraan yang bagaimana, gadis ini seperti tak tahu apa-apa tentang duniaku, begitu pula dengan dunianya; mungkin saja gadis ini dipenuhi dengan buku-buku di kesehariannya. Dan aku bertaruh otaknya itu mampu mengingat banyak nama ilmuan dan penemu benda-benda penting di dunia ini.
Apalagi mengingat bagaimana pertemuan kami berdua yang sama sekali tidak ada manis-manisnya, dia menendang bolaku; hal paling memalukan yang terjadi selama hidupku. Dan perpisahan kami waktu itu, bisa juga dikatakan sangatlah buruk, seperti yang kukatakan tadi, aku tak tahu harus bagaimana bicara dengan gadis ini, karena itulah kami berdua berakhir dengan tidak baik. Dia mencaciku dengan sangat marah hanya gara-gara masalah keperawanan. Untuk itulah aku harus sedikit berhati-hati saat bicara dengannya.
" Apa yang membawamu datang ke tempat ku?." Akhirnya pertanyaan itu muncul begitu saja.
" Aku.... Aku juga tidak tahu apa yang terjadi padaku akhir-akhir ini." Sepertinya Ariana kaget mendengar pertanyaanku, mungkin ia hanya tak menyangka bahwa aku akan bertanya.
" Apa yang terjadi padamu Ariana ?."
" Aku akan menceritakan semuanya padamu. Tapi tidak sekarang, maafkan aku Ney. Aku sendiri sulit sekali menerima semuanya. Termasuk harus datang ke tempatmu dan memohon perlindungan."
" Baiklah."
" Arena, bisa ceritakan bagaimana tentang tempat ini?" Dia mengalihkan pembicaraan pada tempat yang akan kami tuju.
" Kau yakin mau mendengarnya?" Aku meliriknya ragu.
" Apakah sama buruknya dengan bar Pique?"
" Apa cuma bar Pique yang jadi referensimu? Apakah cuma itu tempat paling buruk yang bisa kau sebutkan?"
" Memangnya kenapa?"
"Berarti aku benar tentang kau yang masih perawan." Astagaaaaa... Aku menyadari bahwa kalimatku ini bisa membuatnya kembali meledak.
" Tidak ada gadis perawan yang menginjakkan kaki mereka di sana." Aku buru-buru mengoreksi maksud ku.
" Kenapa sih kau selalu mengait-ngaitkan segalanya dengan keperawanan?" Ariana mulai menaikkan nada suaranya.
" Tempat ini, kau akan melihat banyak darah dan pertarungan untuk uang. Jika kau pikir kau adalah wanita baik-baik, tempat ini adalah yang paling ingin kau hindari." Kuharap penjelasanku bisa meredam emosinya.
Tak terasa setelah perdebatan singkat itu kami sampai di arena tempatku bertarung. Kulihat teman-temanku sudah keluar dari mobil mereka. Ariana sendiri terlihat mulai tidak yakin dengan dirinya, dia ragu untuk masuk ke tempat ini.
" Kau tidak apa-apa kan ?." Tanyaku sekali lagi, sebelum membiarkannya keluar dari mobil.
" Ya... aku tak apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ariana
RomanceAriana adalah gadis pekerja keras yang bekerja di dua tempat sekaligus demi mewujudkan keinginannya untuk bersekolah di Universitas terkemuka dengan uang yang ia kumpulkan. siang hari bekerja di cafe dan bertemu seorang pemuda tampan bernama Denis y...