Part 29: The Heir and Legacy

577 34 0
                                    

Part 29 :

Ariana POV

Melihat Neymar dipukuli oleh Pique di arena sana; tanpa perlawanan sedikit pun, hatiku terasa seperti dicabik-cabik dengan sangat kejam. Apa yang kutakutkan selama ini benar-benar terjadi, aku selalu takut melihat orang-orang terdekatku dilibatkan pada masalahku. Maksudku, lihatlah sekarang, aku terikat pada sebuah kursi bodoh tanpa bisa melakukan apa-apa untuk menolong Neymar. Gerardo juga sama, dimana aku berharap dengan kembali ke Barcelona secepatnya akan mendapatkan apa yang kuinginkan, semua masalahku akan terselesaikan dengan segera. Namun nyatanya, orang-orang ini sepertinya berada jauh di depan kami, menculikku dan Neymar hanyalah bagian kecil dari rencana Adrian. Tidak mungkin Neymar rela dipukuli begitu saja tanpa melakukan perlawanan, terlebih orang yang memukulinya adalah Pique.

Aku melirik pada Adrian yang berdiri disampingku, tawanya yang lebar membuat pria itu benar-benar menjijikan. Benar kata Neymar, dia dan anaknya sama-sama pecundang.

" Ayolah Ariana... nikmati pertandingannya." Kata Adrian menyeringai kepadaku. Aku sungguh muak melihatnya seperti itu, tapi apa yang bisa kulakukan ?, menahan napas setiap Pique melayangkan tinjunya pada Neymar dan mengepalkan tangan geram karena hal itu. Aku benar-benar tak berguna.  

Inilah alasan yang tepat kenapa Adrian itu pantas disebut tidak memiliki hati nurani. Lihat saja bagaimana caranya bersenang-senang, tertawa kesetanan melihat penderitaan orang lain; mirisnya lagi ia menggunakan anaknya sendiri di arena sana. Aku yakin sekali bahwa Pique juga tidak ingin melakukan hal ini, namun apa dayanya jika sekarang pria itu berada dibawah tekanan ayahnya.

Sekarang aku tak bisa berpikir dengan benar, ada bermacam-macam perang di dalam kepalaku, seperti mendidih dan ingin meledak. Terlebih cara-cara konyol pun bermunculan di kepalaku tentang bagaimana aku bisa melarikan diri, faktanya tubuhku terikat dengan erat−sepenuhnya pada sebuah kursi, bahkan untuk memberontak pun aku begitu kesulitan. Jika dulu aku masih punya pelindung seorang Gerardo, sekarang nasibnya tak jauh lebih baik dariku. Gerardo mungkin dipukuli habis-habisan sebelum anak buah Adrian membawanya kemari. Tubuhnya begitu lemah dan tak berdaya, lebam dan bercak darah ada dimana-mana.

Di arena sana, Neymar sudah tersungkur dan juga berlumuran darah. Aku tak bisa melakukan apa-apa selain menangis. Memohon pada Adrian pun sepertinya juga percuma; dia akan semakin menertawakanku.

Tak lama seorang pria datang menghampiri Adrian dan membisikkan sesuatu pada pria tua itu. Dari apa yang kulihat, sepertinya Adrian tak menyukai berita yang diberikan oleh anak buahnya. Raut mukanya langsung berubah masam dan Adrian yang bengis pun seketika telah kembali. Adrian melirik padaku dan juga Gerardo secara bergantian. Apa lagi yang membuat pria ini benar-benar murka?

" Bawa mereka." Perintah Adrian pada pria itu setelahnya.

" Neymaaaaaaaaarrrrrrrrrr...." Aku menjerit begitu seseorang dengan kasar mencoba untuk melepaskan ikatanku dari dari kursi. Dan sekali lagi, mereka menutup kepalaku dengan kain hitam, membuat udara yang kuhela semakin terbatas. Berengsekkk.... Apa lagi yang akan mereka lakukan. Aku tidak bisa membiarkan Neymar ditinggalkan begitu saja disana, selain karena mencemaskan keadaannya yang semakin memburuk karena pukulan Pique, pria itu berada di tempat ini karena aku.

.....

Omar Yousoff ternyata memanglah orang yang licin, dialah ayahku. Aku tak tahu apa yang ada dipikirannya saat dulu memutuskan untuk berurusan dengan Adrian dan teman-temannya. Maksudku bagaimana bisa ia membuat Adrian sangat murka, hingga pria itu harus mengejar Omar Yousoff dan keturunannya selama dua puluh tahun lebih. Sebanyak apa harta yang ditinggalkan oleh ayahku untukku, pasti nilainya sangat fantastis sampai-sampai harus dititipkan ke kerajaan Spanyol. Omar Yousoff sendiri tak main-main dengan harta warisan itu, ia tak membiarkan ada pihak lain−yang tak terkait secara langsung dengannya, menerima harta itu. Hal ini juga yang membuat Gerardo mati-matian mencariku dan berusaha untuk melindungiku. Karena harta ini pula ada banyak pihak yang berkorban, yang paling jelas adalah pernikahan Gerardo dan Carla, kematian Carla sendiri, dan terakhir adalah Neymar.

ArianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang