Part 11 : I didn't mean it, but I have to

604 33 2
                                    

Ariana POV

Demi tuhan jika pun Gerardo harus membawaku sejauh mungkin saat ini juga, aku mungkin akan sangat bersyukur dibanding dengan mendatangi kediaman Neymar dengan suka rela. Pria itu akan semakin besar kepala jika melihat kedatanganku sekarang. Tapi kenyataannya aku tetap keluar dari mobil Gerardo, dan dengan lunglai melangkahkan kaki menuju rumah pria itu. Aku sudah memiliki firasat yang buruk begitu aku memencet bel rumah, tak ada yang membukakan pintu pada pencetan kelima. Aku hampir menyerah menunggu seseorang yang bisa menolongku itu, apa mungkin dia sedang tidak di rumah atau sedang bercinta dengan beberapa perempuan di dalam sana. Buru-buru aku menepis pikiranku yang gila itu, menjijikan saja jika mengingat apa yang kulihat beberapa waktu yang lalu. Paling tidak aku tidak harus memikirkannya sekarang.

Akhirnya seseorang membuka pintu untukku, seorang pria berambut pirang yang tersenyum menyambut kedatanganku. Aku sama sekali tak punya pikiran siapa pria yang ada di hadapanku sekarang.

" Hey... kau sedaaaangggg mencari ?." Tanya pria itu tak melanjutkan pertanyaannya, mungkin bermain-main dengan orang asing macam aku, bisa saja aku salah mendatangi rumah, atau aku adalah salah seorang dari gadisnya.

" Neymar." Jawabku berusaha tetap tenang. Nyatanya pria itu mulai memandangiku dari atas kepala hingga ke ujung kaki. Yayayaya... sudah kuduga takkan ada yang percaya ada seorang gadis baik-baik yang mendatangi si pria neraka, bahkan terakhir kulihat, adiknya saja datang ke rumah ini seperti angin, tanpa diketahui dan tentu saja tanpa membunyikan bel.

" Baiklah... kau bisa masuk." Akhirnya pria pirang itu mempersilakan aku untuk masuk. Tentu saja keadaan di rumah itu tak berbeda jauh dari terakhir kali aku meninggalkannya, mungkin hanya serpihan vas bunga, asbak dan bingkai foto saja yang sudah tak berada di sana. Di sofa tempatku berbaring tadi malam telah diisi oleh beberapa pria dan wanita, dua pria sedang bermain video game, sementara gadis-gadis mereka mendukung dengan semangat, tiga pria lainnya duduk seperti melingkar di depan meja yang terletak tak jauh dari sofa, termasuk Neymar. Mereka semua bermain kartu. Beberapa botol bir dan soda, serta semangkuk es batu tak lupa menjadi sajian di atas meja. Kulit kacang berserakan di sekitar area permainan kartu, sebagian ada yang tercecer di lantai.

" Ney... ada yang mencarimu." Kata si pria pirang memberitahu pria neraka yang sedang tertawa kegirangan dengan kartu-kartunya. Neymar menoleh kepadaku, wajahnya menunjukkan ekspresi tak percaya karena melihat keberadaanku lagi.

"Ariana..." Reflek pria itu menyebut namaku, dia segera meletakkan kartu-kartunya di atas meja.

" Wohoooo... Ariana. Dia Ariana ?." Salah seorang pria yang sedang bermain game berteriak kegirangan, dia juga menghentikan permainannya saat semua orang di tempat itu sedang memusatkan perhatian mereka padaku.

" Dia kah gadis yang membuatmu horny malam itu?." lanjut pria itu mengejek Neymar.

" Diam kau bajingan." Neymar yang mendengar hal itu langsung melempari temannya dengan bantal. Si pria pemain game itu hanya tertawa melihat Neymar yang salah tingkah.

" Ikut aku." Akhirnya Neymar bangkit dari tempatnya dan menyeretku, bersamaan dengan itu, teman-temannya masih menyoraki Neymar. Oh sialan, kenapa Neymar malah menyeretku ke kamar tempatnya bercinta dengan si gadis pirang. Jangan bilang dia akan memperkosaku disini, apalagi mendengar bahwa malam itu ... dia terangsang gara-gara aku. Aku akan mengutuknya jika dia berani macam-macam denganku.

" Bagaimana kau bisa ada disini ?."

" Aku..."

" Apa anak buah Pique mengejarmu lagi ?."

" Aku tak tahu harus bagaimana mengatakan ini, tak tahu harus memulainya dari mana, apalagi ada banyak orang di luar sana. Satu hal yang benar-benar membuatku kemari adalah aku membutuhkanmu."

ArianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang