Part 33: The trouble maker and running girl

499 25 0
                                    

Ariana POV

" Oh Tuhannn... jangan lagi." Aku menggerutu kesal saat seorang pria bertubuh besar langsung menyerang Denis dan aku dan memasukkan kepala kami berdua pada kain hitam penutup kepala. Kedua tanganku di letakkan di belakang dan aku diseret paksa untuk berjalan. Tak lama sebuah mobil berhenti dihadapanku, dan dengan paksa pula aku disuruh masuk ke dalamnya.

Denis benar-benar berhutang maaf padaku, dia telah mengganggu acaraku hari ini. Aku sudah membayangkan akan pulang membawa gaun indah lalu memamerkannya pada Neymar. Lalu aku mulai bertanya-tanya tentang siapa Denis yang sebenarnya, dia tidak terlihat seperti seorang pengedar narkoba yang menjadi buronan polisi, atau seorang putra dari bangsawan Turki lainnya. Aku bergidik membayangkan jika Omar Yousoff memiliki anak lain selain aku.

Tubuhku sekarang terguncang dan kulit lengan atasku jelas tengah bergesekan dengan kain kemeja Denis yang ada di sampingku. Demi Tuhan aku ingin sekali lepas dari situasi ini, aku muak dengan berlari dan diculik. Sekarang aku mulai berpikir bahwa diriku lebih tepat disebut mangsa. Ada banyak predator yang berusaha mendapatkanku dan mengoyakku tanpa ampun. Sialan...

Lima belas menit bukan waktu yang singkat jika kau sedang melakukan perjalanan dengan kepala tertutup kain hitam. Tak ada pemandangan yang bisa dilihat, udara yang masuk sangat terbatas, atau tentang tebak-tebakan jarak−seberapa lama lagi kau dari tempat tujuan. Mobil berhenti bersamaan dengan suara ban yang berdecit mengenai aspal. Aku sama sekali tak punya ide kemana orang-orang ini membawaku. Aku hanya merasakan tarikan secara paksa−sekali lagi dengan cengkraman kokoh di lengan atasku. Dia−si pencengkram, harus merasakan sesekali bagaimana berada di posisiku.

Entah seberapa lama aku berjalan, lalu cahaya itu bagai masuk degan paksa ke mataku. Mereka melepas penutup kepalaku dan aku mengerjap merasakan perlahan udara sejuk mulai kembali bisa ku hirup. Denis telah berdiri di sampingku dengan hal yang sama−mengerjap beberapa kali. Dihadapan kami, seorang pria paruh baya sedang memandangi kami cukup lama. Terlebih tatapannya begitu membunu pada Denis, aku melihat pria itu hanya mampu menunduk. Aku langsung tahu bahwa takkan mungkin menggantungkan harapan padanya. Mataku beralih pada tempat dimana aku Denis sekarang berada. Sebuah ruangan besar, ada beberapa lemari yang terisi penuh oleh buku-buku. Juga tempat dimana pria paruh baya itu duduk, aku sadar dengan posisi kami yang berlutut sekarang menghadapnya, pria itu dengan leluasa bisa memperhatikan gerak-gerik kami berdua. Meja kerjanya yang besar penuh dengan map dan beberapa bingkai foto. Di belakangnya, dua buah jendela kaca tanpa tirai menampakkan awan kelabu di langit Barcelona. Aku melirik pada dua pria bertubuh besar yang masing-masing berdiri di sampingku dan Denis−mereka tampak percaya diri sekali seolah-olah baru saja menangkap buruan yang menguntungkan.

Pria paruh baya itu berulang kali menarik napas dalam-dalam dengan masih memandangi Denis. Aku mulai berpikir bahwa pria itu adalah ayahnya. Wajah mereka tak terlalu jauh berbeda, apa yang kulihat dari mata dan alis Denis juga bisa kulihat pada pria itu. Benar, mungkin jika pria itu masih muda, aku akan melihat sosok Denis lainnya.

" Aku tidak habis pikir Denis." Akhirnya pria itu bersuara. Dia memijiti dahinya dengan−cukup keras. Itu sangat menandakan bahwa ayah Denis sering melakukan itu.

" Kau yang memaksaku melakukan ini. Dengar... menyewa body guard bukan gayaku. Tapi aku tidak tahan dengan ibumu. Dia selalu mengoceh saat kau menghilang."

" Jangan bilang bahwa apa yang kau lakukan sekarang adalah sebuah bentuk...bagaimana ya?−mencari perhatian dari ayahmu."

" Papa... kau membuatku terlihat buruk di depan gadis ini." Denis memprotes. Dia ingin ayahnya berhenti bercerita keburukan pria itu di hadapanku. Wow... agak mengejutkan memang, bagaimana bisa aku berurusan dengan para pria yang memiliki masalah keluarga. Lalu haruskah aku membereskan sesuatu disini?

ArianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang