Part 10 : Pain behind the truth

660 35 0
                                    

Author POV

Dua puluh lima tahun silam, keluarga kaya asal Turki membangun sebuah bangunan besar di daerah Torrejon de Ardoz, Madrid. Pemimpin dari keluarga itu adalah seorang pria bernama Omar Yousoff. Meski begitu warga di sekitar bangunan besar itu tak ada yang tahu persis seperti apa isi dari "rumah khalifah", baik itu perabotannya maupun para penghuninya.

Siapa yang menyangka dibalik kemewahan rumah khalifah, ada fakta terselubung yang membuat rumah itu berakhir dengan cara dibumi hanguskan, begitu pula para anggota keluarga yang sebelumnya telah dibunuh, dikumpulkan dalam suatu ruangan dan setelahnya tempat itu dibakar. Omar Yousoff telah terlibat dengan para mafia yang terkenal sangar di daerah Madrid, melakukan bisnis yang hanya Omar Yousoff dan para mafia itu saja yang mengetahuinya. Gosip pun beredar beberapa hari setelah peristiwa tragis di rumah khalifah itu, ada yang mengatakan bahwa Omar Yousoff telah menipu para mafia itu, ada juga yang mengatakan bahwa Omar Yousoff yang ditipu oleh para mafia. Itulah alasan mendasar yang membuat kebakaran hebat pada rumah khalifah terjadi. Sayangnya hingga sekarang tak ada yang tahu siapa pelaku dibalik semua itu. Polisi pun menghentikan penyelidikan kasus yang terjadi, karena tak ada pihak yang bertanggung jawab atas segala sesuatu mengenai kasus tersebut.

Terlepas dari itu semua, sebuah keluarga kecil asal Valencia memiliki kesempatan untuk bekerja di rumah khalifah, selama dua tahun setelah tempat itu di bangun, mereka bekerja di sana dan mulai menjadi orang kepercayaan Omar Yousoff. Merekalah satu-satunya keluarga asal Spanyol yang terlibat dengan rumah khalifah, sisanya, mulai dari supir hingga juru masak, keluarga Omar Yousoff membawanya langsung dari Turki.

Keluarga itulah yang pada akhirnya berhasil lolos dari kebakaran yang terjadi, karena pada saat itu mereka sedang meminta izin untuk pergi ke Valencia sebentar. Keluarga Gerardo yang terdiri dari Carla sang isti, dan Anita putri kecil mereka, menjadi saksi bagaimana keluarga Omar Yousoff di bantai dengan keji sebelum rumah mereka di bakar dengan membabi buta. Mereka juga sempat menyelamatkan bayi mungil lainnya, anak dari Omar Yousoff , buah cintanya dengan seorang perempuan Spanyol; istri ke tiganya yang bernama Sofia. Hanya bayi itulah satu-satunya yang selamat dari keluarga Omar Yousoff, bahkan Sofia sendiri di tembak mati beberapa kali oleh salah seorang dari mafia. Dan bayi mungil itulah yang akhirnya tumbuh menjadi seorang Ariana.

Orang-orang mungkin mengira Omar Yousoff telah mati bersama keluarganya di rumah khalifah, tapi ternyata tidak. Sang pemilik rumah khalifah itu seolah-olah tahu bahwa ia diincar untuk di bunuh, beberapa hartanya sempat ia titipkan di pengadilan tinggi kerajaan Spanyol. Hanya orang yang memiliki darah keturunannya saja yang bisa mendapatkan harta itu, tak tanggung-tanggung, bahkan harta itu pun dijaga oleh kerajaan Spanyol dengan sangat apik. Hanya Ariana yang berhak menerima semua itu, puluhan tahun kerajaan Spanyol seakan kehilangan arah tentang keberadaan anak Omar Yousoff, mereka mengira bahwa tak ada lagi pewaris yang tersisa. Hingga beberapa waktu yang lalu Gerardo berhasil menemukan sosok Ariana di Barcelona. Tak sengaja ia melihat gadis itu tengah bekerja di sebuah café, Gerardo mulai mengamati setiap gerak gerik Ariana dari awal, hingga akhirnya ia melihat secara langsung bahwa gadis itu tinggal bersama istrinya, Carla.

Kisah Gerardo dan Carla sendiri tak kalah tragis, keduanya harus berpisah pada malam mereka berhasil melarikan diri dari rumah khalifah. Jika tidak begitu, mungkin mereka berempat juga akan di buru oleh para mafia yang menginginkan semua orang di rumah khalifah mati. Keputusan yang berat memang, apalagi Anita masih sangat kecil pada saat itu. Namun Gerardo segera mengambil tindakan cepat dengan memisahkan diri dari istri dan anak tercintanya. Gerardo sendiri terlunta-lunta selama masa pelariannya, bekerja di sana sini demi sesuap nasi, hingga suatu hari pria itu merasa penasaran dan kembali ke rumah khalifah, disanalah ia bertemu dengan Omar Yousoff yang juga kebetulan berada di sana.

Terlambat memang bagi Gerardo untuk mencari dan mempertemukan Omar Yousoff dan anaknya, serta istrinya, Carla dan anak-anaknya telah pergi terlalu jauh, tak tanggung-tanggung, Carla membawa Anita dan Ariana ke Roma dengan menaiki kereta, menetap di sana selama beberapa waktu bersama saudara jauhnya. Disana juga lah ia bertemu dengan Joseph, pria yang saat ini menjadi suaminya.

Sekarang umur Ariana sudah mendekati dua puluh satu tahun, dimana pada usia itulah perjanjian Omar Yousoff dan kerajaan Spanyol akan berakhir, itu artinya semua harta yang dititipkan berhak sepenuhnya di ambil oleh kerajaan jika pihak Ariana tak mengambilnya. Sebelum usianya menjadi dua puluh satu itulah Ariana harus berhasil membuktikan bahwa dirinya adalah keturunan dari Omar Yousoff dan berhak menerima warisan ayahnya.

Sepertinya langkah Gerardo yang telah menemukan Ariana dan memulangkannya pada Omar Yousoff ke Turki tidaklah mulus. Semuanya akan berjalan mulus jika para mafia itu tak tahu dengan keberadaan Ariana. Salah seorang diantara mereka; Adrian tak sengaja melihat sosok Ariana yang wajahnya sangat mirip dengan Sofia di bar milik Pique. Sofia sendiri memiliki hubungan khusus dengan Adrian sebelum ia diperistri oleh Omar Yousoff. Sejak ia tahu tentang keberadaan Ariana, Adrian mulai mencari tahu tentang gadis itu, segalanya. Dan Ariana memanglah bukan gadis asing yang tak dikenalnya, bukan hanya karena Ariana adalah anak dari Sofia, mantan kekasihnya. Ariana juga adalah aset berharga bagi dirinya dan juga teman-temannya. Dan pria yang menodong Ariana di teater kampus beberapa waktu yang lalu itu juga merupakan salah satu utusan dari Adrian.

.....

Ariana POV

Mataku membelalak sekali lagi, tidak mempercayai siapa diriku yang sebenarnya. Aku ternyata bukanlah gadis biasa yang selama ini hanya bekerja di sebuah café dan bar. Aku bahkan terikat dengan orang-orang di kerajaan Spanyol. Fakta ini jelas tak bisa kuterima begitu saja, rasanya begitu mendadak dan sangat berlebihan. Aku seperti disuguhi dengan emas dan berlian, diberi kesempatan untuk menggunakannya sesuka hatiku, namun aku sendiri terlalu takut untuk menerimanya. Itulah sepertinya gambaran yang tepat tentang diriku, aku lebih memilih menjadi seorang yang biasa-biasa saja, aku rela bekerja di café dan di bar siang malam demi mengumpulkan biaya untuk kuliah. Namun selama itu semua menjamin keselamatanku, aku akan senang sekali. Dari pada mengetahui bahwa diriku memiliki sebuah warisan besar yang juga begitu mengancam nyawaku, hidup dalam ketakutan dan terus-terusan menghindar. Bukan seperti ini yang aku harapkan.

" Gerardo... kenapa kau tak membawaku langsung ke Turki. Antarkan aku secepatnya ke sana, membereskan segala urusan dengan ayah kandungku, lalu kembali kemari dengan damai." Aku masih menggumam, tak jelas juga apa yang kukatakan. Hanya inilah yang bisa kulakukan sekarang. Aku benar-benar kacau.

" Tidak semudah itu Ariana, aku punya rencana lain tentang kepergianmu ke Turki. Sekarang rencana itu kacau karena Adrian tahu tentang keberadaanmu. Mereka pasti tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja."

" Segala akses keluar Spanyol mungkin sudah mereka intai. Kau tidak tahu sedang berurusan dengan siapa, bahkan beberapa orang kepolisian pun mereka buat tak berkutik."

" Ingat Ariana, sekarang ini kau tak bisa mempercayai orang-orang disekitarmu. Para mafia ini takkan segan untuk membunuh demi mendapatkan apa yang mereka inginkan."

" Bahkan nyawamu sendiri, misalkan jika kau tertangkap nanti, kau mungkin takkan bertahan lama."

" Lalu apa yang harus aku lakukan ?."

" Beri aku waktu memikirkan cara untuk membawamu ke Turki. Omar Yousoff tak mempunyai orang kepercayaan lain selain aku, itulah kenapa aku akan mengalami kesulitan bekerja sendiri."

" Tapi aku berjanji akan membawamu ke sana."

" Kemana kau akan membawaku ?."

" Aku tidak akan bersamamu beberapa hari ke depan sementara aku memikirkan bagaimana caranya. Kau harus bersembunyi di tempat yang aman."

" Tapi dimana ?."

" Disana." Gerardo menunjuk sebuah rumah tepat di seberang jalan tempat Gerardo memberhentikan mobilnya. Sekali lagi terbelalak melihat rumah milik siapa itu. Tempat tinggal si pria neraka, maksudku Neymar. Kenapa aku harus kembali kemari, disaat aku sudah berjanji bahwa aku akan mendapatkan nasib buruk jika bertemu lagi dengannya.

" Apa ?, tapi aku tak mengenal pemilik rumah itu." Bantahku sedikit tak senang.

" Aku sudah menyelidiki latar belakangnya, dia bisa melindungimu." Kata Gerardo seolah tak mendengarkan perkataanku.

" Tapi..." Gerardo menatapku sambil tersenyum, menanggapi ketidaksukaanku pada kenyataan bahwa aku akan bertemu dengan pria yang telah merendahkanku.

" Kau akan terbiasa dengannya."

....

ArianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang