Part 30

555 27 0
                                    

Ariana POV

Dua minggu berlalu, dan tak banyak yang bisa kulakukan di Turki. Aku senang sekali akhirnya bisa kembali ke Spanyol meski dengan rombongan keluarga besar Omar Yousoff. Sebenarnya bukan hal aneh jika dia menginap disebuah hotel mewah berbintang lima di Barcelona. Lagi pula yang Mira tahu kami semua semacam sedang melakukan perjalanan wisata. Dan berkunjung ke kerajaan Spanyol adalah salah satu bagian dari jalan-jalan itu sendiri. Seperti yang sudah kurencanakan sebelumnya, aku lebih memilih untuk menginap di tempat lain; rumah Neymar misalnya. Barcelona adalah rumahku, jadi aku bisa tidur dimana saja. Dan percaya atau tidak, aku harus meyakinkan ayahku lewat Gerardo terlebih dahulu agar mendapat izin darinya ditambah dengan pengawasan ketat oleh Alvaro

." Ohh shittt..." Umpatku kesal. Aku mengira pengawasan dari Alvaro sudah cukup, ternyata Adrian sendiri yang menghadangku tak jauh dari hotel. Bersama dua body guardnya, dia berkacak pinggang angkuh padaku. Belum lagi Alvaro yang merasa telah mendapatkan penghargaan besar karena berhasil membawaku ke hadapan Adrian.

" Mau kemana kau?." Tanya Adrian dengan gusar.

" Kau sudah tahu kemana tujuanku." Jawabku tenang.

" Aku tidak akan melepaskanmu kali ini Ariana. Jika kau melarikan diri, aku tidak akan segan untuk membunuh orang-orang disekitarmu sebelum kematianmu sendiri."

" Ckk... aku pastikan kau akan mendapatkan yang setimpal dengan usahamu Adrian."

" Bagus."

" Biarkan dia pergi." Perintah Adrian pada dua body guardnya yang menghalangiku, sebelumnya aku melihat ekpresi Alvaro yang terlihat tidak senang dengan keputusan Adrian.

Baiklah... Barcelona aku kembali, biarkan malam ini aku menikmati malam di kotaku sendiri. Rasanya sudah sangat lama tak berjalan-jalan seperti ini, tidak ada yang berubah dari kotaku sebenarnya. Tapi apa yang terjadi padaku sendiri rasanya seperti bencana.

Tak lama sebuah mobil audi menepi di dekatku, dan seseorang telah membukakan pintunya dari dalam. Aku tersenyum melihat Ivan dibalik kemudi, ia tampak senang melihatku. Sebelumnya aku telah menghubungi pria itu dan memintanya untuk menjemputku disini. Maksudku, rasanya aneh saja jika aku meminta langsung pada Neymar untuk menjemputku. Lagi pula memberi kejutan tidak salah kan?.

" Wow... Lihat siapa yang kembali." Kata Ivan antusias sambil menjalankan mobilnya dijalanan kota Barcelona yang masih ramai.

" Bagaimana Neymar? Apa dia baik-baik saja?"

" Well... Jordi menyebutnya seperti zombie." Jawab Ivan agak canggung, aku menatapnya lekat. Rasanya tidak mungkin dua minggu tak bertemu membuat Neymar berubah sejauh itu.

" Apa itu maksudnya?"

" Kau terlihat baik-baik saja Ariana, apa Adrian menyakitimu?" Ivan tak menggubris pertanyaanku sebelumnya. Ia malah memabalas pertanyaanku dengan pertanyaan lain.

" Uhmm... Secara fisik mungkin tidak, kau tahu lah apa yang seharusnya kurasakan sekarang. Tak seorangpun mau hidup di bawah tekanan" Jawabku masih dalam kebingungan.

" Begitu ya. Aku hanya berharap kau bisa tunjukkan pada Neymar bahwa selama kepergianmu, kau tak mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari Adrian."

"...."

" Aku khawatir dia akan melampiaskan kekesalannya pada orang yang tak tahu apa-apa. Asal kau tahu saja, dua minggu terakhir dia mengamuk dan membuat lawan-lawannya di arena terluka parah."

" Begitu ya?"

" Bersyukur saja kau tak melihat kejadian itu. Aku tak yakin kau masih mau menerima Neymar jika melihat yang sebenarnya."

ArianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang