Part 32

445 26 0
                                    

 Neymar POV

" Dengar Ney... aku yakin Raquel tidak bermaksud demikian." Sekali lagi Ivan menenangkanku. Sekarang apa lagi yang bisa kulempar?, vas bunga mana lagi yang bisa kuhancurkan. Satu buah sudah tak berbentuk dan menghambur di lantai. Rafaella sepertinya membabi buta saat melempari barang-barangku waktu itu hingga aku hanya punya satu kali kesempatan untuk membanting satu-satunya vas bunga di ruang tengahku. Lagi pula, aku lupa tentang fungsi benda itu. Mungkin vas-vas bunga itu diletakkan oleh salah seorang gadisku. Ku ingat pernah menerima kiriman berupa beberapa vas bunga tahun lalu. Ya... tapi aku lupa gadis mana yang mengirimkannya.

Kembali lagi pada sesuatu yang membuatku berang. Astagaaa... Ariana menghilang lagi disaat dia tidak sedang bersamaku. Aku ingat betul bagaimana Raquel pulang ke rumah dengan suara bergetar dan isakan hebat. Dari sana saja aku sudah tahu bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi−apalagi ketiadaan Ariana di balik punggungnya. Aku ingin sekali tidak menyalahkan Raquel; Ariana juga pasti senang jika aku melakukannya. Tapi demi tuhan, saat itu Ariana sedang berada dengan seorang Raquel−si selebriti diantara para gadis kami. Kau, dengan sepintas saja sudah akan tahu bahwa jika seorang Raquel diajak ke butik, hal yang selanjutnya bisa kau tebak.

" Entahlah Ivan, kau tahu aku sedang kacau sekarang." Aku menyerah dan melempar tubuhku sendiri ke atas sofa. Aku mestinya tahu bahwa tidak seharusnya menyerahkan Ariana pada Raquel. Apa mungkin ini ulah Adrian?, jika bukan dia siapa lagi?. Ariana berani sekali menjamin bahwa Adrian takkan mungkin melukainya sebelum pesta itu berakhir. Atau ada pihak lain yang mengetahui tentang gadisku. Bisa saja itu perbuatan ibu tirinya yang ada di Turki−terlalu dini untuk menuduh Mira terlibat dalam hal ini. Lagipula ia tak tahu banyak tentang suaminya sendiri ataupun Ariana.

" Aku panik sekali. Seorang pria menarik Ariana dan mereka berlari keluar butik begitu saja." Kata Raquel masih terisak dalam pelukan Ivan.

" Shhh... tenanglah. Kita pasti bisa menemukan Ariana." Ivan berusaha menenankan gadisnya. Sekarang bagaimana?, semuanya menjadi abu-abu. Ivan adalah orang paling pertama yang akan kumintai pendapat tentang sesuatu, namun melihat keadaannya yang sekarang aku menjadi tidak yakin.

" Tunggu... kau bilang tadi tentang pria yang menarik Ariana keluar dari butik?"

" Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia menghadap ke depan. Ariana menoleh padaku sebentar dan dia mengikuti pria itu."

" Mengikuti pria itu?"

" Ya... aku tidak melihat perlawanan dari Ariana. Setelah itu suara ribut-ribut terdengar dari dalam toko. Seorang perempuan berusia empat puluhan dan pengawalnya terburu-buru keluar dari butik."

Perempuan bersama pengawal sedang mengejar Ariana dan pria yang menariknya?, ini jelas bukan Adrian lagi. Ariana benar... Adrian mungkin juga sedang mempersiapkan dirinya untuk menghadiri pesta penyerahan itu ketimbang mengawasi Ariana seharian. Lagi pula apa ada alasan lain yang membuat gadis itu menolak menghadiri acara ini? Dia sudah bertemu dengan ayahnya, dia sudah kembali padaku tanpa pengawalan, dia bisa dengan leluasa keluar lalu memilih gaun sebelum besok malam. Dan yang lebih penting, aku sudah menerima undangan khusus dari kerajaan pagi tadi. Ariana meminta ayahnya−mungkin, mengirimkan royal invitation itu ke alamat rumahku. Aku baru saja mulai memikirkan tentang tuksedo dan dasi, lalu Raquel datang dengan mata berair dan ucapan maaf puluhan kali.

Tunggulah beberapa saat, mungkin aku akan mendapatkan jawaban tentang dimana Ariana. Aku meminta Ivan untuk mengantar Raquel pulang. Lagi pula ini belum jam satu kan?, Ariana mengatakan akan kembali sebelum pukul satu, jadi mari buat batasan hingga pukul satu sebelum aku memutuskan untuk benar-benar cemas terhadap gadis itu. ......

ArianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang