THIRTY TWO

4.9K 216 9
                                    

Jangan lupa meninggalkan jejak berupa vote atau komen!!

AUTHOR POV

Mengingat pertanyaan yang ia tanyakan pada Yera tadi pagi membuat Kean memanggil orang kepercayaannya.

"Damian!" panggilnya saat melihat Damian mencarinya di taman belakang.

"Iya, Tuan?" tanya Damian dengan nada mengejek selaku detektif kepercayaan Kean.

"Kamu tau tujuanmu ke sini karena apa, bukan?" tanya Kean balik yang dibalas anggukan.

"Kean! Jangan tegang-tegang amat lah! Gue berasa ngobrol sama atasan!" ujar Damian yang kemudian duduk di kursi tempat Yera tadi duduk.

"Gue emang atasan lo! Kalo bukan gue yang ngasih kerjain ke lo! Lo bakal nganggur!" kesal Kean membuat Damian mendengus.

Memang hanya dengan Kean ia bisa bekerja, karena Kean sendiri menjadikan dirinya detektif khususnya. Tidak ada yang boleh menyewa ataupun meminjamnya sebentar, karena Damian hanya bekerja untuknya.

Dan Damian hanya bisa pasrah dengan keputusan Kean, ia yang sudah dari dulu mengikut kemana sahabatnya itu akan pergi pun hanya bisa bersabar. Hal itu juga yang membuat dirinya memiliki istri orang Washington. Dan untung istrinya mau ikut kemana pun keputusan Kean akan menetap. Ke Korea Selatan contohnya.

Damian dan Kean bersahabat sejak SD. Damian yang memang dari dulunya anak yatim piatu pun hanya ikut dengan Kean. Lagipula, hanya Kean yang mau berteman dengannya. Dan dirinya memilih menikah saat usia Kyna delapan tahun. Masa-masa Kean sudah tidak stres dengan kepergian istrinya.

"Iya-iya, astaga lo dari dulu omongannya kejam amat, Yan! Jujur banget mulut lo!" Damian menatap Kean sambil geleng-geleng kepala.

"Mending jujur daripada boong mulu! Nambah dosa! Lagian emang bener!" sergah Kean dengan wajah datarnya membuat Damian menghela napas.

"Iya deh, Yan! Jadi lo manggil gue?" pancingnya dan Kean berdehem sebelum mengucapkan sesuatu hal yang serius.

"Gue minta tolong lo cari kebenaran tentang kematian Lina," gumamnya membuat Damian heran.

"Waktu itu 'kan kita udah cari! Tapi gak ada hasilnya sama sekali, Yan!" ujar Damian membuat Kean menatapnya.

"Gue tau, Dam! Tapi, gue cuma mau memastikan satu hal!" ucapnya dan Damian menggelengkan kepalanya.

"Dulu aja nih ya, Yan! Kita carinya sekitar dua tahunan setelah kematian Lina! Dan satu pun kita gak dapat petunjuk kematian Lina itu sengaja atau gak, karena mobil itu langsung pergi setelah ngelindes dia! Dan ini udah bertahun-tahun, Yan! Bukan gue pupus harapan atau gak mau bantuin lo! Tapi, gue gak yakin sama pencarian kita! Dengan kata lain, itu semua bakalan sia-sia aja!" ungkapnya dan Kean terdiam.

"Coba aja dulu, Dam! Kalo dalam waktu sebulan gak ada yang lo temuin infonya! Lo bisa berhenti nyelidikin!" ujar Kean tidak mau kalah. Ia hanya ingin memastikan sesuatu.

"Gue kasih tau lo satu hal! Tapi gue gak bisa curiga gitu aja! Gue cuma mau lo buktiin sendiri!" sambungnya lagi membuat Damian mengerutkan keningnya.

"Apa?" tanyanya memandang Kean yang menghela napas.

"Lo bisa cari tau kasus ini sama keluarga Andra, terutama Nindy!" penuturan Kean sukses membuatnya menatap Kean dengan tatapan bertanya-tanya.

#####

"Gue kok akhir-akhir ini suka mual, ya?" monolog Yera sambil menatap Ola dan Zean yang sedang bermain di halaman belakang.

"Udahlah, biar aja! Kali aja cuma masuk angin!" ucapnya lagi.

Melihat Ola dan Zean kemudian menghampirinya membuatnya tersenyum.

"Udahan mainnya?" tanya Yera sembari menuntun Ola untuk duduk di sebelahnya.

"Udah, Bunda! Ola bosen tadi! Jadi kita ke sini aja!" jelas Zean dan Yera hanya mengangguk.

"Bunda!" panggil Zean membuat Yera dan Ola refleks melihatnya karena panggilan anak itu.

"Iya, kenapa?" jawab Yera lembut sambil mengelus rambutnya.

"Gimana ya kabalnya Ella?" gumamnya membuat Yera hampir melupakan satu teman Zean itu.

"Tumben Zean tanyain Ella? Kita udah berhari-hari gak ngobrol in dia, pas kita mau pergi ke sini aja. Zean gak kasih tau kalau mau pergi," penuturan Yera membuat Zean mengerucutkan bibirnya.

"Iya, Bunda! Jean lupa! Bunda punya nomol Mamanya Ella? Nanti kita kasih tau kalau Jean udah pindah!" ujarnya dengan mata yang dikedip-kedipkan.

"Mama aja gak tau Mama Ella yang mana, apalagi mau tau nomornya! Tapi, Zean 'kan pernah bilang. Kalau Ella Mamanya orang Korea. Nanti libur akhir semester pasti dia ke sini!" jelas Yera tersenyum dan hal itu membuat kedua mata Zean berbinar.

"Benelan, Bunda?" pekiknya yang dibalas anggukan.

"Jean gak sabal ketemu Ella!" ucapnya tersenyum.

Sedangkan Ola yang mendengar pembicaraan keduanya pun kesal, "Ella itu siapa sih? Bikin kesal Ola aja!" gerutunya sambil menendang-nendang sepatunya.

#####

"Mama cepet sembuh!" ucap Dylan sambil menggenggam tangan Lesya.

Lesya yang mendengar penuturan Dylan pun tersenyum, sekecewa apapun dirinya dengan Dylan. Tetapi, rasa cinta dan sayangnya sangatlah besar.

"Mama udah sembuh! Cuma leher sama kakinya aja yang susah gerak!" kesalnya karena Dylan berkata seakan dirinya orang tua yang berpenyakitan.

"Santai banget ngomongnya! Pake tambahan cuma lagi!" gumam Dylan yang bisa didengar Lesya.

"Ngomong apa kamu!" ujarnya membuat Dylan menelan salivanya.

"Eh, g-gak Ma!" jawabnya kikuk.

"Udahlah! Kamu pergi sana! Bikin emosi aja kamu tuh!" celetuk Vian, ia sedari tadi hanya diam mendengar interaksi keduanya.

Dan Lesya yang mendengar terdiam, ia tidak mau pertengkaran mereka berlanjut. Lagipula, orang yang mereka bahas ada di hadapannya.

"Mama cepat sembuh! Ada kejutan yang menanti Mama!" tekan Dylan disetiap katanya, ia sengaja menekannya agar Papanya mendengar perkataannya.

Benar saja, perkataannya sangat berefek dengan Vian. Ia langsung menengadahkan tubuhnya dari yang awalnya hanya berbaring seketika menjadi duduk tegap.

"Kejutan apa?" tanyanya dan Dylan hanya menghendikkan bahunya, ia kemudian berlalu pergi meninggalkan Vian yang dipenuhi rasa penasaran.

"Sialan!" umpatnya melihat Dylan tidak menghiraukannya.

"Jangan mengumpati anakku!" sahut Lesya dan Vian diam, ia tidak mau istrinya semakin marah padanya dan pernikahan mereka berujung persidangan. Dan kesembuhan Lesya sangat utama untuk saat ini.

#####

Jangan lupa vote!!

Really Hate! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang