Jangan lupa meninggalkan jejak berupa vote atau komen!!
AUTHOR POV
Satu bulan kemudian....
Tepat setelah Yera menerima lamaran Dylan, bulan depannya. Mereka melangsungkan pernikahan.
Ijab kabul sudah dilakukan pagi tadi dan sekarang keduanya tengah menikmati pesta yang diselenggarakan di malam hari yang cerah ini.
"Kamu capek? Kalau capek duduk aja!" ucap Dylan menatap Yera yang sedari tadi tersenyum.
"Gak! Gak capek! Ini hari yang bermakna banget buat aku! Gak akan aku lewat in satu pun bagian!" ucap Yera tersenyum menggoda ke arah Dylan.
Dylan yang mendengarnya memutar bola matanya, sudah biasa ia mendengar Yera mengatakan kata-kata menggoda.
Sejak Yera menerima lamarannya, wanita itu suka sekali menggodanya. Sepertinya dia menemukan hobi barunya.
"Ck! Penganten baru! Belagu bener! Gue nih dulu nikah ama Cenora gak sampe segitunya!" ujar Felix membuat Cenora yang berada di sebelahnya mencubitnya.
"Eleh! Emang sih! Tapi, pas udah di kamar langsung lembut. Eh, ternyata ada maunya!" sinis Cenkra dibalas helaan nafas.
Ada teman-teman Yera dan Dylan, seperti Ana dan Kevan, Nevan dan istrinya, Calvin dan Alin, terakhir pasangan kocak yang sedari tadi suka ceplas-ceplos. Siapa lagi kalau bukan Felix dan Cenora.
Al dan Aira tidak bisa datang, karena Ibu Aira tidak bisa ditinggalkan. Ia sedang sakit dan beliau dirawat di rumah sakit. Mereka sudah menyarankan untuk para pengawal Al yang akan menjaganya, tetapi Ibu Aira selalu berpikir negatif tentang orang lain. Itulah mengapa, Al dan Aira cukup susah untuk pergi-pergi ke luar negeri.
"Fira belum datang, ya?" gerutu Ana membuat Kevan yang mendengarnya mengelus bahu telanjangnya.
"Sayang! Jangan marah-marah! Kamu lagi hamil!" ujar Kevan membuat Calvin terkekeh.
"Keliatan amat dah, Kevan takut anaknya mirip emaknya!" ucapnya terkekeh membuat semuanya ikut terkekeh.
Sial!
Kevan menatap Calvin tajam yang ditatap malah menghendikkan bahunya acuh.
"Halo! Guys!!" pekik Fira tiba-tiba berada tepat di sebelah Ana membuat wanita itu hampir berkata kasar.
"Ngeselin lo, Fir!" gerutunya dibalas cengiran.
"Dasar bir!" ungkap Felix membuat Fira melotot.
"Lo seneng banget dah plesetin nama gue ke sana! Hati-hati lo ya! Suka ama gue! Gue gak mau jadi pelakor!" ucap Fira membuat Felix dan Cenora yang mendengarnya memutar bola matanya.
"Dasar jomblo ngenes! Sampe ke sana pikirannya!" ucap Ana lagi dibalas tatapan sinis.
"Mentang-mentang gue doang yang jomblo! Lagian nih ya! Gue jomblo itu, karena belum nemuin keberadaan jodoh gue! Masih seneng keliling dunia dia!" Fira kemudian mencomot makanan di hadapannya, ia seakan datang ke acara temannya hanya untuk makan. Mengatakan kata selamat saja belum.
"Lo langsung ngambil aja dah! Nih orangnya gak dibilangin selamat gitu?" tegur Ana lagi dibalas gumaman tidak jelas.
"Udah gue kirim pesan tadi! Lo bisa cek tuh di hp gue!" ucap Fira lagi membuat semuanya geleng-geleng kepala.
"Emang ya! Jomblo satu ini meresahkan bener dah!" celetuk Calvin dibalas tatapan sinis.
Sabar, Fira! Sabar! Resiko lo datang sendiri nih!
"Oh ya, Valen dimana? Dia gak ke sini?" pertanyaan Yera membuat semuanya bungkam.
Cenora dan Alin yang sibuk menyuapi anak mereka seketika berhenti.
"Lo belum bilang, Cal?" tanya Kevan dibalas gelengan.
"Nih dua orang emang belum tau! Lah 'kan Valen temen gue sama lo?" ucap Calvin dibalas anggukan.
"Udah meninggal, Ra!" ucap Ana mewakilkan keduanya membuat Yera menatap Fira yang tiba-tiba menyimpan piringnya.
"Aihh! Sedih lagi dia nya!" ucap Calvin melirik Fira.
"Lanjut makan gih, Fir!" timpal Kevan yang ingin menghibur Fira.
Fira memang memiliki perasaan pada Valen, walaupun mereka berbeda agama. Tetapi, setelah perkenalan waktu di masa SMA dulu. Valen selalu mengganggunya, bahkan mengikutinya ke mana-mana.
Fira pernah bertanya mengapa ia selalu mengikutinya dan jawaban yang diberikan Valen membuatnya tersenyum, Valen mengatakan bahwa ia harus memastikan perempuan yang disukainya selalu dalam keadaan baik-baik saja.
Fira tentu terbawa perasaan dengan perkataan Valen.
Pria itu pun sengaja masuk ke kampus yang sama dengannya.
Pernah Fira mengatakan, jika Ibunya tidak suka kalau dirinya berdekatan dengan Valen. Dikarenakan Valen yang berbeda keyakinan dengannya. Fira mengatakan itu waktu dirinya semester 5 dan Valen bukannya berhenti mendekatinya malah semakin menjadi, bahkan dirinya berani mengantarnya ke rumahnya dan juga meminta izin jika ingin membawanya keluar.
Sekitar lebih dari dua bulan yang lalu, Valen meminta Fira bertemu di sebuah villa yang berada di puncak, villa milik keluarganya.
Tetapi, karena arah ke villa harus melalui jalur pinggir kota yang selalu dilalui mobil-mobil besar. Valen tertabrak salah satu mobil besar pengantar perabotan rumah tangga lantaran barang yang dibawanya terlalu banyak.
Mobil besar itu tidak bisa mengerem saat penurunan, karena sang sopir yang membawanya terlalu kencang.
Padahal rencana Valen menemui Fira ingin mengajaknya makan malam romantis dan menghabiskan waktu sehari di villa, setelah itu akan ia akan membawa Fira pada keluarganya untuk melamar gadis itu.
Itu yang Fira tau dari Ibu Valen.
Nomornya yang pertama muncul di daftar nama yang baru saja di telpon Valen. Itulah mengapa Fira yang pertama kali mengetahui Valen meninggal
Kevan yang melihat Fira masih terdiam pun berpikir keras, ia berusaha mencari topik yang lain. "Makanya Fir! Lo terima aja cintanya Bang Robi!" ucap Kevan akhirnya membuat Fira yang mendengarnya mendengus.
"Gue gak mau sama Abang duda lo itu! Amit-amit gue sama dia!" ucapnya bergidik jijik.
"Ya elah, Fir! Dia itu cuma ditinggal istrinya habis nikah. Duda sehari doang! Orang ganteng aja kok Abang gue!" goda Kevan lagi dibalas gelengan.
"Gak! Mending gue sama yang lain! Kesel juga gue sama Abang lo itu! Suka bener gangguin gue! Gue masih perawan ting-ting begini mau dinikahin! Big No!" ucap Fira membuat semuanya tertawa.
"Lo kira dia udah gak perkasa apa? Hah?! Asal lo tau! Abang gue itu menjaga kebersihan, masih ke segel! Lagian dia itu milih-milih sama cewek! Gak semuanya diembetin! Syukur deh lo! Dapet duda macho begitu!" Kevan semakin membanggakan-banggakan Kakak lelakinya.
"Gue aja nih ya! Kalau Kakaknya Yera masih lajang! Gue comblangin dah tuh sama Bang Robi!" lanjutnya lagi.
"Serah lo! Serah! Lo aja yang nikah sono! Gue gak mau!!" final Fira kemudian pergi menjauh dari semunya.
"Gue pengang omongan lo!" teriak Calvin dan Kevan bersamaan. Mereka akan melihat sejauh mana Fira akan bertahan dengan sikap Kakak lelaki Kevan itu.
Sedangkan, Yera tertekun. Ia banyak ketinggalan berita tentang para sahabatnya.
######
Jangan lupa vote!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Really Hate! [SELESAI]
Romantik[FOLLOW SEBELUM MEMBACA DAN JANGAN LUPA MENINGGALKAN JEJAK] Cerita seorang gadis yang berubah menjadi seorang wanita yang hamil diluar nikah karena ulah Kakaknya dan Kakak sepupunya yang berakhir diusir dari rumah keluarganya. Ia mengetahui satu fak...