THIRTY SIX

4.8K 201 3
                                    

Jangan lupa meninggalkan jejak berupa vote atau komen!!

AUTHOR POV

Kyna dan Yera sekarang berada di pemakaman Korea Selatan, pemakaman yang berada di atas bukit kota Busan.

Ya, Kyna mengajak Yera ke pemakaman. Pemakaman orang tua Lina, Opa dan Oma mereka.

"Halo, Opa! Halo, Oma!" sapa Kyna ceria di depan batu nisan bertuliskan Park Jung Nam dan Shin Mi Young.

"Kalian apa kabar? Maaf, Kyna baru bisa datang ke sini," ucap Kyna yang berakhir bersedih.

"Tapi, Kyna ke sini gak sendiri! Ada Yera! Cucu yang dari dulu kalian tunggu-tunggu!" ucap Kyna lagi sambil menyuruh Yera berjongkok di sebelahnya.

Kyna menatap Yera yang hanya diam menatap kedua batu nisan di hadapannya. Ia lalu menyenggol lengan Yera agar dirinya berbicara.

"H-hai, Opa, Oma!" sapa Yera kikuk, "Maaf, Yera baru bisa datang! Yera selama ini gak sama Papa dan Kak Kyna, jadi Yera baru pertama kali ke sini," ucapnya lagi.

Yera dan Kyna kemudian berdoa, mendoakan Tuan Jung dan Nyonya Mi Young yang sudah berpulang duapuluh satu tahun lalu.

Setelah selesai, keduanya memutuskan untuk pergi ke Cafe yang berada di depan pemakaman.

#####

"Mama itu dulu emang non muslim, pas Papa lamar Mama. Mama baru masuk islam," ucap Kyna sambil memakan es krim nya.

Yera yang mendengarnya hanya mengangguk, "Pantas, muka Kakak kaya orang Korea-Korea gitu. Ternyata turunan Mama!" ucapnya menatap Kyna.

"Nah iya! Kalo kamu itu perpaduan Mama sama Papa banget! Kalau Kakak cuma bagian tertentu yang mirip Papa," ujar Kyna yang terdengar iri.

"Kamu pasti lupa ya sama mereka?" tanya Kyna yang dibalas anggukan, Yera tau. Mereka yang dimaksud Kyna itu orang tua Lina.

"Iyalah lupa, secara waktu mereka meninggal umur kamu baru setahun," sambungnya yang dibalas anggukan.

"Kalau boleh tau mereka meninggal karena apa, Kak?" tanya Yera membuat Kyna mengerutkan keningnya, "Gara-gara kecelakaan kereta api di Yogyakarta! Kalau gak salah, waktu itu mereka mau liburan di sana," jawabnya.

"Mama gak ada saudara ya, Kak?" tanya Yera lagi yang diangguki Kyna.

Kyna memakan beefsteak nya, lalu menjawab. "Mama sama Papa itu anak tunggal! Jadi dari dulu itu mereka mandiri, apalagi semenjak Opa sama Oma meninggal," ucapnya, "Nah kalau Kakek sama Nenek udah meninggal sejak Papa kuliah, biasa saingan. Jadi dibunuh! Untung waktu itu, Papa lagi gak tinggal di rumah dan untung juga Papa gak pernah mau ikut sama orang tuanya. Jadi si pembunuh gak ngurusin keberadaan Papa," lanjutnya.

Yera mengangguk, ia kemudian memakan roti bakar coklatnya sambil memandang seisi cafe.

Yera memicingkan matanya kala melihat orang yang sepertinya ia kenal, "Aland?" gumamnya masih menatap seorang pria yang tidak sendiri. Ia berada di dekat jendela pojok.

"Aland!" panggil Yera membuat semua para pengunjung termasuk pria yang dipanggilnya menatapnya.

Yera tersenyum canggung saat beberapa orang menatapnya sinis dan pria yang dipanggilnya terkejut dengan keberadaannya.

Bisa Yera lihat, pria itu menghampirinya. Diikuti seseorang yang bersamanya dari belakang.

"Yera? Ini beneran kamu?" tanyanya memastikan yang dibalas anggukan.

"Oh astaga! Akhirnya kita bertemu lagi! Ku kira kita tidak akan bisa bertemu lagi!" ucap Aland sambil memeluk Yera.

Pria itu memang Aland.

Really Hate! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang