NINETEEN

8.8K 367 4
                                    

Jangan lupa meninggalkan jejak berupa vote atau komen!!

AUTHOR POV

Sesuai perkataan Dylan tadi, tepat pukul 1 siang lelaki itu sudah berdiri di depan gerbang sekolah Zean.

Ya, ia sudah membulatkan tekadnya untuk mencari tau siapa Zean.

"Mana sih!" ucapnya sedikit kesal, karena anak sekolah sudah banyak yang keluaran, tetapi anak yang sedang ia cari belum muncul.

Setelah beberapa waktu menunggu, Dylan melihat ke arah anak laki-laki yang duduk menunggu bersama temannya.

Setelah memastikan foto di handphone nya sama dengan anak itu, ia langsung menghampirinya.

"Hai, tampan!" sapa Dylan tersenyum lebar membuat Zean diam dengan wajah datarnya.

"Hai! Namamu siapa? Perkenalkan Om Dylan," ucapnya lagi yang membuat Zean mengerutkan keningnya.

"Saya bukan orang jahat! Bagaimana kalau kita pergi ke kafe yang ada di sana?" ucap Dylan sambil menunjuk kafe yang berada di ujung jalan.

"Aku gak bisa ikut dengan olang yang gak dikenal," ucap Zean setelah lama terdiam.

Dylan yang mendengarnya langsung mensejajarkan tingginya dengan Zean, "Percaya sama Om, Om gak akan macam-macam! Di kafe sana ramai kok, jika saya melakukan sesuatu, kamu bisa berteriak," ucapnya meyakinkan.

Melihat Zean tengah berpikir membuat lelaki itu berdoa dalam hati. Semoga anak itu menyetujuinya.

"Oke!" putusnya membuat Dylan tersenyum lebar, lalu menggandeng tangannya.

#####

Dylan masih setia menatap Zean yang memakan es krimnya dengan wajah tersenyum.

"Ehmm, siapa namamu Nak?" tanya Dylan membuat Zean berhenti memakan es krimnya, ia lalu menatap Dylan.

"Jean, Om!" serunya yang dibalas kerutan di dahi.

"Jean?" beo Dylan yang dibalas gelengan.

"J.E.A.N!" ucap Zean sambil mengeja satu persatu hurufnya dengan tangan yang membentuk huruf disetiap pengucapannya.

"Oh, Zean?" tanya Dylan yang langsung diangguki Zean, "Oh ya, Zean!"

"Iya, Om?" tanya Zean yang kembali memakan es krim coklatnya.

"Nama Mamanya Zean... Syera Lovandra, ya?" tanya Dylan membuat Zean menatapnya.

"Kok tau, Om?" tanyanya membuat Dylan diam.

"Gak mungkin, itu gak mungkin," batin lelaki itu berteriak.

"Umur Zean berapa?" tanyanya lagi.

"Empat tahun, Om! Bulan tujuh nanti udah lima tahun," ucap Zean membuat Dylan diam.

Lelaki itu berpikir, saat ini bulan memasuki Juni. Kejadian Yera dan bayinya yang dinyatakan meninggal tepat bulan Juli. Dan sekarang umur anak kecil di hadapannya masih berusia empat tahun dan sebentar lagi akan lima tahun.

Dylan sibuk menghitung tahun kehamilan Yera sampai tahun ini. Apa jangan-jangan anak ini, anak gue ya? pikirnya.

"Papanya Zean mana?" tanyanya lagi membuat Zean kesal.

"Di kantor lah, Om!" ucap anak itu jengkel yang dibalas tatapan datar.

Berarti bukan anak gue, tapi gue coba cari tau lagi aja lah. Pikir Dylan lagi.

"Ya udah, kita langsung pulang aja. Yuk!" ajaknya yang dibalas anggukan.

#####

Really Hate! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang