Jangan lupa meninggalkan jejak berupa vote atau komen!!
AUTHOR POV
"Gimana kabar lo?" tanya Kean lagi dengan kalimat yang tidak formal, agar Andra tidak merasa tertekan dengannya saat diajak berbicara.
"G-gue baik, lo gimana?" tanya Andra balik, ia kemudian duduk di sofa kosong yang tepat berada di sebelah kanan Kean.
Jadi posisi mereka saat ini, Kean dan Damian duduk bersama di sofa panjang dan di hadapannya ada Vian dan Lesya. Mereka berdua masing-masing duduk di single sofa dan Andra berada tepat di sebelah Kean.
"Seperti yang lo liat, gue jauh lebih baik dari beberapa tahun terakhir!" ucap Kean dengan senyuman membuat Andra menelan salivanya, ia seperti tersindir.
"Oh ya, gimana sama istri lo?" tanya Kean melirik ke arah Nindy lalu kembali menatap Andra.
"Udah lebih baik dari kemarin, dia terlalu banyak mengonsumsi obat penenang dan dia juga mengonsumsi sekaligus obat wajib yang selalu diberikan pada dokter," jelas Andra dan Kean mengangguk dengan wajah terkejutnya, padahal di dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia senang akan hal itu.
"Gue prihatin sama keadaan lo yang sekarang! Lo tetap sabar aja, gue yakin Nindy bakalan sembuh! Kalau boleh tau, dia kenapa bisa sampai harus ngonsumsi obat penenang sama obat dari dokter?" Kean bertanya padahal ia sudah tau yang sebenarnya, tetapi untuk saat ini ia hanya ingin tau semua informasi yang didapatkannya bisa langsung ia dengar dari orang yang bersangkutan.
Kean menatap Andra yang diam beberapa detik, bisa ia lihat Andra menghembuskan napasnya. "Dia depresi! Tapi lebih tepatnya, dia terkena gangguan bipolar," ucapnya menunduk membuat Kean manggut-manggut.
"Kok bisa? Perasaan dulu dia baik-baik aja?" tanya Kean heran membuat Andra mendongak, ia menatap Lesya dan Vian yang berada di sebelahnya.
Beberapa menit terdiam, pintu kembali terbuka.
Gavin yang datang, ia hanya sendiri. Mengingat Lisa yang sedang hamil tidak baik terus menerus berada di rumah sakit.
"Maaf! Gavin ganggu! Gavin gak tau kalau ada tamu," ucap Gavin yang kemudian duduk di kursi yang berada di sebelah brankar Nindy, tempat duduk Lesya tadi.
Dylan?
Ia sibuk dengan ponselnya, ia sedari tadi bertukar pesan dengan sekretarisnya.
Cyra mengatakan jika ada yang mengajukan kerjasama dengan perusahaannya, tetapi ia mengatakan jika ia untuk saat ini tidak membutuhkan kerjasama dengan perusahaan manapun. Ia fokus dengan pencarian Yera dan Zean.
Sedangkan, Kean yang mendengar Gavin menyebutkan namanya pun tersenyum tipis.
Ini anak Nindy yang membuat Yera hancur, begitu pikirnya.
Akhirnya, Kean mengalihkan topik yang membuat semuanya tidak berani membuka suara.
"Oh ya, bagaimana dengan kabar Yera?" tanyanya.
Kean ingin tau, bagaimana reaksi mereka semua saat menyebutkan satu orang yang membuat mereka menjadi hancur.
"Y-Yera?" ucap Dylan dan Gavin bersamaan, mereka menatap Kean.
Bahkan, Nindy tersadar dari lamunannya. Ia menatap Kean sambil menggumamkan nama Yera.
"Om ada hubungan apa dengan Yera?" tanya Dylan yang diangguki Gavin.
"Oh kamu tau Yera? Kalau boleh tau dia di mana?" tanya Kean membuat Dylan menatapnya.
"Maaf, Om! Om siapanya Yera? Bagaimana bisa Om kenal sama Yera?" tanya Dylan beruntun membuat Kean menampilkan senyum miringnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Really Hate! [SELESAI]
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA DAN JANGAN LUPA MENINGGALKAN JEJAK] Cerita seorang gadis yang berubah menjadi seorang wanita yang hamil diluar nikah karena ulah Kakaknya dan Kakak sepupunya yang berakhir diusir dari rumah keluarganya. Ia mengetahui satu fak...