THREE

19.2K 586 3
                                    

Jangan lupa meninggalkan jejak berupa vote atau komen!

AUTHOR POV

"Hoam..." Yera merasa masih mengantuk, ia mulai meregangkan otot-ototnya. Gadis itu merasa kelelahan, bahkan tubuhnya rasanya sakit semua.

"Eh, bentar!!" pekik Yera meraba tubuhnya yang tidak memakai apa-apa.

Ia kemudian mengedarkan pandangannya ke segala arah. Matanya menatap tajam ke arah bajunya yang berserakan di lantai.

"K-kok bisa gak pake baju?" kagetnya yang kemudian bangkit memungut bajunya.

Yera benar-benar terkejut, apa ia membuka baju dengan keadaan tertidur? Dan sebentar.... Kenapa bagian bawahnya sakit. Saat ia bergerak akan terasa nyeri.

"Apa yang sebenarnya terjadi?!" Yera benar-benar bingung melihat ini semua, ia segera berjalan ke arah kamar mandi. Melupakan bagian bawahnya yang terasa semakin sakit.

"Gila sih! Gue habis ngapain sih semalam??" gerutunya di sepanjang jalan sembari menahan nyeri.

"Apa jangan-jangan semalam... a-ada yang masuk ke kamar terus perkosa gue?" cicitnya di akhir kalimatnya, ia takut jika pemikirannya itu benar. Tapi, seingatnya semalam dirinya telah mengunci jendela dan pintu kamarnya. Ya, kecuali ada yang memiliki kuncinya.

"Aduh, jangan sampai Mama sama Papa tau," gumamnya.

Setelah mandi, Yera kembali ke ranjangnya dan berbaring. Ia sudah tidak peduli lagi dengan bagian bawahnya yang masih sakit.

Ia rasakan sakitnya sekarang adalah hatinya. Bagaimana bisa orang itu melakukan hal memalukan itu padanya?

Yera lelah memikirkannya, ia memilih untuk berbaring dan tidak sengaja tertidur di atas kasurnya dengan bercak darah yang telah mengering di atasnya.

#####

Yera baru saja terbangun, padahal saat ini sudah menunjukkan jam 5 sore. Ia tertidur dari jam 9 pagi.

"Gue lapar! Tapi gue lagi malas turun!" ujarnya sambil menatap pintu kamarnya.

Tok
Tok

"Non!" panggil Bi Gina dari luar kamarnya.

"Masuk aja, Bi!" teriak Yera dan Bi Gina segera membuka pintu kamarnya, lalu menutupnya kembali.

"Ini, Non! Bibi bawa nasi goreng dimakan ya, Non!" ucap Bi Gina dan Yera hanya mengangguk, lalu melahap nasi goreng tersebut.

Tak sampai 10 menit, Yera telah menghabiskan nasi gorengnya dan Bi Gina masih setia menunggu di sebelahnya.

"Sudah, Bi!" Yera menyodorkan piring dan menerima susu coklat dari Bi Gina.

"Maaf, Non! Itu merah apa, ya?" tanya Bi Gina ke arah bercak merah di samping kiri Yera.

Gadis itu yang mendengarnya sontak melotot. Sial! Ia lupa dengan darahnya.

"Oh, i-itu. Itu darah dari luka saya, Bi," jawab Yera membuat Bi Gina menghampirinya.

"Aduh, Non. Kok bisa luka, lukanya di mana, Non? Biar Bibi bantu obati," ucap Bi Gina yang mencari luka Yera.

"Gak usah, Bi! Tadi udah Yera obatin," tolak Yera cepat takut lama kelamaan Bi Gina malah mengetahui yang sebenarnya.

Akhirnya, Bi Gina mengalah. Wanita paruh baya itu tersenyum dan mengangguk.

"Ya sudah. Saya ke bawah dulu, Non! Kalau ada apa-apa, panggil Bibi aja," ucap Bi Gina dan Yera hanya mengangguk.

Setelah melihat wanita itu pergi, Yera menatap tajam ke arah darahnya.

Really Hate! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang