FORTY FOUR

4.8K 182 9
                                    

Jangan lupa meninggalkan jejak berupa vote atau komen!!

AUTHOR POV

Respon yang diberikan Kean saat sarapan pagi tadi membuat Yera merasa tertampar akan kenyataan, ia jadi tidak mood untuk memakan makanannya.

"Kamu cuma makan dikit loh, Ra! Makan nih roti!" bujuk Kyna yang berada di sebelahnya dan respon yang diberikan Yera tetap sama, yaitu menggeleng kepala tanda dirinya menolak.

Tok
Tok

Bunyi ketukan pintu membuat Kyna yang akan berbicara lagi pun jadi berhenti, ia mengalihkan pandangannya ke arah pintu kamar.

"Siapa?" tanyanya.

"Ini Bibi, Non!" jawab Bibi Jee membuat Kyna melirik sekilas ke arah Yera yang menatapnya dengan tatapan bertanya.

"Masuk aja, Bi! Gak dikunci kok!" teriak Kyna lagi karena mereka berada di dekat balkon.

Ceklek

"Simpan di sini aja, Bi!" pinta Kyna lagi yang diangguki Bibi Jee.

"Ini Non susunya, saya simpan di sini ya?" tanya Bibi Jee menatap Yera yang hanya diam dan sang empu merespon hanya dengan senyuman.

"Makasih ya, Bi!" ucap Kyna tersenyum begitu pun Bibi Jee, ia kemudian pamit ke bawah karena masih ada urusan dengan beberapa pekerja baru.

"Ya udah, kamu langsung minum susu aja! Kakak tinggal nih ya? Gak papa 'kan? Soalnya Kakak mau siap-siap ke rumah teman lama Kakak," jelas Kyna yang sebenarnya tidak tega meninggalkan Yera sendiri, tapi mau bagaimana lagi. Temannya yang dulu tinggal di sebelah rumah Oma dan Opa nya semasa kecilnya meminta untuk bertemu.

"Iya, Kak! Gak papa kok," Yera tersenyum ke arah Kyna, ia tau Kakaknya itu sedang menghawatirkan dirinya.

"Oke deh! Kakak siap-siap dulu, kalau ada apa-apa chat aja Kakak! Oke?" pinta Kyna yang diangguki Yera dengan tangan berbentuk ok.

#####

Yera sedang menyisir rambut Zean, ia baru saja memandikannya.

"Zean udah ganteng, main sana sama Ola!" ucap Yera selesai merapikan penampilan Zean.

"Gak mau, Bunda! Nanti baju nya kotol!" tolak Zean dengan gelengan kepala.

Yera yang mendengarnya mengangguk, "Tapi, main itu gak harus di luar Zean," ucapnya lagi dan hal itu membuat Zean sedikit berpikir.

"Iya juga, ya Bunda!" pekiknya kemudian membuat Yera tertawa.

"Ya udah, sana main! Mama mau tidur dulu, Mama ngantuk. Semalam Mama tidurnya tengah malam," ucap Yera yang sedari tadi menguap dan Zean langsung pergi keluar dari kamarnya.

Yera yang akan berbaring di kasur kecil Zean pun tidak jadi, ia menatap lego pemberian Dylan saat ulang tahun Zean dua bulan yang lalu.

Flashback on

Waktu itu, saat di taman kantor Yera.

Dylan meminta Yera untuk berjalan-jalan bersama setelah jam kantor selesai, tetapi Yera menolak. Ia tidak mau terlalu dekat dengan Dylan, ia juga tidak mau Zean terlalu mengenal lebih dalam tentangnya.

Disatu sisi, ia kasihan dengan Dylan. Hampir lima tahun, ia tidak pernah tau tentang kebenaran dari cerita yang dirinya buat.

Tapi, mau bagaimana lagi. Salahkan sikap Dylan yang terlalu mementingkan dirinya sendiri.

Akhirnya, setelah bujukan dan rayuan Zean. Yera mau pergi bertiga bersama Dylan.

Really Hate! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang