THIRTY NINE

4.6K 202 10
                                    

Jangan lupa meninggalkan jejak berupa vote atau komen!!

AUTHOR POV

"Mama kok teriak-teriak sih?" Dylan menatap Lesya heran lantaran terus memanggil Vian yang sibuk mengemasi barang mereka di kamar tamu.

"Ck! Mama lupa bilang! Itu kita kembali ke Indonesia, Tante Nindy masuk rumah sakit!" ucap Lesya yang berhenti memerintah suaminya.

"Loh, kok bisa?" Dylan menatap Lesya yang menghendikkan bahunya.

"Mana Mama tau, Dylan! Makanya mau ke Indonesia, Om kamu kemarin gak bilang kenapa Kakak Mama itu bisa masuk rumah sakit!" decaknya membuat Dylan mengangguk.

"Malah ngangguk lagi! Sana kamu siap-siap! Kita berangkat pake jet kamu!" Lesya berujar sambil melangkah mendekat ke arah Vian.

"Lah, pake jet gue! Tapi, baru bilang mau pergi!" gerutu Dylan sambil berjalan ke arah tangga, ia jadi tidak berselera dengan sarapannya.

"Buruan, Dylan! Kamu kira bentar doang ke sana!" teriak Lesya melihat Dylan yang berjalan ogah-ogahan ke arah tangga.

"Iya, Ma! Iya!" teriak Dylan kesal.

#####

Kean sedang menunggu Damian di kantornya, ia belum pulang. Padahal jam kantor sudah selesai dari beberapa jam yang lalu, bahkan ini sudah pukul 10 malam.

Ceklek

"Lama lo!" kesalnya saat melihat Damian membuka pintu ruangannya.

"Sabar elah! Lo makin tua makin gak sabaran! Gue heran dua anak cewek lo itu betah gak sih sama lo!" gurau Damian yang kemudian duduk di hadapan Kean.

"Nih!" sodorkan melihat Kean yang hanya diam dengan wajah datarnya.

"Gak ada berubahnya!" gumam Damian lagi melihat Kean langsung membuka dokumen itu.

"Dia di rumah sakit?" tanya Kean yang selesai melihat isinya, terdapat foto dan beberapa kalimat saja di dalam selembar dokumen itu.

"Hmm, dari suruhan gue sih. Dia overdosis gitu, gegara banyak konsumsi obat penenang!" ucap Damian membuat Kean tersenyum miring.

"Emang dia kenapa?" tanyanya yang sudah bisa menebak jika Nindy memiliki gangguan jiwa. Ia hanya ingin memperjelas, siapa tau ada penyakit lainnya.

"Gangguan jiwa, tapi udah ke tahap gila gitu!" Kean menampilkan smirk nya.

"Siapkan tiket ke Indonesia! Besok pagi pukul enam kita akan berangkat!" final Kean yang kemudian berdiri dari kursinya, ia bersiap-siap akan pulang.

"Eh! Lo jangan main pergi-pergi aja! Lo aja belum bilang ama anak lo! Terutama Yera, apa yang bakalan dia bilang kalo lo pergi nemuin mereka? Hah?! Bahkan gue mau manja-manjaan sama bini gue! Undur aja lah, Yan!" Kean berdecak mendengar kalimat terakhir Damian.

"Dam! Itu urusan gue! Lagian, lo aja gak nemu alamat dia 'kan? Suruhan lo aja nemu Nindy waktu dia dibawa ke rumah sakit karena kecelakaan, itu artinya kesempatan untuk kita bisa ketemu sama dia itu cuma di rumah sakit!" ujar Kean membuat Damian menghela napas.

Memang benar, orang suruhan Damian kecelakaan saat melakukan tugasnya. Ia pergi ke mansion Nindy yang diberikan kepada keluarga Joshua, sopir truk yang meninggal. Tetapi, di sana sudah tidak ada mansion.

Di sana hanya ada hotel berbintang, mungkin karena mansion itu tidak berpenghuni membuat orang menghancurkannya lalu menjadikan lahannya dan rumah masyarakat sekitar untuk di jadikan hotel berbintang.

Dan ternyata mansion itu masih atas nama Nindy, ia memang memberikan tanda kepemilikan palsu pada Joshua. Itulah yang membuat keluarga Joshua semakin terpuruk, bahkan Joshua saat sakit-sakitan pun hanya didiamkan di rumah lantaran tidak memilik barang berharga yang bisa dijual untuk kesembuhannya.

Victor, orang suruhan Damian kecelakaan karena tidak sengaja menabrak pohon. Ia menghindari anak kecil membuatnya hilang kendali. Untung saja ia hanya luka-luka kecil.

Victor kemudian dibawa ke rumah sakit terdekat, rumah sakit yang di sana ada Nindy. Saat sampai di sana, ia melihat Nindy yang sedang dibawa di atas brankar.

"Ada data rumah sakit, Victor tinggal minta sama resepsionis," ucap Damian yang dihadiahi gelengan.

"Gak! Resepsionis gak akan percaya! Apalagi rumah sakit permata indah itu keamannya dijaga! Mereka gak akan percaya gitu aja sama Victor! Apalagi muka dia yang ke bule-bulean! Orang bakalan kira dia teroris lagi!" tekannya membuat Damian mengangguk.

Beginilah Kean, selain tidak suka di bohongin. Ia sangat keras kepala.

#####

Kean berjalan mengendap-endap ke arah dapur, ia mendengar seseorang di sana. Entah siapa itu, padahal jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.

Itu tidak mungkin Kyna yang sedang lapar di tengah malam, karena Kyna akan membangunkan Daren dan memakan makan malamnya di ruang keluarga sembari menonton film.

"Kyna!" panggilnya setelah sampai di dapur dengan keadaan gelap.

Klik

Ia menyalakan lampu lantaran tidak ada sahutan, tetapi ada seseorang yang sedang membuka sesuatu di atas meja makan seraya melihat ke arah Kean.

"Astaga! Yera!!" kaget Kean melihat Yera yang memakan beberapa coklat dicampur alpukat. Kean yang melihatnya jadi merinding, ia jadi susah menelan salivanya. Ia membayangkan bagaimana rasa kedua makanan itu bersatu.

Yera cengengesan melihat Kean yang melotot ke arahnya.

"Kenapa kamu ada di dapur jam segini? Kamu gak bisa tidur? Terus kenapa kamu memakan coklat dicampuri alpukat di atasnya malam hari?" cerocosnya yang kemudian duduk di hadapan Yera seraya menuangkan segelas air putih pada gelas kosong di sebelahnya.

"Engh... Yera cuma mau nyoba aja, Pa!" ucapnya menunduk, ia bingung mengutarakannya pada Kean. Ia refleks melakukannya, ia sudah tidur pukul 9 tadi. Tapi, beberapa menit yang lalu dia tiba-tiba terbangun ingin memakan coklat batang yang dicampuri alpukat di atasnya.

"Kamu ini ada-ada aja! Mana kamu makan lagi itu coklatnya Ola! Bisa marah dia!" ujar Kean lagi melihat Yera sudah menghabiskan 4 bungkus coklat batang.

"Sudah sana kamu tidur! Udah malam! Gak baik makan coklat malam-malam!" Yera cemberut mendengar penuturan Kean, apalagi saat melihat Kean mengambil beberapa coklat yang masih utuh. Lalu, ia kembalikan ke lemari dapur.

"Udah sana tidur!" titah Kean melihat Yera yang hanya diam dengan bibir yang dikerucutkan.

"Besok, Papa beliin! Udah malam Yera! Gak baik makan coklat malam-malam! Itu juga punya Ola loh!" ujarnya lagi membuat Yera menghembuskan  napasnya.

Ia mengangguk, lalu pergi meninggalkan Kean yang menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Yera yang kekanakan.

#####

Jangan lupa vote!!

Really Hate! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang