TWENTY FOUR

7.6K 296 5
                                    

Jangan lupa meninggalkan jejak berupa vote atau komen!!

AUTHOR POV

"Permisi!" ucap Dylan dengan wajah datarnya pada resepsionis kantor Yera.

"Ya? Eh, Pak Kanza. Ada apa, Pak? Mau bertemu Bu Lova, ya Pak? Atau ada keperluan lain?" tanya Jessi beruntun membuat Dylan sedikit kesal.

"Dua-duanya," jawab Dylan cepat membuat Jessi sedikit berpikir, ia mengingat-ingat apa saja yang tadi diucapkannya.

"Oh, bapak ada keperluan lain dengan Bu Lova?" tanyanya dengan senyuman dan Dylan langsung mengangguk.

"Tapi, maaf, Pak! Bu Lova tidak ke kantor," ucap Jessi melihat Dylan mengerutkan keningnya.

"Kenapa?"

Ni orang singkat banget ngomongnya, kalau bukan bos udah gue omelin. Pikir Jessi.

"Pak Aland tadi hanya menyampaikan, jika Bu Lova tidak akan ke kantor untuk hari ini. Beliau hanya mengatakan jika yang ingin bertemu dengan Ibu Lova besok saja saat Ibu sudah di kantor," jelasnya dengan senyum yang sedikit dipaksa.

"Oh," jawab Dylan santai, "Saya pacaranya, saya akan ke rumahnya. Kalau boleh tau di mana alamatnya?" lanjutnya.

Pacarnya kok gak tau di mana rumah ceweknya, pikir Jessi menatap Dylan ragu.

"Saya lupa, maklum lama tidak bertemu. Lagi pula, kami kalau bertemu selalu di apartemen," ucap Dylan cepat ketika melihat Jessi hanya diam sambil menatapnya menyelidik.

"Baiklah, Pak! Tunggu sebentar, Pak!" ujarnya dan Dylan hanya mengangguk.

Jessi segera mencatat alamat mansion Yera di selembar kertas yang sudah dirobeknya.

"Ini, Pak," ucapnya tersenyum sambil memberikan kertas itu kepada Dylan yang langsung mengambilnya.

"Terima kasih."

#####

"Bener gak sih?" tanya Dylan sambil melirik alamat rumah dan nomor rumah Yera.

Saat ini, pria itu tepat berada di depan mansionnya Yera. Ia terus memperhatikan sekitarnya.

"Bener kok," ucapnya yang kemudian turun dari mobil.

"Pak!" panggil Dylan pada satpam yang menjaga mansion Yera.

"Eh iya, Tuan?" ucap Pak Geo yang sedikit berlari ke arahnya.

"Apa bener ini rumah Bu Yera?" tanyanya membuat Pak Geo mengerutkan keningnya.

Oke, Dylan paham. Mungkin, orang-orang mengenal Yera dengan sebutan Lova.

"Bu Lova, CEO Alej Company," ucapnya memperjelas membuat Pak Geo mengangguk paham.

"Nyonya Lova ada di dalam, Tuan. Dia sedang sakit, kalau boleh tau. Ada keperluan apa, Tuan kemari?" tanyanya sopan membuat Dylan memutar bola matanya.

"Saya pacarnya, saya ingin bertemu dengannya. Boleh 'kan?" ujar Dylan sambil menaikkan satu alisnya.

"Sebentar, Tuan! Saya tanyakan."

Perkataan Pak Geo dibalas anggukan Dylan, ia kemudian mengambil telepon yang ada di posnya.

Beberapa menit kemudian, pria paruh baya itu kembali ke hadapan Dylan.

Really Hate! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang