16. A SACRED CONFESSION

292 14 0
                                    

KIM RAE

Alea dan kedua sahabatnya sudah kembali ke kamar mereka.
Aku masih merindukanmu Alea.
Aku masih ingin berada di dekatmu.

Ku hubungi ponsel Alea beberapa kali tapi dia tidak menjawabnya.
Aku mengirim pesan kepada Putri, memintanya mengatakan pada Alea untuk datang ke kamarku.
Tapi sudah 15 menit berlalu dan Alea belum juga datang ke kamarku.

Ku hubungi kembai ponsel Alea tapi dia tetap tidak menjawabnya.
Regina dan Putri pun tidak menjawab panggilan telponku.

Aku keluar kamarku dan kemudian memencet bel pintu kamar di sebelah pintu kamarku.
Putri yang membukakan pintu untuk ku.

Ku lihat Alea memejamkan mata di atas ranjang.
Tapi aku tahu dia hanya pura-pura tidur.

"Alea, jangan pura-pura tidur, aku tahu kau belum tidur," kataku pada Alea.

Alea tetap diam.

"Kau mau bangun dan berjalan sendiri atau aku harus menggendongmu."

Alea tetap menutup matanya rapat.

"Baiklah, kalau kau memang ingin ku gendong," aku menyingkap selimut Alea.

"Oppa," teriak Alea.

"Bangun," perintahku.

"Andwe," jawab nya.

Aku memposisikan diriku untuk mengangkat tubuh Alea.

"Stop, stop. Aku jalan sendiri," kata Alea pada akhirnya.

"Bagus."

Alea bangkit dari ranjang dengan cemberut.

"Regina, Putri,
Aku pinjam sebentar sahabatmu ini."

Alea masuk ke dalam kamarku dengan raut muka cemberut.
Aku menahan senyum melihat wajah cemberutnya yang lucu itu.

Alea menghempaskan dirinya di sofa yang ada di kamarku.
Aku mengambil 2 botol kopi instan di lemari es lalu ku serahkan salah satunya kepada Alea, setelah sebelumnya ku bukakan tutupnya.
Kemudian aku duduk di sebelah Alea.

"Apa kau marah?" tanyaku pada Alea.

"Iya, aku marah," jawabnya sambil melebarkan mata.

"Aku tahu kau tidak suka aku berada disini, tapi ..."

"Bukan, bukan aku tidak suka kau berada di sini.
Aku suka, hanya saja aku mengkhawatirkanmu.
Mengapa kau bertindak begitu ceroboh?
Kau akan mendapatkan masalah besar, oppa."

"Aku cemburu, Alea.
Yang aku pikirkan hanya bahwa aku harus bertemu denganmu.
Aku tidak suka ada orang lain selain aku yang mengisi hari-harimu "

"Kau cemburu?
Kau cemburu pada siapa?"

"Gavra."

"Gavra?
Aku tidak ada hubungan apapun dengan Gavra."

"Tapi sepertinya Gavra menyukaimu."

"Jadi karena hal ini sikapmu berubah aneh.
Saat di Jakarta juga."

"Aku cemburu, Alea, aku sangat kesal."

"Mengapa kau berasumsi bahwa Gavra menyukaiku?"

"Dia mengunggah fotomu beberapakali di instagram dengan caption yang membuat hatiku terbakar."

"Bagaimana dengan komentar para fansmu yang jauh lebih dramatis dibandingkan dengan caption Gavra.
Fansmu mengunggah fotomu ribuan kali.
Bahkan menyebutmu sebagai kekasih atau suaminya."

"Mereka hanya sekedar fansku."

"Itu maksudku.
Anggaplah bahwa Gavra itu adalah fansku."

"Tentu saja itu hal yang sangat berbeda."

ASSALAM'MUALAIKUM MY S(e)OUL. WA'ALAIKUMSALAM, SARANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang