42. WARM GIFT ON THE FIRST SNOW

238 6 0
                                    

KIM RAE

Beberapa hari ini adalah hari yang berat untukku.
Sejak aku tertangkap kamera saat menggandeng tangan Alea,
Alea jadi sangat berhati-hati dan menjaga jarak denganku saat berada di luar gedung BS dan itu sangat menyiksaku.
Aku tidak suka dengan kondisi seperti ini.

"Kau tidak pulang, Rae?" tanya Joon hyung padaku.

"Tidak, hyung, hari ini aku lembur bersama Kangnim."

"Baiklah, aku dan member lainnya mau pulang sekarang."

"Ya, hyung, berhati-hatilah."

Semua member L-Boys telah kembali ke dorm, Alea juga sudah pulang sejak pukul 5 sore tadi dan sekarang aku tidak bisa mengantar Alea pulang ke apartemennya karena paparazi terkadang masih berkeliaran di sekitarku.
Kasihan Alea, dia harus berjalan kaki saat berangkat dan pulang kerja.
Memang tidak jauh jarak apartemennya dengan gedung BS, tapi tetap saja aku merasa tidak tega membiarkannya berjalan.

Aku kembali mengerjakan pekerjaanku.
Tapi entah mengapa aku berkali-kali menguap dan merasa sangat mengantuk,
Padahal sekarang baru jam 9 malam.

Mungkin lebih baik aku tidur sebentar.
Belakangan ini aku memang kurang tidur, aku hanya tidur 3-4 jam saja dalam sehari.
Aku merebahkan tubuhku di sofa panjang yang ada di dalam studioku dan mulai memejamkan mata.

"Oppa, oppa, Ny, bangun dong," aku mendengar suara Alea dan aku merasakan seseorang menepuk-nepuk pipiku pelan.

Aku mulai membuka mataku.
Ahhh, silau, ku kerjap-kerjapkan mataku untuk membiasakan penglihatanku pada cahaya terang.

Setelah mataku terbiasa dengan cahaya, aku mendapati Alea berada di hadapanku, menatapku sambil tersenyum.

"By, sedang apa kau selarut ini berada di gedung BS, hem? Bukankah tadi kau sudah pulang, kenapa kau kembali lagi?
Apa ada yang tertinggal?"

"Emmm, hatiku yang tertinggal di sini.
aku merindukanmu, oppa."

"Tapi ini sudah malam, by, sekarang hampir pukul 11," ujarku sambil melirik jam yang melingkar di pergelangan tanganku.

"Apa kau tidak suka jika aku merindukanmu, oppa?"

"Tentu saja aku suka."

"Aku ingin jalan-jalan bersamamu."

"Jalan-jalan selarut ini?", tanya ku dan Alea menjawabnya dengan anggukan.

"Kau sendiri yang bilang tidak mau jalan berdua denganku untuk sementara waktu.
Katamu kau takut tertangkap kamera paparazi.
Katamu ..."

"Bagaimana jika untuk malam ini kita melanggar peraturan.
Biarkan saja jika kamera paparazi menangkap kita lagi," potong Alea.

"Ha?" tanyaku bingung.

"Ayolah, oppa, malam ini aku sangat ingin berjalan-jalan denganmu.
Mari kita ambil resiko untuk malam ini."

"Oke, Aku suka itu," kataku bersemangat sambil mulai mengenakan mantelku.

"Kau mau kita pergi kemana?" tanyaku ketika kami sudah berada di dalam mobil.

"Emmm ... ketepi sungai Han," jawab Alea.

"Siap nona, Alea."

Sesampainya di tepi sungai Han, kami berdua duduk di sebuah bangku yang ada disana.
Alea terus saja melingkarkan tangannya di lenganku.

Alea terus saja melingkarkan tangannya di lenganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ASSALAM'MUALAIKUM MY S(e)OUL. WA'ALAIKUMSALAM, SARANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang