Bumi dan Senja akhirnya mendapat giliran naik bianglala setelah mengantre. Mereka duduk bersebelahan. Saking antusiasnya, Senja sampai mengeluarkan kepala dan melihat ke bawah.
"Nanti jatuh, Senja."
Senja terkekeh. Senyum tak kunjung luntur, malah semakin lebar. "Demi apa gue udah lama banget gak naik ini!" pekiknya girang.
Bumi tersenyum hangat. Dia turut merasa senang karena Senja menyukai idenya mengajak pergi ke sini. Juga, dia akan berterima kasih pada Juna nanti.
Bianglala yang mereka naiki mulai bergerak. Senja berpegangan kencang sambil memejamkan mata. Lalu dia berteriak heboh dan bertepuk tangan.
"Senang?"
"Banget!"
Putaran pertama dilalui dengan kebisingan Senja karena berhasil melihat langit malam dari atas. Belum lagi dia sampai tertarik hendak pergi ke Bulan. Senja memang yang ada-ada saja.
"Senja," panggil Bumi.
"Hm?" sahutnya tanpa menoleh. Masih fokus melihat ke samping.
"Apa yang kamu pikirkan tentang bianglala?"
Pertanyaan Bumi berhasil membuat perhatian Senja beralih padanya. Diam beberapa saat sembari memikirkan jawaban. "Wahana yang biasa tapi punya arti luar biasa."
"Alasannya?"
"Setiap kali gue ke sini, itu pasti dengan orang yang gue suka. Dulu, Ayah selalu bawa gue setiap minggu. Tapi, sejak tamat SD dia kerjanya ke luar kota gue jarang naik ini lagi," jelas Senja.
"Jadi, maksudnya kamu suka sama saya?"
Senja mati kutu, terdiam seribu bahasa. Merutuki kebodohannya karena mengatakan suka. Namun, memang sebenarnya dia suka dengan Bumi.
Ada hal yang membuat Senja hanya tertarik padanya. Jarang sekali dia menemukan cowok sopan dan baik seperti Bumi ini. Apalagi dia anak yang manis dan hangat.
"Eng-gak gitu ... ya, bukan suka semacam cinta cowok ke cewek tapi lebih ke hubungan teman ...."
Senja lagi-lagi memalingkan wajah. Entah sudah kali ke berapa dia melakukannya. Karena gemas, Bumi berniat berbisik di telinganya sampai dia kaget.
Namun, yang terjadi malah hal yang tak pernah diduga oleh siapa pun.
Saat Bumi mendekat ke wajah Senja, di saat yang bersamaan Senja menoleh hingga ujung hidung mereka berdua bersentuhan.
Mereka sama-sama terdiam. Mematung sambil terus memandangi satu sama lain tanpa berkedip.
Di jarak yang sedekat ini, Bumi meraih tangan Senja dan menempelkannya ke dadanya. "Kalau jantung saya berdegup sekencang ini, tandanya saya suka kamu?"
Senja masih terdiam. Belum bisa mencerna apa yang sedang terjadi saat ini.
"Saya gak mau kamu suka ke saya duluan."
Bumi menjauhkan tangan Senja dari dadanya, dia genggam dengan lembut lalu mengecup punggung tangan halus tersebut. "Mungkin ini terlalu cepat. Tapi, kalau kamu juga suka saya apa kamu mau jadi pacar saya?"
Bulir bening spontan mengalir membasahi pipi Senja. Semua perlakuan manis Bumi malam ini benar-benar mengobrak-abrik perasaannya.
Sejurus kemudian Senja mengangguk kecil. Jawaban yang dia berikan tanpa berpikir panjang. Namun, dia yakin bahwa Bumi adalah orang yang tulus.
Dalam artian, dia akan percaya pada Bumi sampai waktunya berakhir.
Sleeping baby🥺🐻
KAMU SEDANG MEMBACA
Film Out | Choi Beomgyu✓
Fanfiction❝Bumi dan Senja adalah kolaborasi alam semesta yang paling indah.❞ ©Puputt_09 2021